Penyu telah menghuni lautan kita selama jutaan tahun, bahkan diperkirakan penyu sudah berenang di lautan sejak 110 juta tahun yang lalu. Wow, betapa luar biasa hewan ini!
Dalam perayaan Hari Penyu yang diperingati setiap tanggal 23 Mei dan 16 juni ada sejumlah alasan mengapa kita seharusnya memberikan perhatian yang lebih kepada penyu. Pertama-tama tanggal ini dipilih untuk menghormati Dr. Archie Carr, seorang tokoh yang dikenal sebagai "bapak biologi penyu". Dr. Carr, dengan dedikasinya yang luar biasa, mengabdikan seluruh karirnya untuk penelitian dan konservasi penyu. Itulah mengapa perayaan ini menjadi momen penting bagi kita untuk mengapresiasi upaya luar biasa yang dilakukan untuk melindungi makhluk-makhluk laut yang rapuh ini.
Ada tujuh jenis penyu di seluruh dunia, dan enam dari jenis itu berada di perairan Indonesia yang indah. Dalam air biru yang luas, penyu belimbing, penyu tempayan, penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang, dan penyu pipih menari-nari dengan anggunnya. Keberagaman spesies ini adalah harta karun alam yang tak ternilai bagi negara kita. Namun, keberadaan mereka yang terancam punah menjadi keprihatinan serius.
Penyu-penyu ini hidup di laut, tempat mereka menavigasi samudera luas dan bertahan dalam perjalanan yang berliku. Namun, menghadapi tantangan yang semakin besar di era modern ini, nasib penyu menjadi semakin rentan. Perburuan ilegal, perusakan habitat, dan polusi laut adalah ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka. Kita tidak boleh menutup mata terhadap fakta bahwa penyu-penyu ini membutuhkan perlindungan kita.
Data penyu di Indonesia memberikan gambaran yang mengkhawatirkan tentang keberadaan mereka. Indonesia memiliki kekayaan penyu yang luar biasa, dengan enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia dapat ditemukan di perairan Indonesia. Namun, populasi penyu di Indonesia terus mengalami penurunan drastis akibat berbagai ancaman.
Menurut Laporan Status Konservasi Penyu di Indonesia tahun 2021 yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, semua jenis penyu yang ada di Indonesia saat ini masuk dalam kategori "terancam" atau "rentan" dalam Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature). Hal ini menunjukkan bahwa penyu di Indonesia menghadapi risiko yang tinggi terhadap kepunahan.
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), yang merupakan jenis penyu terbesar di dunia, termasuk dalam kategori "terancam punah kritis" di Indonesia. Populasi penyu belimbing mengalami penurunan yang signifikan akibat perburuan ilegal, hilangnya habitat pesisir, dan insiden penangkapan yang tidak disengaja dalam industri perikanan.
Penyu hijau (Chelonia mydas) juga menghadapi tekanan serius. Meskipun penyu hijau dilindungi di Indonesia, perdagangan ilegal terus berlanjut dan merusak populasi mereka. Selain itu, perusakan habitat pesisir dan perubahan iklim juga menjadi ancaman yang signifikan bagi penyu hijau.
Penyu tempayan (Caretta caretta), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu pipih (Natator depressa) juga menghadapi risiko tinggi kepunahan. Perburuan ilegal untuk diperdagangkan sebagai bahan makanan, kerajinan, dan obat tradisional masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia.
Namun, tidak semua berita buruk. Upaya konservasi penyu di Indonesia telah dilakukan dan memberikan hasil positif. Beberapa wilayah di Indonesia telah didesignasikan sebagai Taman Nasional Penyu, yang bertujuan untuk melindungi habitat penyu dan mempromosikan kesadaran publik tentang pentingnya pelestarian penyu.