Mohon tunggu...
Rendi Pratama
Rendi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sastra Asia Barat Universitas Hasanuddin, Aktivis Maktab Kuntowijoyo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interpretasi Semiotika terhadap Simbol-simbol Agama

1 November 2022   14:22 Diperbarui: 21 Desember 2022   09:56 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks agama, semiotika memiliki peran yang apik dalam menelaah tanda-tanda ataupun simbol-simbol yang aktual di dalamnya. Kekayaan simbol yang dimiliki agama, membuat analisis semiotika semakin lihai dalam memainkan perannya. Semisal di dalam agama Islam, simbol merupakan sebuah sistem kebudayaan yang mempunyai tujuan memberikan representasi makna pada eksistensi-eksistensi yang faktual dalam tatanannya. Kemudian mengantarkan makna itu pada realitas kekuatan imajinasi yang menata kehidupan keyakinan. Kekuatan imajinasi yang dimaksud adalah instrumen pikiran yang mampu mengantarkan manusia menuju fakultas metafisik dalam berkeryakinan. 

Metafisik merupakan pintu masuk untuk melihat kedalaman sebuah keyakinan dalam beragama yang dibangun melalui pengetahuan ilmiah dengan simbol-simbol yang dipersepsi. Sehingga persepsi terhadap simbol-simbol agama mampu diperluas secara konsep. Dengan demikian, bangunan keyakinan berada dalam sistem kaidah pengetahuan yang menegasikan taken for granted, dan menghargai apa yang kita yakini serta sepatutnya dapat dipertanggung jawabkan dalam ranah pengetahuan.

Kekuatan simbol-simbol dalam agama menjadi sebuah fakta, bahwa agama mampu menjadi sebuah kebutuhan yang utuh bagi manusia. Jika merujuk pada agama islam, tidak sedikit tanda yang menjadi representasi dari bangunan keyakinan, sehingga makna di balik tanda itu merupakan sebuah modal besar dalam berkeyakinan. Beberapa contoh tanda dalam hal ini, seperti surban, kopiah, simbol haji, gamis sholat, masjid (rumah ibadah) serta teks suci (Al-qur'an dan Hadits). Simbol-simbol ini menjadi sebuah ciri khas dalam agama islam, disebabkan simbol lahir dari kepercayaan konvensional yang muncul dari berbagai ritual dan etika agama.

Manusia religius sekaligus homo simbolicus menempatkan simbol-simbol disetiap kepercayaannya sebagai instrumen yang menghubungkannya dengan alam kepercayaan yang transendental melalui bentuk kegiatan ritual liturgialnya secara normatif. Arkian, simbol yang nampak pada setiap kepercayaan memiliki kedudukan lebih spesifik yang kognitif, komprehensif dan inheren untuk menopang keyakinan manusia terhadap agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun