Sejatinya dalam kehidupan kita selalu dihadapkan pada dua pilihan atau lebih yang menuntut kita untuk dapat menentukan sebuah keputusan terhadap pilihan tersebut. sebuah keputusan tersebut terkadang dipilih dengan banyak pertimbangan, kebimbangan atau dilema terhadap keputusan yang sudah ditetapkan, masih mempertanyakan apakah keputusan yang diambil tepat atau tidak. Kita akan dihadapkan juga pada sebuah pilihan keputusan dengan pilihan semuanya benar, atau keputusan itu harus memilih diantara benar dan salah.
Begitu pun ketika kita berada pada posisi menjadi seorang pemimpin. Pemimpin di sini bukan sekedar menjadi seorang kepala sekolah, tetapi menjadi pemimpin pembelajaran di dalam kelas yang kita pegang. Pada posisi tersebut akan dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang perlu diputuskan penyelesaiannya dengan tepat dan sesuai. Â
Dalam mempelajari tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin kita akan merujuk pada beberapa materi yang diperoleh sebelumnya, mulai dari Filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap Triloka, Nilai-Nilai Kebajikan yang harus tertanam dalam diri, Kompetensi Sosial Emosional sebagai salah satu aspek penting dalam pengambilan keputusan, coaching sebagai sarana latihan pengambilan keputusan, etika dan moral yang menjadi pembeda dalam menentukan keputusan, dan tentu saja kita akan kembali memperdalam terkait hal-hal pengambilan keputusan dengan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.
Pertama, kita akan membahas tentang bagaimana filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pratap triloka Ki Hadjar Dewantara terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Seperti kita ketahui ketiga semboyan tersebut memiliki makna didepan menjadi teladan, ditengah memberi semangat, dan dibelakang memberi dukungan atau motivasi.
Pratap Triloka ini mengajarkan bahwa setiap pemimpin harus bisa menempatkan diri sesuai porsinya, akan adakalanya seorang pemimpin berada paling depan dengan setiap pengambilan keputusannya yang tentu saja harus bisa menjadi teladan bagi yang dipimpinnya, adakalanya seorang pemimpin berada ditengah berjalan beriringan dengan keputusan yang senantiasa memberikan semangat kepada yang dipimpinnya untuk terus mampu memperbaiki diri dari hal-hal yang telah dilakukan. Tidak hanya berada di depan dan di tengah, seorang pemimpin juga harus berada di belakang dengan terus memberikan sebuah keputusan yang dipilih untuk mampu mendorong yang dipimpinnya untuk menjadi lebih baik.
Tentu saja pratap triloka ini sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin yang harus bisa memposisikan diri berada disetiap bagian yang dipimpinnya sehingga sebuah keputusan yang diambil dapat meningkatkan baik kepercayaan diri dan tidak mengulangi kesalahan kembali. Â Filosofi Ki Hadjar Dewantara sangat relevan yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan sehingga setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin tentu saja akhirnya adalah keputusan yang dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan untuk semuanya, bukan sebuah keputusan yang diambil berdasarkan ego pribadi hingga keputusan tersebut merugikan salah satu belah pihaknya.
Kedua, Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?.
Dalam kehidupan banyak sekali nilai-nilai baik yang harus kita junjung tinggi dan menjadi pedoman dalam kehidupan baik dalam berucap, berperilaku maupun dalam pengambilan keputusan. Tentu saja nilai-nilai itu harus kita pahami terlebih dahulu, setelah kita pahami kita praktikkan dengan berkesinambungan atau terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan baik yang sudah tertanam dalam diri kita.
Nilai kebajikan atau kebaikan yang akan kita bahas dan bisa dijadikan dasar atau pedoman, salah satunya Calon guru penggerak meletakkan Dasa Darma Pramuka sebagai kompenen nilai kebajikan yang jika diterapkan sepenuhnya akan menjadi pondasi karakter yang utuh