Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyabdakan tentang lamanya Dajjal keluar dan memberikan pengaruhnya kepada dunia di akhir zaman setelah beliau wafat, yakni selama 40 hari. Sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti seminggu, dan sisa-sisa harinya sama dengan hari-hari kita sebagai manusia di atas muka bumi. Selama 40 hari itu Dajjal akan mendatangi seluruh tempat di bumi ini kecuali dua kota yang disucikan, yakni Mekah dan Madinah.
      Secara umum, analisis tentang hadits di atas berarti selama 40 hari, Sang Penipu, Dajjal, akan mendatangi seluruh tempat di bumi ini dan memberikan 'pengaruh'nya. 'Pengaruh' ini sudah seharusnya bisa diidentifikasi oleh setiap mukmin, karena hanya seorang mukmin yang bisa mengenali dan membaca huruf 'ka-fa-ro' diantara kedua mata Dajjal. 'Pengaruh' ini berarti perubahan ke arah yang lebih buruk pada tataran ideologi, moral, hingga budaya.
      Kerusakan moral yang hampir seragam di seluruh tempat di dunia, kerusakan ideologi dengan pola yang sama yang hampir terjadi di seluruh dunia, hingga rusaknya budaya di seluruh dunia digantikan dengan kebudayaan yang lebih dekat kepada setan, yang juga terjadi di hampir seluruh tempat di dunia. Hal-hal tersebut menjadi indikator-indikator serius terhadap kehadiran Dajjal, dikarenakan keseragaman kerusakan yang terjadi.
      Kebudayaan barat seolah-olah menjadi cahaya palsu yang memberikan sinar kegelapan, bukan sinar yang terang benderang, melalui ideologi dan teknologi yang lama kelamaan akan merubah kebudayaan sebuah bangsa itu sendiri. Moralitas yang semakin rendah layaknya binatang, ideologi komunisme, demokrasi, apapun itu yang akhirnya mengarah kepada ateisme karena ditinggalkannya agama di sudut kecil bernama 'tempat ibadah'. Lalu tentu saja, lama-kelamaan akan mengubah budaya yang ada, membesarkan yang buruk dan mengecilkan yang baik sehingga yang semakin nampak adalah budaya-budaya korupsi, kemaksiatan, kegilaan, hingga berbagai macam pemenuhan nafsu duniawi dengan cara yang seolah-olah terlihat 'biasa' akhirnya di mata orang-orang. Generasi penerus tidak lagi melihat dan mengenali bentuk-bentuk penyimpangan ini karena saking terbiasanya hal-hal itu ditonton oleh mata kepalanya masing-masing.
      Hal yang paling bisa diidentifikasi sebagai bagian dari kalimat 'ka-fa-ro' diantara kedua matanya (di dahinya) yakni adalah sekulerisme. Penyingkiran secara paksa iman dan ketaqwaan di sudut yang dinamakan 'rumah ibadah' inilah yang menjadi sebuah masalah besar, yang sayangnya tidak bisa dilihat secara kritis oleh kebanyakan generasi-generasi Muslim masa kini. Politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan kini bukan lagi urusan agama, itu adalah urusan manusia itu sendiri. Ya, sendiri, dengan mengkotakkan Tuhan dan menempatkannya hanya di Masjid-masjid. Mengikuti apa yang sudah terjadi sebelumnya di Eropa dimana agama hanya ada di Gereja-gereja saja.
Sehari Seperti Setahun
Dalam kitab suci terdahulu, dituliskan tentang kisah Nabi Daniel yang melihat visi tentang 'beast of the earth' atau binatang buas yang berasal dari bumi ini. Binatang buas ini diidentifikasikan dengan kode angka 666, angka yang menyimbolkan Sang Messiah palsu. Visi itu sendiri kemudian dituangkan ke dalam sebuah logo atau lambang Kerajaan sebuah Negara adidaya yang berhasil menaklukkan seperempat dari seluruh dunia ini. Royal Coat of Arms of the United Kingdom merupakan lambang Kerajaan Britania Raya yang di puncaknya, Imperium ini mengkolonialiasi 94 teritori di seluruh dunia. Sebagiannya bisa merdeka namun sebagiannya lagi tetap menjadi negara jajahan yang kini diberi istilah halus, yakni persemakmuran.
Sekitar seribu tahun waktu berkuasanya Kerajaan Britania Raya ini, semenjak Kerajaan Inggris yang merupakan inti utamanya didirikan di tahun 900-an masehi. Satu tahun akhirat dijelaskan setara dengan 1000 tahun di dunia, begitu sabda Rasulullah SAW di salah satu hadits, menguatkan hipotesa mengenai hal ini.
Ada satu hal lagi yang cukup meyakinkan, yakni dimulainya era perang salib kurang lebih pertama satu setengah abad setelah Kerajaan Inggris didirikan. Entah mengapa, mata Sang Penipu tidak bisa lepas dari tanah yang dijanjikan kepada Bani Israel itu. Padahal sebelumnya Islam dan Kristen hidup rukun-rukun saja di bawah kekuasaan Kekhalifahan Islam.
Penaklukan Palestina untuk pertama kali setelah perang salib juga menjadi cikal bakal Kerajaan yang bersifat sekuler yang kala itu dipimpin oleh Raja Baldwin. Bentuk kerajaan yang disokong penuh oleh Knight Templar, yang menyimpang jauh dari ajaran agama Nasrani kala itu.