Mohon tunggu...
Rendi Rasmadani Sembiring
Rendi Rasmadani Sembiring Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya bermain musik dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender Driver Ojol di Kota Medan menuju SDGs 5

11 Juli 2024   17:16 Diperbarui: 11 Juli 2024   17:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dengan bapak mafud driver ojol kota medan/dokpri

Apakah kesetaraan gender di lingkup kerja driver ojol di kota medan sudah sangat baik dan tidak adanya lagi perbedaan perlakuan berdasarkan gender. Dimana hal ini bertujuan untuk mewujudkan Sustaninable Development Goals (SDGs] ke 5. Pertanyaan ini menjadi fokus utama dalam mengetahui bagaimana kesetaraan gender di kalangan driver ojol di kota medan sudah begitu baik atau belum.

Di Kota Medan, industri ojek online (ojol) telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk transportasi harian. Dalam konteks kesetaraan gender, partisipasi wanita sebagai driver ojol menunjukkan tren yang positif, meskipun masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi.

menurut dari salah satu narasumber kami pemicu kesetaraan gender itu sulit untuk di maksimalkan di kalangan driver ojol itu dikarenakan ada beberapa hal. Berikut adalah pemicu kesetaraan gender sulit untuk di maksimalkan di kalagan driver ojol

Bapak mafud salah satu driver ojol yang kami wawancarai mengatakan, problem untuk mewujudkan kesetaraan gender di kalangan driver ojol ini sudah tidak ada, namun semua Kembali lagi kepada keberanian seorang perempuan yang ingin terjun ke pekerjaan driver ojol.

Bapak mafud mengatakan, Dari pihak aplikasi dan komunitas sudah sangat baik memperlakukan driver nya dan tidak memandang dari sudut gender. Lalu mengapa kita tidak sering melihat driver wanita mengantar penumpang seperti hal nya driver laki-laki lakukan? "bapak mafud: Driver wanita lebih sering hanya mengambil orderan untuk pengantaran makanan, mungkin driver wanita kurang merasa nyaman untuk membonceng penumpang, apalagi penumpang laki-laki dan dengan begitu driwer wanita meminimalisir adanya peluang kejahatan ataupun kekerasan seksual.

Jadi dari narasumber pertama kami yaitu bapak mafud, Kesetaraan gender di kalangan driver ojol kota medan sudah sangat baik dan untuk pekerjaan yang di lakukan laki laki bisa saja di kerjakan oleh wanita namun kembali lagi kepada keberanian dari wanita itu sendiri.

Foto dengan buk Sri Ginting salah satu driver ojol wanita di kota medan/dokpri
Foto dengan buk Sri Ginting salah satu driver ojol wanita di kota medan/dokpri

Disini kami tanyakan pertanyaan kepada ibu sri. Mengapa sangat sedikit driver wanita yang mengambil orderan untuk penumpang? dan memang benar jawaban dari ibu sri mengatakan. "Driver wanita sangat jarang mengambil orderan untuk penumpang bahkan akun merekapun di buat hanya untuk orderan makanan saja, hal ini menjadi bukti bahwa dari pihak manapun tidak ada membedakan driver secara gender, namun itu kembali lagi kepada si driver ingin melakukan pekerjaan yang seperti apa.

Disini kami dapat menyimpulkan bahwa hasil dari penelitian kami, bahwa SDGs 5 ysitu kesetaraan gender di kalangan ojol di kota medan ini sudah sangat baik dan sesuai dengan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) 5.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun