Mohon tunggu...
rendra kompasiana
rendra kompasiana Mohon Tunggu... -

Aku lahir dari kerdilnya impian impian harap teori kebutuhan, juga topeng kemunafikan diatas altar kesucian. wajah serta telingaku tebal setebal dinding pemisah antara aku dan kaum yang berjubah. sebab wajah dan telingaku telah melekat kuat bercampur pada keras hati jalang. ============== by. RendraNesyaRaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Menyesali Ketololan Kita Nanti

2 Oktober 2010   14:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Contoh paling sederhana... TANPA BASA-BASI AKU INGIN MENELANJANGI KETOLOLAN KALIAN, JUGA KETOLOLANKU SENDIRI! Coba bayangkan; ketika tanpa aba-aba kau buang air besar sembari menangis tepat dihadapan Bundamu, Sementara itu Ia sedang asyik menyantap hidangan kesukaannya diatas piring yang ia topang dengan sebelah tangannya, kemudian dengan sigap ia rela meningalkan hidangan di tangannya demi menceboki bokongmu yang masih hijau dengan tangan yang sama pula. Ya, Tangan yang Ia pakai tuk menyantap hidangan ke mulutnya. APAKAH ITU BUKAN BUKTI DARI KEISTIMEWAAN IBU! MASIH PANTASKAH KITA BERKATA KASAR ATAU MALAH MENDURHAKAI BUNDA KITA!

  • Nb: lakukan sekarang atau menyesal (Setelah membaca notes ini, mari kita peluk Bunda kita sembari mengucapkan Aku mencintaimu bunda, selagi Ia masih ada di dunia).

(Teruntuk anda yg terpilih Tuhan tanpa kehadiran bunda disisi kini...mari kita saling mendoakan) (Maaf jika bahasa yg kupilih kasar atau menjijikan kalian..salam) ============ Rendra Nesya Raya ============

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun