Mohon tunggu...
Rendy ArthaLuvian
Rendy ArthaLuvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG. Anggota FLP (Forum Lingkar Pena). Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.

Pegawai biasa dan pemimpi yang mencurahkan hikmah, ide, serta gagasan ke dalam tulisan karena menulis adalah bagian dari membangun sebuah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kondisi Faktor Modular Terkini dan Pengaruhnya terhadap Curah Hujan di Indonesia

17 Februari 2023   15:01 Diperbarui: 17 Februari 2023   15:05 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monitoring Dinamika IOD (sumber: Kedeputian Bidang Klimatologi - BMKG)

Kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor penggerak (modular) iklim yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya di wilayah regional sekitarnya. Wilayah regional ini meliputi Samudera Hindia sendiri sebagai samudera utama di wilayah Nusantara, kemudian Samudera Atlantik di sebelah barat dan Samudera Pasifik di timurnya. 

Benua Asia di sebelah utara dan Benua Australia di sebelah selatan turut mempengaruhi kondisi iklim di Indonesia. Kondisi atmosfer, hidrosfer, kriosfer, permukaan tanah, dan biosfer merupakan komponen-komponen penting dari sistem iklim yang dapat mempengaruhi iklim suatu daerah. Selain juga dipengaruhi oleh posisi lintang, medan, dan ketinggian, serta badan air dan arusnya.

Nah, telah dirangkumkan secara lebih sederhana faktor-faktor yang menjadi penggerak iklim di Indonesia yakni Monsun, ENSO, IOD, MJO, dan gelombang atmosfer tropis lainnya. Berikut pembahasan singkat sekaligus kondisi terkininya pada dasarian I Februari 2023 ini.

1. Monsun

Merupakan faktor penggerak iklim utama di Indonesia yang tanpanya tidak ada istilah 'musim hujan' dan 'musim kemarau'. Monsun Australia atau monsun timur membawa angin kering yang bertiup dari selatan ke utara, mengakibatkan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia sedangkan Monsun Asia membawa angin basah yang bertiup dari utara ke selatan.

Pada saat ini sirkulasi monsoon di wilayah Indonesia didominasi oleh monsun Asia. Monsun Asia diprediksi aktif hingga dasarian I Maret 2023. Kondisi tersebut mendukung pembentukan awan di wilayah Indonesia. Sedangkan mosun Australia tidak aktif dan diprediksi tetap tidak aktif hingga dasarian I Maret 2023.

Monitoring Dinamika Monsun (sumber: Kedeputian Bidang Klimatologi - BMKG)
Monitoring Dinamika Monsun (sumber: Kedeputian Bidang Klimatologi - BMKG)

2. ENSO

Baca juga: Hujan Salah Musim

El Nio-Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena laut-atmosfer yang terjadi secara berkala dan tidak teratur yang melibatkan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik timur laut, dan berpengaruh terhadap sebagian besar daerah tropis dan subtropis. ENSO juga dapat didefinisikan sebagai anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.

Indeks ENSO pada bulan Februari dasarian I 2023 berada dalam status La-Nina lemah (indeks Nino 3.4 = -0,61). Indeks Nino 3.4 maksudnya adalah region yang merujuk  pada lokasi di Samudera Pasifik yang merupakan irisan dari region 3 yang berada di samudera Pasifik timur dengan dengan region 4 yang berada di bagian tengah samudera Pasifik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun