Mohon tunggu...
Rendra Manaba
Rendra Manaba Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat Kreatifitas

bermain dengan rasa yang sama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebanggaan Buton Tengah

2 Februari 2016   20:27 Diperbarui: 2 Februari 2016   20:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="H. Sumardin, S.IP., M.Kes"][/caption]

Lahir dari keluarga yang sederhana, Ayahanda berprofesi sebagai nelayan tradisional dan Ibunda konsen mengurus rumah tangga. Ia adalah Sumardin, lahir disebuah pulau yang mempesona dengan potensi alam yang luarbiasa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. GU yang merupakan tempat kelahirannya adalah sebuah Desa kecil dikepulauan Buton, namun berpisah dengan daratan kota Bau-Bau. Kini GU masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Buton Tengah yang telah mekar sejak tahun 2013. Jarak dari kota Bau-Bau menuju Kabupaten Buton Tengah sekitar 30 menit dengan mengunakan kapal feri dan perahu tradisional (katinting) dengan jarak tempuh sekitar 20 menit.

Sejak kecil Sumardin disapa dengan nama Mardin, merupakan anak ke ... dari 6 bersaudara. Mardin sangat riang membantu kedua orangtuanya mengurus rumah bersama Ibunda dan membantu Ayahanda bekerja mencari ikan dilaut. Sejak duduk dibangku sekolah dasar, rutinitas yang dilakukan sebelum masuk sekolah jam 7 pagi yaitu dimulai dari jam 4 pagi sudah bangun dan bergegas menuju ke bagang dengan mendayung perahu bersama Ayahanda untuk mencari ikan. Setelah tiba dibagang, Mardin bersama Ayahanda melaksanankan sholat subuh terlebih dahulu selanjutnya beraksi menangkap ikan hingga pukul 6 pagi. Kemudian balik ke rumah untuk mandi dan lanjut lagi berangkat ke sekolah.

Pulang sekolah Mardin memanfaatkan waktunya dengan belajar membaca Al’quran dan disore harinya berolahraga bersama teman-teman. Malam harinya digunakan untuk serius belajar mata pelajaran sekolah. Hal tersebut dilakukan setiap hari sejak SD hingga SMP. Setelah tamat di SMP Negeri Lombe, kemudian Mardin melanjutkan pendidikan SLA di kota Kendari. Di kota Kendari Mardin tinggal dirumah keluarga yang mengharuskannya turut membantu pekerjaan rumah.

Mardin merupakan sosok anak yang rajin, tekun dan pekerja keras yang mengerjakan pekerjaan seperti membersihkan rumah, membantu kebutuhan dapur dengan mencari kayu bakar menyeberangi kali kambu setiap minggu bersama-sama dengan teman-teman, kayu tersebut kemudian dibelah dan dikeringkan agar dapat menjadi kayu bakar. Sebagian dari kelebihan kayu bakar tersebut dijual untuk menambah biaya sekolah. Selain pekerja keras, Mardin juga merupakan pekerja cerdas dan kreatif yang selalu mencari solusi dalam memenuhi biaya pendidikannya selama tinggal di Kendari.

Sumardin pernah menjadi buruh dengan mengangkut batu, pasir dan air untuk keperluan bahan bangunan. Selain itu, demi mencari nafkah untuk membiayai sekolahnya. Mardin juga ikut menjual ikan dengan menunggu kapal dari pulau-pulau yang membawa ikan basah dan ikan kering untuk dijual dipasar kota. Serta mencari buah dipasar Pohara dengan menggunakan angkutan umum untuk kemudian dijual ke pasar mandonga. Dari setiap hasil penjualan barang dagang tersebut, Mardin mendapatkan komisi yang kemudian ditabung untuk keperluan biaya sekolahnya hingga selesai menempuh pendidikan SLA.

Semua itu dilakonkan Mardin untuk mencari biaya sendiri demi dapat melanjutkan pendidikan. Sekaligus belajar dan mendapat pengetahuan dari para pedagang, petani, nelayan dan masyarakat umum yang membutuhkan pasar sebagai tempat bertransaksi dan bersilaturahmi. Dari pengalaman itulah sehingga membentuk rasa kepeduliannya terhadap sesama manusia, lingkungan dan alam sekitar.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara. Kemudian Sumardin lolos menjadi PNS sebagai perawat rumah sakit. Selama bekerja sebagai perawat kesehatan, Ia dengan sengaja menambah waktu kerjanya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Diluar dari jam kerja, Mardin membuat kegiatan integrasi dengan turun langsung ke masyarakat untuk mensosialisasikan ilmu kesehatan dan melakukan tindakan kesehatan seperti; imunisasi, tensi tekanan darah, pengobatan massal dan perawatan kesehatan dirumah warga yang kurang mampu.

Melalui aktifitas sosial kemasyarakatan tersebut, Mardin merasa perlu menambah ilmu pengetahuannya. Setelah beberapa lama menyisihkan penghasilan dari gaji PNS, Akhirnya Ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Terbuka yang ditempuh selama 4 tahun dan meraih gelar S1 Ilmu Sosial Politik. Pada tahun 1985 masih menjadi pegawai biasa, Sumardin mengajar di Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang merupakan tempat Ia menempuh pendidikan menengah untuk kembali berbagi ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

Dari situ kemudian melanjutkan S2 di Universitas Hasanuddin Makassar mengambil Program Promosi Kesehatan dengan tepat waktu. Setelah meraih Magister Kesehatan, karir Sumardin semakin menanjak yang kemudian mengubah karirnya dari pegawai biasa menjadi Kasie Perawatan, Kasie Pelayanan Medik, Kasie Penunjang Medik, Kepala Tata Usaha. Beberapa tahun kemudian dipromosikan menjadi Direktur Rumah Sakit Jiwa Kendari. Selama menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit, kegiatan integrasi turun ke masyarakat kembali digalakkan menjadi sebuah program rutin bulanan.

Pada tahun 2006 mewakili Masyarakat GULAMAS, Sumardin ikut mencalonkan diri dalam pilkada sebagai Wakil Bupati Buton. Namun belum berhasil, kemudian aktif kembali sebagai abdi negara menjadi Kepala Balai Pendidikan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara selama setahun, kemudian diangkat kembali menjadi Direktur Rumah Sakit Jiwa Kendari. Pada tahun 2012 diangkat menjadi Kepala Dinas Kesehatan di Kabupaten Buton hingga sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun