Mohon tunggu...
Surya Narendra
Surya Narendra Mohon Tunggu...

Kapan kita akan melakukan revolusi, Kawan Bejo?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rappelling: Berpacu dengan Gravitasi

21 Mei 2013   08:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:15 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini pengalaman saya selama kurang lebih 3 tahun melakukan aksi rappelling (turun tebing). Sewaktu saya kuliah saya bergabung dengan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa. Di situlah saya dikenalkan dengan teknik aksi rappelling cepat yang biasa dilakukan pasukan TNI entah itu di dalam operasi pegunungan maupun operasi dalam kota (close counter ops). Memangnya ada rappelling lambat? Ada. Biasanya dilakukan oleh para pendaki gunung atau penakluk tebing yang lebih mengutamakan kenikmatan menuruni tebing sambil melihat pemandangan. Sedangkan rappelling cepat biasanya dilakukan ketika seseorang membutuhkan kecepatan dan ketepatan, misalnya dalam operasi militer.

Sepengetahuan saya, dalam melakukan rappelling seseorang membutuhkan alat sebagai berikut :

1.Tali Kernmentle

[caption id="attachment_262585" align="aligncenter" width="300" caption="Tali Kernmantle (dok.pribadi)"][/caption]

Tali Kernmentle adalah tali yang digunakan untuk menuruni tebing. Tali ini biasanya berdiameter 9 sampai 11 milimeter. Tali ini bisa menahan beban kira-kira 1360 s.d. 2720 kilogram (1-2 ton). Tali kernmentle ada 2 jenis : statis dan dinamis. Static Kernmentle memiliki daya regang tali sekitar 0% s.d. 6%. Karena daya regangnya rendah, cenderung tidak melar, maka sering digunakan untuk descending rappel (turun). Sedangkan Dynamic Kernmentle memiliki daya regang sampai dengan 25%, artinya tali jenis ini bisa dan mudah melar. Dengan sifat ini maka sering digunakan untuk climbing / ascending (naik). Perbedaan fisik antara kernmantle statis dan dinamis terletak pada warna talinya. Kernmantle statis hanya punya warna tunggal (hitam saja, merah saja, kuning saja, dll). Sedangkan kernmantle dinamis memiliki kombinasi warna.

2.Harness

[caption id="attachment_262586" align="aligncenter" width="300" caption="Harness (dok.pribadi)"]

13690974171192390022
13690974171192390022
[/caption]

Harness adalah sebuah alat untuk mengamankan tubuh supaya bisa diikatkan / dikaitkan ke tali kernmentle sehingga tidak jatuh. Terdapat 2 macam harness, yaitu Sit Harness dan Full Body Harnes.

3.Carabiner

[caption id="attachment_262588" align="aligncenter" width="300" caption="Carabiner (dok.pribadi)"]

1369097557795972888
1369097557795972888
[/caption]

Merupakan cincin kait yang berbentuk oval atau berbentuk menyerupai huruf “D”. Alat ini kebanyakan terbuat dari aluminium alloy dengan kemampuan menahan beban antara 1500 s.d. 3500 kg (1,5 - 3,5 ton). Terdapat 2 jenis carabiner, yaitu carabiner snap dan carabiner screw. Carabiner snap tidak memiliki sekrup pengunci, sedangkan carabiner screw dilengkapi sekrup pengunci.

4.Descender

[caption id="attachment_262589" align="aligncenter" width="300" caption="Figure of 8 (dok.pribadi)"]

13690976811559442158
13690976811559442158
[/caption]

Descender merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memperlambat laju orang yang melakukan rappelling dengan prinsip gesekan. Gesekan yang terjadi antara tali kernmentle dengan descender akan memperlambat laju, sehingga orang yang melakukan rappelling dapat dengan mudah menguasai pengereman dengan tangan. Banyak jenis descender yang diproduksi, tetapi yang umum digunakan adalah jenis Figure of 8.

5.Glove

Seperti namanya, glove adalah sarung tangan yang digunakan untuk menghindari kulit telapak tangan bergesekan langsung dengan tali kernmentle, karena gesekan ini sangat panas dan dapat membakar kulit.

Pada dasarnya untuk melakukan rappelling minimal dibutuhkan 5 alat di atas. Berikut ini sebagian alat lain yang dikenal dalam teknik mountaineering (teknik mendaki dan menuruni tebing)

1.Tali webbing, yaitu tali berbentuk pipih dengan lebar antara 1,5 s.d. 2,5 cm  yang bersifat lentur. Biasanya tali ini digunakan untuk membuat tali pangkal untuk tambatan tali kernmentle di ujung tebing. Juga sering digunakan untuk membuat tali sling dengan cara dibuat bentuk loop / lingkaran menggunakan simpul pita untuk menyatukan kedua ujungnya. Bisa juga digunakan sebagai pengganti harness.

[caption id="attachment_262591" align="aligncenter" width="300" caption="Tali webbing (dok.pribadi)"]

13690978601238186193
13690978601238186193
[/caption]

2.Ascender, merupakan alat yang digunakan untuk mencengkeram tali kernmentle sehingga tidak perlu menggunakan tangan kosong untuk menggenggam tali kernmentle dalam pendakian. Bentuk ascender yang umum digunakan adalah jumar.

[caption id="attachment_262592" align="aligncenter" width="300" caption="Jumar (dok.pribadi)"]

13690979802096227261
13690979802096227261
[/caption] [caption id="attachment_262593" align="aligncenter" width="300" caption="Aplikasi Jumar (dok.pribadi)"]
13690980402028376120
13690980402028376120
[/caption]

3.Chock stopper dan paku piton digunakan sebagai pasak / pangkal penambat tali kernmentle. Biasanya dengan cara ditancapkan atau disisipkan di celah-celah batuan tebing.

Dan masih banyak lagi lainnya.

Adapun beberapa cara menuruni tebing (atau sesuatu apapun yang tinggi dengan kemiringan 90 derajat) dengan cepat diantaranya :

1.Turun tebing dengan melompat

2.Turun tebing dengan berlari (seperti adegan ketika Tom Crusie menuruni gedung dengan cara berlari dalam Mission Impossible : Ghost Protocol)

3.Rappelling biasa

4.Rappelling dengan kepala di bawah

5.Free fall (seperti adegan ketika Tom Cruise memasuki sebuah gedung dari atapnya dalam Mission Impossible 1 dan 2)

[caption id="attachment_262594" align="aligncenter" width="300" caption="Narsis aahh..(dok.pribadi)"]

1369098201407984558
1369098201407984558
[/caption] [caption id="attachment_262595" align="aligncenter" width="300" caption="Showtime (dok.pribadi)"]
1369098240495760748
1369098240495760748
[/caption]

Solo_20052013

Mendaki tebing mengajari kita bahwa tidak selamanya kita bisa terus di atas, suatu saat kita pasti harus turun. Politisi harus belajar mendaki tebing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun