Mohon tunggu...
Rendra Kharisma
Rendra Kharisma Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menyelami alam berpikirnya Indonesia untuk Cinta dan Revolusi. twitt: @Rendra_Kharisma

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lahir untuk Mati

25 November 2015   08:53 Diperbarui: 25 November 2015   10:21 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Hak dari kelahiran adalah sebuah kematian," ucap Raja Odin pada anaknya Thor.

Scene dialog dari film "Thor:The Dark World" yang hanya sebentar dengan ucapan tidak sampai 1 detik ini bagiku adalah kunci untuk menutup bagi siapapun mereka yang hendak,akan dan mau merayakan kelahirannya dengan pesta, selamatan,syukuran dan segala macam bentuk acara kelahiran yang melibatkan banyak orang.

Tidak ada yg "selamat" dari kelahiran itu karena haknya ada pada sebuah kematian. Artinya ucapan "selamat ultah" itu telah gugur. Tidak ada "Happy" dari sebuah perayaan ulang tahun karena kematian adalah sebuah kesedihan.

Ucapan "selamat" tuk pertama kalinya diberikan pada kedua orang tua khususnya Ibu yang telah melahirkan kita. Lalu seiring waktu menjadi tidak logis jika ucapan "selamat" itu diulang lagi di masa-masa yang akan datang. Akhirnya ketidak logisan tersebut itu termaknai pada istilah "ulangtahun" tahun yang diulang kembali. Ketidaklogisan ini pun menjadi ironi tatkala pengucapannya tidak lagi ditujukan pada si Ibu tapi pada si bayi.

Dalam bahasa Inggris "ulangtahun" dinamakan birthday. Mereka memang memperingati hari lahir mereka dengan perayaan yang spesial dan meriah. Kelahiran bagi mereka adalah anugerah,spesial dan luar biasa. Kenapa? Karena mereka materialis keduniawian. Mereka meremehkan,tidak mengakui dan tidak peduli bahwa ada dunia yang lain setelah dunia mereka dilahirkan sekarang.

Dan bangsa kita ikutan LATAH sok keren,sok gaul karena sesungguhnya bahasa "Ulang Tahun" itu merupakan sindiran halus kepada pemakai bahasa tersebut yaitu kita. Sindiran akan pengulangan makna yg sama,mubazir dan tidak perlu. Tahun yang diulang artinya tahun kelahiran yang diulang. Untuk apa diulang hari lahir?

Kalau pun memang mau diulang hari lahir, biar adil, seharusnya ucapan "met ultah" itu diberikan pada ibu kita,persis seperti saat kita berumur 0 tahun. Kembali kepada yang melahirkan kita.

Ajarkan anak kita untuk tidak memperingati hari kelahirannya. Beritahu dia agar setiap di hari kelahirannya untuk datang pada ibunya,mencium tangannya, membahagiakannya lalu ajak teman-temannya (jika memang perlu) untuk mendatangi ibunya dan mengucapkan selamat. Dan kata "ulang tahun" pun tidak mengalami penyimpangan makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun