Mohon tunggu...
Rendi Septian
Rendi Septian Mohon Tunggu... Guru - Founder Bimbel The Simbi

Seorang pengajar yang ingin berbagi ilmu, kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hijrah dan Proklamasi Kemerdekaan RI

1 Agustus 2022   07:06 Diperbarui: 1 Agustus 2022   07:13 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adalah suatu momen yang pas di mana tahun baru Islam terjadi diakhir bulan Juli dan di hari ini tanggal 1 Agustus telah memasuki tanggal 3 Muharram 1444 H. Artinya dua peristiwa besar di masa lalu menjadi bukti bahwa betapa besarnya keinginan merdeka dari para pendahulu kita. Tanpa semangat ingin terbebas dari penjajahan, mustahil hari ini kita bebas dalam menjalankan kewajiban kita sebagai umat beragama juga bebas mencintai negeri ini dengan sepenuh hati.

Mengapa hijrah yang merupakan ide awal dari sistem penanggalan kalender Islam disepakati menjadi nama tahun yang kita kenal sekarang dengan tahun Hijriah? Karena hijrah yang arti dasarnya adalah pindah, memiliki makna mendalam bagi Muhammad SAW dan sahabatnya dalam menjalankan misinya sebagai the last messenger di tengah- tengah masyarakat Arab yang keras. 

Sebagai mana yang kita ketahui bahwa momen hijrah ini terjadi pada tahun-tahun sulit setelah Kaum Muslimin mendapatkan tekanan yang luar biasa pasca meninggalnya Abu Thalib yang merupakan paman sekaligus pelindung Nabi dari serangan Kaum Quraish. Mereka memboikot seluruh pengikut Nabi hingga tiga tahun lamanya. Di tengah -tengah kesulitan itu, Tuhan memerintahkan Nabi dan pengikutnya untuk melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah, yang dulu bernama Yastrib. 

Apakah perjalanan hijrah itu mudah? Tidak. Banyak pengorbanan yang harus dikeluarkan. Pergi ke suatu tempat yang baru tanpa membawa harta benda, hanya membawa secukupnya. Bahkan ada yang meninggalkan keluarga, pasangan hingga anak-anaknya. Karena sebagian kaum kerabat memilih tinggal di Mekah daripada harus hijrah ke Madinah. 

Mereka yang melakukan perjalanan hijrah itu dikenal dalam sejarah adalah kaum Muhajirin. Mereka adalah sebaik-baik generasi yang memiliki keimanan yang kuat dan juga kepatuhan terhadap Rasulullah. Mereka rela meninggalkan kampung halamannya, sanak famili hingga perhiasan, perkebunan juga peternakan yang mereka miliki. Nama mereka harum sepanjang zaman dan peristiwa itu diabadikan dalam Al Qur'an.

Kemudian mengapa hijrah menjadi begitu sangat penting dalam sejarah Islam ? Karena dari sana lah tercipta kedamaian. Bagaimana dua suku terbesar di Madinah, yaitu Aus dan Khazraj dapat dipersatukan. Yang sebelumnya mereka selalu bertikai dan berperang, lalu kemudian mereka bersatu dalam membela Nabi dan kaum Muhajirin, yang dengan sikap itulah mereka dinamakan Anshor. Anshor adalah para penolong. Mereka menolong Nabi dan kaum Muhajirin dengan sungguh-sungguh. Mereka merelakan harta, tempat tinggal juga lahan perkebunan yang mereka miliki digunakan oleh kaum Muhajirin, bahkan merelakan sebagian dari istri -istri mereka untuk dijadikan istri oleh sahabat yang harus berpisah dengan istrinya lantaran tidak mau berhijrah. 

Karena keimanan itulah, berbagai kemenangan satu persatu diraih oleh mereka. Berbagai peperangan baik yang kecil ataupun yang besar selalu dimenangkan oleh kaum muslimin. Dan yang paling besar adalah pasukan untuk menaklukkan kota Mekah atau dikenal juga dengan peristiwa Futtuh Mekah. Peristiwa itu terjadi di Ramadhan pada tanggal 10 Hijriah. Inilah yang dimaksud dengan Fathan Mubina, kemenangan yang nyata. 

Bagaimana dengan perjuangan bangsa Indonesia? Bangsa Indonesia pun mengalami hal yang sama di mana, rakyat Indonesia mengalami banyak penindasan dan perlakuan sewenang wenang dari Penjajah. Kurang lebih 350 tahun lamanya bertahan dari gempuran dan hempitan serdadu Belanda. Para tokoh Agama dipaksa oleh keadaan untuk selain mendakwahkan keyakinan juga untuk mengangkat senjata melawan penjajah. Maka dengan semangat hijrah itulah, dengan tetap tidak mengesampingkan peran penganut agama yang lain, mereka bertempur membela tanah air dengan satu keyakinan bahwa suatu hari, kemerdekaan akan mereka raih. Kemenangan yang besar seperti yang mereka baca dalam Qur'an surat Al Fath. 

Maka perjuangan itu membuahkan hasil. Rangkaian peristiwa baik perjuangan langsung dengan berperang maupun perjuangan dalam ranah diplomasi mendapatkan momentumnya pada bulan Agustus 1945. Dengan perencanaan yang sangat matang dimulai dari persiapan-persiapan memasuki sebuah negara yang berdaulat, merdeka dan bersatu akhirnya pada tanggal 17 Agustus yang juga bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan, Indonesia memproklamasikan diri sebagai negara merdeka. 

Dua peristiwa besar terjadi di bulan Ramadhan, di mana notabene kondisi fisik sedang lemah karena mereka menjalankan kewajiban berpuasa akan tetapi tidak linier dengan semangat perjuangan. Justru semangat kian menggebu karena mereka yakin akan kemenangan hakiki yang telah Tuhan janjikan dalam Firman-Nya, "Sesungguhnya Kami telah memberikan kemenangan kepadamu, yaitu kemenangan yang nyata" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun