Dalam terapi sel punca, prosedur yang umum dilakukan adalah mengambil sel punca dari sumsum tulang atau darah tali pusat bayi yang baru lahir. Setelah itu, sel punca diproses dan kemudian diberikan ke dalam tubuh melalui infus intravena. Sel punca akan berpindah ke sumsum tulang, di mana mereka mulai tumbuh dan berkembang menjadi sel-sel darah sehat yang baru.
Terapi Sel Punca untuk Penyembuhan HIV
Dalam perjalanan mencari obat HIV yang efektif, terapi sel punca menjadi satu dari sekian banyak pilihan yang menjanjikan. Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV secara total, beberapa kasus unik telah memberikan harapan baru bagi para penderita HIV yang telah mendapatkan terapi sel punca.
Salah satu kasus terkenal adalah "Pasien Jenewa," seorang pria berusia 50-an tahun di Swiss. Pria ini telah didiagnosis mengidap HIV sejak 1990 dan menjalani pengobatan antiretroviral untuk mengendalikan virus tersebut. Namun, pada tahun 2018, hidupnya berubah drastis ketika dia mengalami dua tantangan medis sekaligus: kanker leukemia yang sangat agresif dan ganas, serta infeksi HIV yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun.
Untuk mengatasi kanker leukemia, Pasien Jenewa menjalani transplantasi sel punca, di mana sel punca dari sumsum tulangnya digantikan dengan sel punca sehat dari seorang donor. Namun, apa yang membuat kasusnya menjadi unik adalah donor tersebut tidak memiliki mutasi gen langka CCR5, yang dapat menghalangi HIV memasuki sistem kekebalan tubuh.
Setelah menjalani transplantasi sel punca, Pasien Jenewa mengalami 'sembuh' dari HIV dengan virus yang tidak terdeteksi setelah dia berhenti mengonsumsi obat antiretroviral. Meskipun hal ini merupakan hal yang luar biasa dan menggembirakan, para peneliti dan ahli medis tetap berhati-hati dan belum sepenuhnya yakin apakah HIV benar-benar tidak akan kembali pada pasien ini.
Terkait terapi sel punca untuk penyembuhan HIV, Asier Saez-Cirion, seorang ilmuwan di Institut Pasteur Prancis, menyatakan, "Jika masih belum ada tanda-tanda virus setelah 12 bulan, kemungkinan virus itu tidak terdeteksi di masa mendatang akan meningkat secara signifikan."
Bukan hanya Pasien Jenewa, ada pula dua kasus di Boston di mana penerima transplantasi sel punca tanpa gen CCR5 mengalami kembalinya virus HIV beberapa bulan setelah mereka berhenti mengonsumsi obat antiretroviral. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terapi sel punca menawarkan harapan, risiko kembalinya HIV tetap ada dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Dalam mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang kesembuhan HIV melalui terapi sel punca, para peneliti juga mengusulkan dua kemungkinan mekanisme yang mungkin berperan. Pertama, transplantasi sel punca mungkin menghilangkan semua sel yang terinfeksi HIV tanpa memerlukan mutasi gen CCR5. Kedua, pengobatan imunosupresif yang diperlukan setelah transplantasi mungkin berperan dalam menjaga HIV tetap tidak terdeteksi.
Manfaat dan Potensi Masa Depan Terapi Sel Punca untuk HIV
Meskipun masih dalam tahap awal penelitian, terapi sel punca menawarkan potensi besar dalam mengatasi HIV yang selama ini dianggap tidak memiliki obat yang menyembuhkan. Beberapa manfaat dan potensi masa depan terapi sel punca untuk HIV adalah sebagai berikut: