Mohon tunggu...
Surya Narendra
Surya Narendra Mohon Tunggu... ASN -

Kapan kita akan melakukan revolusi, Kawan Bejo?

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Doa yang Sok Tahu

28 Oktober 2013   09:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:56 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer : Judulnya memang sengaja saya buat agak berlebihan. Karena ada teori yang mengatakan bahwa judul yang heboh akan mengundang banyak klik, walaupun cuma diklik tapi tidak dibaca. Tetapi bukan itu alasan utamanya. Alasan utamanya mengapa judul yang saya buat agak berlebihan adalah karena saya tidak bisa menemukan diksi yang lebih tepat atau lebih baik daripada kata ‘sok tahu’. Jadi, mohon maaf bila isinya tidak seheboh judulnya.

***

Dalam agama yang saya anut diajarkan 3 hal yang harus dilakukan manusia ketika ia menginginkan sesuatu. 3 langkah tersebut adalah berusaha, berdoa, dan tawakal (berserah diri kepada Tuhan). Bukan bermaksud memancing di air yang keruh berjuluk ‘agama’. Saya rasa semua agama mengajarkan hal yang hampir sama.

Dalam hal berdoa, seringkali kita bersikap sok tahu terhadap Tuhan. Dan sok tahu kita itu sering kita lakukan tanpa sadar. Saya juga sering melakukannya, entah berdoa untuk diri sendiri maupun berdoa untuk orang lain. Bagaimana contoh berdoa yang sok tahu?

Misalnya Bunga (bukan nama sebenarnya) sedang menghadapi ujian SNMPTN. Ia sangat ingin masuk ke Fakultas Kedokteran. Dalam doanya, si Bunga ini meminta kepada Tuhan : Ya Tuhan, luluskanlah aku dalam ujian SNMPTN ini agar bisa masuk Fakultas Kedokteran. Dimana letak sok tahunya?

Si Bunga ini sok tahu, menganggap bahwa yang terbaik bagi dia adalah lulus SNMPTN dan kuliah di Fakultas Kedokteran. Padahal belum tentu yang diinginkan Bunga adalah yang terbaik baginya. Siapa tahu Bunga ditakdirkan lebih sukses di bidang politik, jadi aktivis partai politik lalu jadi Presiden.

Contoh lagi, Mawar (juga bukan nama sebenarnya) sedang ikut seleksi CPNS. Ia sangat ingin jadi PNS, sehingga selalu berdoa pada Tuhan : Ya Tuhan, loloskanlah aku dalam seleksi CPNS ini sehingga aku bisa jadi PNS. Mawar sok tahu sama Tuhan dengan menganggap bahwa PNS adalah pekerjaan terbaik baginya. Padahal Tuhan lebih tahu pekerjaan apa yang terbaik bagi Mawar. Siapa tahu Mawar akan lebih sukses jadi aktivis HAM lalu jadi wakil presiden mendampingi Bunga? Who knows?

Maka bapak saya selalu mengajarkan saya untuk berdoa dalam setiap apa yang sedang saya kejar dan inginkan dengan kalimat : Ya Tuhan, berikanlah yang terbaik untuk saya karena Engkaulah yang Maha Tahu atas apa yang terbaik untuk saya. Begitupun ketika saya mendoakan orang lain.

Kesoktahuan kita inilah yang kadang membuat kita berpaling dari Tuhan. Tak sedikit yang bahkan mengutuk Tuhan hanya karena menganggap Tuhan tidak mengabulkan doanya. Tidak dikabulkan doanya untuk jadi PNS lalu mengutuk : Tuhan tidak adil! Tidak dikabulkan doanya untuk mendapat pacar yang ganteng, kaya, dan normal (artinya bukan gay) lalu berkata : Tuhan bukan Maha Pengasih! Tidak dikabulkan doanya untuk mendapat uang yang berlimpah lalu menyumpahi : Tuhan jahat sama saya! Padahal sebenarnya Tuhan sedang menyiapkan yang lebih baik, bahkan yang terbaik bagi kita.

Mengutip ajaran Mbah Sujiwo Tejo, bahwa kita (manusia) semua di dunia ini adalah wayang dan Tuhan itu adalah Dalang. Sebagai wayang yang baik kita harus nurut sama dalang, karena dalanglah yang tahu lakon atau cerita untuk masing-masing wayang. Lakon atau cerita itulah yang kita sebut sebagai takdir. Dan percayalah bahwa lakon yang akan kita jalani adalah yang terbaik dari “Dalang” untuk kita.

So, mintalah yang terbaik. Jangan sok tahu, menganggap bahwa yang kita inginkan itu adalah yang terbaik bagi kita.

Sekian. Alpha Mike Foxtrot.

.

.

.

Klaten_28102013

Sok bijak di hari Senin. Marai ngantuk. Hoooaahhmm…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun