Usah lagi kau bersusah payah
Harga diri ini takkan mampu kau beli Tuan,
biar saja nanti aku hibahkan pada Iblis bersama kemunafikanku sendiri!
Kesadaran itu seperti sepiring nasi tanpa lauk pauk,
dapat menjadi rasa syukur atau penyangkalan penikmatan.
Kesadaran itu bagaikan kotoran ternak,
jijik terhinakan atau malah menjadi bagian penyuburan.
Kesadaran itu apalah entah, tuk kesekian kalia aku geram!
Tungging-i saja wajahku dengan bokong busukmu!
Bukan lagi merasa terninakan, Aku malah akan tetawa geli.
Sebab setelah itu, pasti akan kulumat "Mataharimu" dengan tombak besar
penghias dinding rumahku hingga Sang Tombak menembus kedalaman sesakit sakitnya tubuhmu.
Telapak kakiku terbiasa berpijak tanpa alas diatas kerikil tajam,
tanah becek bekas air seni, juga ludah para pelakon kebijakan sekarat.
Silahkan menakar derajatku dari alas sepatu mengkilatmu Tuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H