Jika prediksi kita gagal, dan memang itu yang terjadi, maka kegagalannya itu sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Jika prediksi kita gagal, akan tetapi faktanya berhasil, maka keberhasilan nya itu bukan karena pikiran nya, akan tetapi oleh usahanya yang lain. Adapun prediksi nya memang tetapi kemudian yang terjadi justru gagal, maka kegagalan nya mesti jadi pelajaran agar berhasil di masa depan. Dan jika prediksinya menang lalu faktanya memang menang, maka prediksi itulah yang berlandaskan ilmu, pengalaman dan faktor lainnya sehingga membenarkan apa yang menjadi prediksinya.Â
Dari uraian di atas, kita sudah mafhum bagaimana cara untuk memperbesar peluang benarnya suatu prediksi. Yaitu dengan ilmu, pengalaman dan faktor lainnya. Faktor lainnya di sini adalah hal hal yang berhubungan dengan mental seseorang. Jadi sebenarnya kegagalan dan kemenangan akan senantiasa menjemput kita dalam setiap saat. Baik dalam porsi kecil ataupun besar.Â
Apakah orang lain dapat memprediksi 'nasib' kita ?
Tentu dapat. Seseorang bisa menilai apakah seseorang akan celaka atau selamat dengan melihat tingkah laku, kedalaman ilmu dan potensi lainnya yang ada pada orang itu. Sebagai contoh, ketika seseorang lebih memilih untuk tidak bekerja dan hanya mengandalkan pemberian orang lain, maka kita dapat memprediksi kehidupan nya sangat suram. Apakah suram itu benar benar terjadi? Belum tentu. Tetapi kemungkinan itu lah yang akan terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI