Design "kebahagiaan"
Design "kenikmatan"
Manusia secara umumnya adalah makhluk biologis, yang hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan . Khalayak, makan, minum, seksualitas dan lain sebagainya.
Kita bisa kembali lagi mengulas sejarah peradaban manusia.
Peradaban yang maju tentuya harus melalui serangkaian masa dan peristiwa yang bisa di ambil "hikmah" nya.
"Pencatatan sejarah dimulai sejak aksara dan sistem tulisan diciptakan, tetapi asal mula peradaban bertolak dari periode sebelum penciptaan tulisan, atau zaman prasejarah. Prasejarah dimulai dari Paleolitikum (zaman batu tua), diikuti dengan neolitikum "zaman batu muda" dan revolusi pertanian "antara 8K - 5K SM" di kawasan Hilal subur." (Wikipedia.org)
Sedikit gambaran mengenai kehidupan manusia di zaman batu tua , dimana peradaban di masa ini manusia sebagai makhluk terendah dalam rantai makanan.
Hanya makhluk hidup yang "buas" yang dapat bertahan. (Memburu atau diburu)
Kemudian manusia berbondong-bondong hidup berkelompok dan berdampingan (makhluk sosial "al-Nas) untuk bersatu menjadi lebih kuat dengan berburu hewan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan.
Akhirnya sampai lah di titik awal peradaban manusia, dimana manusia sudah mengetahui cara bercocok tanam dan bisa hidup memenuhi kebutuhan nya masing-masing. Transisi dari gaya hidup berburu ke pertanian dalam periode tersebut dikenal sebagai revolusi neolitik.
Perkembangan pertanian menghantarkan manusia pada pendirian kota-kota pertama dunia. Kawasan tersebut merupakan pusat perdagangan, pabrik, dan kekuatan politik yang hampir tidak menghasilkan pangan dengan sumber daya sendiri. Kota menciptakan simbiosis dengan desa disekelilingnya. Kota menerima produk pangan dari desa, dan sebagai gantinya kota menyediakan produk-produk serta perlindungan dan kendali militer yang berstrata (wikipedia.org)
Memenuhi kebutuhan acapkali  didefinisikan dengan sudut pandang dan cara yang berbeda-beda.
Perspektif "kenikmatan" seringkali bertolak belakang dengan "kebahagiaan" itu sendiri.
Seperti memenuhi kebutuhan seksualitas dengan cara "membeli". Sang pembeli akan merasakan "kenikmatan" dengan wanita ini yang dianggap sebagai "kebahagiaan".
Seperti hal nya korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat tinggi negara.
Mereka mendefinisikan uang/materi akan dapat menimbulkan "kebahagiaan"
(Lebih lengkapnya di tulisan "materialisme sebagai pembunuh ideologi")
Dan juga nepotisme yang dianggap sebagai kebahagiaan yang diartikan kebahagiaan akan didapatkan apabila segelintir orang yang disayang kebutuhannya terpenuhi tanpa memperdulikan masyarakat sekitar.
Memang banyak sekali perpektif yang bisa digunakan untuk memilah antara "kebahagiaan" dan "kenikmatan"
Perspektif yang sempit akan mempengaruhi manusia bertindak, yang seterusnya menjadi kebiasaan dan kemudian menjadi budaya dan tentunya akan berdampak terhadap kebudayaan itu sendiri.
Bertindak dengan "menggunakan" sudut pandang yang subjektif akan menciptakan suatu egosentrisme, pembenaran, dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.