Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Haunebu dan UFO, antara Mitos dan Kenyataan

21 Juli 2023   14:28 Diperbarui: 21 Juli 2023   14:34 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi Rahasia Perang Dunia II: Haunebu dan Pencarian Vimana

cerita ini berlatar belakang perang dunia kedua, Hitler yang kala itu sangat getol mengembangkan teknologi-teknologi canggih untuk memenangkan perang, terus berinovasi dan mencari informasi tentang berbagai peralatan tempur yang bisa memenangkan Jerman saat itu.

Salah satu secret society NAZI yang bersimbolkan black sun (matahari hitam) memberi kisikan kepada hitler kala itu, bahwa ada teknologi luar biasa dari masa lalu yang bisa membantunya memenangkan perang.

Alhasil, Hitler yang kala itu benar-benar ingin berjaya di Perang Dunia kedua mencoba mencari informasi berdasarkan kisikan tersebut. Begini bunyi informasinya, "Di India ada 4 resi istimewa yang membawa manuskrip rahasia tentang senjata perang yang dipakai di zaman Baratayudha, jika kau bisa menyatukan keempatnya maka kau akan mendapatkan senjata luar biasa." Vimana sendiri adalah senjata perang yang juga digunakan oleh Arjuna, dapat terbang dengan kecepatan luar biasa dan membawa senjata kematian.

Secara ringkas pasukan NAZI berhasil menemukan keempat manuskrip tersebut dan dimulailah proyek untuk menghidupkan kembali senjata perang dengan nama kuno Vimana ini (berdasarkan Veda). Proyek ini bernama Haunebu, mencoba menghidupkan kembali teknologi yang terlupakan dari masa lalu. Dalam penjabaran di Kitab Veda, bentuk senjata ini macam-macam, namun demikian NAZI mencoba membuat bentuk dasarnya, yakni piring terbang. 

Proyek Haunebu sendiri akhirnya harus terhenti di tahapan keempat (Haunebu IV) karena Jerman sudah keburu kalah perang. Amerika Serikat sudah lebih dahulu menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki serta pasukan sekutu berhasil menduduki Jerman pada akhirnya.

Teknologi ini kabarnya kemudian dilarikan ke sebuah tempat rahasia di Kutub Selatan. Amerika Serikat pada bulan Januari 1947 mengorganisir sebuah operasi besar-besaran dengan kode High Jump untuk merebut teknologi ini. Beberapa bulan setelahnya, berita mengenai UFO yang jatuh di Roswell, New Mexico, menyebar melalui media Amerika Serikat. Jika kita menganggap bahwa UFO-nya adalah pesawat antariksa Jerman, Haunebu, maka keseluruhan cerita mengenai jatuhnya UFO di Roswell menjadi masuk akal. Terlebih lagi, pangkalan militer di Roswell adalah satu-satunya pangkalan yang dapat menampung pesawat pembom besar yang cocok untuk mengangkut senjata nuklir dan proyek-proyek rahasia lainnya.

Nah, permasalahannya bukan di situ. Mengapa kemudian banyak terekspos berita mengenai penampakan UFO setelah Perang Dunia kedua? Andaikan kita meneruskan cerita di atas tentu lebih logis apabila seseorang yang normal mengidentifikasi UFO sebagai sebuah senjata perang dari salah satu negara-negara di dunia, begitu harusnya normalnya. Mengapa harus ada istilah Unidentified Flying Object?

False Flag atau Operasi Bendera Palsu

Peristiwa 11 September 2001 bisa jadi sebuah pertimbangan sekaligus jawaban, mengapa media massa khususnya Amerika Serikat selalu membahas UFO, bukan senjata perang milik negara lainnya. Peristiwa runtuhnya menara kembar disinyalir merupakan False Flag atau operasi yang dilakukan untuk membuat pihak lain bersalah, padahal ia bukanlah pelaku sebenarnya. Sudah banyak analisis yang menyatakan bahwa runtuhnya dua menara simbol perekonomian Amerika Serikat itu disebabkan oleh bahan peledak yang dipasang di bagian dalam gedungnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun