Mohon tunggu...
Surya Narendra
Surya Narendra Mohon Tunggu... ASN -

Kapan kita akan melakukan revolusi, Kawan Bejo?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Solusi bagi YKS Haters

4 Januari 2014   11:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ramai sekali orang membicarakan acara Yuk Keep Smile (YKS) di Trans TV. Sempat kaget juga karena ternyata tidak cuma ada yang mengecam YKS. Beberapa artikel di Kompasiana membuktikan bahwa selain yang kontra ternyata ada yang pro dengan YKS.

Mungkin agak lebay kalau saya sampai kaget dengan munculnya pihak yang pro dan pihak yang kontra dengan YKS. Karena pada dasarnya pro dan kontra itu hal yang lumrah, sudah jadi hukum alam agar terjadi keseimbangan hidup.

Pihak yang kontra sudah jelas dan sudah banyak kita ketahui, mereka menilai YKS mempertontonkan aksi yang tidak mendidik, candaan sarkastik cenderung bullying, dibumbui pornografi terselubung. Pihak ini menuntut acara YKS dihentikan atau paling tidak KPI sebagai KPK-nya acara televisi melakukan penyelidikan lalu memberikan teguran. Singkat kata, orang-orang ini muak dengan acara YKS dan ingin acara ini dihentikan, diganti dengan acara lain.

Sedangkan pihak yang mendukung YKS menilai bahwa YKS acara yang lucu, menarik, menghibur di tengah-tengah tayangan berita yang terasa berat, penuh dengan kabar tidak mengenakkan dari negeri kita ini. Korupsi, suap, harga gas naik—yang pasti diikuti naiknya harga kebutuhan pokok yang lain, kemacetan, banjir, bencana alam, politisi saling sikut menjelang Pemilu 2014, dan masih banyak lagi. Kabar-kabar yang justru menambah beban pikiran masyarakat yang sudah penuh dengan kesulitan dan keruwetan hidup.

Bahkan ada yang menolak penghentian acara YKS dengan alasan akan memutus nafkah para pengisi acara YKS. Suatu argumen yang menurut saya tidak tepat. Pasalnya para pengisi acara itu juga punya program lain di televisi lain, jadi kalaupun YKS dihentikan saya rasa nafkah mereka masih tetap terjamin. Herannya kalau nafkah para artis hedonis itu terputus kok khawatir, sedangkan kalau nafkah para petani, buruh, dan para kere penghuni kelas bawah yang terputus kok tenang-tenang saja?

Namun dari beberapa opini pro dan kontra itu, saya belum melihat adanya solusi yang ditawarkan. Budaya yang masih begitu melekat dalam kehidupan masyarakat kita. Protesnya setengah mati, tetapi saat ditanya bagaimana solusinya hanya plonga-plongo kaya kethek ketulup.

Saya sebagai salah satu orang yang tidak suka dengan YKS biasa melakukan hal-hal sebagai berikut untuk menghindari tayangan YKS sekaligus mengusir kebosanan dan mengisi waktu luang setelah lelah bekerja.

1.Menonton Program Lain di Stasiun Televisi Lain.

Solusi yang klise memang, bahkan sering digunakan para penggemar YKS sebagai jurus pamungkas ketika kehabisan argumen. “Kalau nggak suka ya nggak usah nonton, acara lain masih banyak kok,” begitu kata mereka.

Memang solusi ini ada benarnya juga, dan memang solusi yang paling mudah dilakukan. Sayangnya televisi lain juga menghadirkan program-program yang sama payahnya—menururt saya. Indosiar, SCTV, dan RCTI masih setia dengan sinetron. Televisinya Harry Tanoe isinya sinetron persilatan berlatarbelakang sejarah yang ngawurnya minta ampun. Di ANTV ada pesaing YKS yaitu Campur-Campur. Metro TV dan TVone kurang oke kalau niatnya untuk mencari hiburan. Trans 7 masih lumayan okelah ada On The Spot dan Hitam Putih, meskipun level menariknya juga naik-turun tergantung temanya. Global TV juga kadang menampilkan film-film blockbuster, tetapi kadang juga film yang diputar kurang menarik.

Kompas TV sebenarnya memiliki acara yang lumayan menarik, beragam, dan mendidik di jam primetime. Masalahnya Kompas TV belum bisa dinikmati oleh pengguna antena UHF secara menyeluruh di Indonesia. Entah apa yang terjadi sebenarnya, tetapi saya mengira bahwa Kompas TV masih “numpang” di televisi lokal tertentu saja. STV untuk daerah Bandung, BTV untuk daerah Semarang, ATV untuk daerah Batu dan Malang, MOSTV untuk daerah Palembang, TVB untuk daerah Banjarmasin, RBTV untuk daerah Yogyakarta, DewataTV untuk daerah Denpasar, MakassarTV untuk daerah Makassar, KhatulistiwaTV untuk daerah Pontianak, AFBTV untuk daerah Kupang, dan di saluran 40 UHF Kompas TV untuk daerah Surabaya.

Jika anda memiliki budget lebih, saya sarankan untuk memasang televisi berlangganan. Sekarang sudah banyak beredar televisi-televisi berlangganan dengan harga terjangkau. Lewat televisi itu anda bisa memilih chanel luar negeri yang—mau tidak mau—harus diakui bahwa banyak yang acaranya lebih menarik, informatif, dan mendidik.

Dengan televisi berlangganan anda juga bisa menyaksikan Kompas TV dimanapun anda berada. Setidaknya begitu yang dikatakan Kompas TV.

2.Pindah Ke Cyberworld

Ini sudah tahun 2014, jadi jangan terpaku hanya pada televisi. Gunakan gadget yang anda miliki sebagai pengganti televisi. Dapatkan hiburan yang asyik dan info yang menarik lewat fasilitas internet di gadget anda. Gunakan Twitter dan Facebook anda sebagai penadah info-info yang unik dan menarik. Follow akun-akun yang informatif, tempelkan jempol anda pada page-page yang asyik. Gunakan media sosial seoptimal mungkin, jangan cuma semaksimal mungkin.

Bersosialisasi dengan teman-teman jauh anda lewat messenger juga bisa jadi alternatif yang menarik. Saling tukar pikiran bisa membuka cakrawala dan cara berpikir kita agar mindset kita bisa berkembang. Keluarkan katak di diri kita dari dalam tempurungnya.

3.Kembali Pada Hakikat Manusia Sebagai Zoon Politicon

Efek negatif dari pesatnya perkembangan gadget, internet, dan alat elektronik lainnya adalah makin berkurangnya sosialisasi antara seseorang dengan orang lain di dekatnya. Kita cenderung asyik dengan teman dan kegiatan di dunia maya dibandingkan bersosialisasi dengan orang-orang terdekat di sekitar kita. Kita lebih asyik menonton televisi dan mediamkan orang tua yang sedang duduk di sebelah kita. Dengan kata lain internet mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.

Fenomena YKS ini bisa kita gunakan sebagi titik tolak untuk kita kembali ke hakikat manusia, bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Matikan televisi, bikin kopi, beli kacang, gelar tikar, lalu ajak teman atau keluarga di sekitar anda untuk duduk-duduk dan bercengkerama. Saling tukar pengalaman dan pengetahuan. Saling membuka wawasan satu sama lain. Atau libatkan sedikit internet juga oke. Lemparkan isu menarik yang sedang ramai dibicarakan di dunia maya lalu diskusikan dengan teman atau keluarga anda. Sekedar bercanda dan ngobrol santai juga bisa.

4.Saatnya Mengembangkan Hobi

Jengah dengan YKS adalah salah satu pendorong agar kita kembali lagi menemukan hobi yang mungkin sudah sejak lama tidak kita lakukan akibat terlalu asyik menonton televisi. Membaca, menulis artikel, menemukan resep masakan baru, menggoda istri tetangga, atau apa sajalah hobi kita yang sudah lama terlupakan. Daripada stres dengan tayangan YKS yang durasinya berjam-jam, lebih baik kita melakukan hobi kita.

Begitupun pasti ada yang bilang bahwa hobinya adalah menonton televisi. Kalau sudah begini mau diapakan lagi, silakan lakukan hobi anda itu dengan syarat jangan ikut-ikutan ngomong soal jeleknya YKS. Kalau sudah hobi harusnya semua acara akan dilahap, sejelek apapun.

5.Pacaran

Saya yakin pasti ada yang bilang pacaran itu dosa, pacaran itu maksiat, dan lain-lain. Sah-sah saja anda berpendapat seperti itu. Tapi tolong hormati juga orang-orang yang berpendapat bahwa pacaran itu tidak dosa atau bukan maksiat.

Daripada menonton para pengisi acara YKS yang mukanya juga standar saja, lebih baik kita memandang wajah pacar kita yang pasti aduhai. Ajak makan malam, teplok light dinner di angkringan. Budget cekak? Bukan masalah. Beli saja es krim lalu ajak bicara tentang masa depan kalian. Mau menikah dimana, bulan madu dimana, apa yang akan dilakukan saat bulan madu, mau punya anak berapa, atau mau punya anak dari siapa saja.

Kelima solusi yang saya sarankan adalah solusi jangka pendek dan bersifat personal. Artinya pihak pemerintah yang dalam hal ini diwakili KPI seharusnya bisa membaca fenomena yang terjadi di masyarakat tentang YKS. KPI setidaknya harus melakukan penyelidikan dan kemudian mengkaji hasil penyelidikan tersebut. Kalau benar-benar kesulitan menentukan apakah YKS harus dihentikan atau tidak, adakan saja jajak pendapat lewat situs resmi KPI. Hasil jajak pendapat itulah yang digunakan KPI sebagai dasar, menghentikan atau melanjutkan ijin tayang Yuk Keep Smile.

.

.

.

Klaten_04122013

Yuk Kita Santet!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun