Pelecehan Seksual & Intelektual

Pendidikan merupakan pondasi awal untuk membangun peradaban.
kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh masyarakat yang ada di dalam negara tersebut.
Cara berpikir yang dangkal akan melahirkan masyarakat yang konservatif.
Cara berfikir yang lurus dapat melahirkan masyarakat solid dan progresif.
Hal itu dapat dicerminkan dengan kebudayaan yang ada pada suatu negara  tersebut.

kompleksitas nya pendidikan bukan hanya mencetak manusia-manusia pintar yang punya wawasan luas, akan tetapi
Juga mencetak mentalitas dan spritualitas generasi penerus bangsa.

Disinilah peran vital seorang "pencetak" cendikiawan.
Dewasa ini "pencetak" cendikiawan harus mempunyai kesadaran sebagai pencetak generasi bangsa, bukan hanya sekedar memberikan tumpukan tugas kemudian di tinggal tidur.
Memberikan buku bacaan kemudian disuruh membaca dengan lantang di depan teman - teman kelas.
Hal ini penulis alami sendiri dari menduduki sekolah dasar sampai perguruan tinggi hal yang seperti ini masih saja kerap terjadi.

Yang lebih parahnya lagi banyak sekali kasus di tanah air tercinta ini "pencetak" cendikiawan ini "membunuh" mentalitas muridnya sendiri dengan melakukan pemerkosaan, pelecehan seksual dan banyak lagi kasus yang sampai ke meja hijau.

Sering juga dijumpai "pencetak" cendikiawan ini melecehkan intelektualitas muridnya dengan mengatakan bodoh, korslet, sengklek dan lain sebagainya.
Hal ini tentunya sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri murid tersebut kemudian berdampak kepada kepribadian murid itu sendiri.

Bukankah hal seperti ini tidak jauh berbeda dengan pelecehan seksual yang dilakukan kaum adam terhadap kaum hawa ?

Manusia di sebut sebagai makhluk yang paling sempurna karena mempunyai akal dan pikiran (QS 95 : 4)

Manusia bisa lebih mulia dari malaikat dan manusia juga bisa lebih hina dari setan. karena manusia mempunyai kebebasan untuk mengikuti atau melanggar perintahNya.
malaikat di desain untuk selalu menuruti perintah tuhan (QS 66 : 6).wallahualam bishawab