Mohon tunggu...
Rendi Kurniawan
Rendi Kurniawan Mohon Tunggu... -

saya seseorang yang selalu ingin tau...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Menyikapi Kemacetan di Ibukota

30 Oktober 2014   05:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:12 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Jakarta, panas dan macet. Mungkin dua kata tersebut sudah cukup mewakili apa yang ada di pikiran orang awam seperti saya untuk melontarkan pendapat mengenai kota terbesar di negara kita ini. Ya, memang seperti itu apa yang saya alami sehari-hari. Sebagai warga yang tinggal di Ibukota, memang dua hal tersebut nampaknya sudah tak aneh lagi dan bahkan bisa dibilang sudah terbiasa. Bagaimana tidak, sebagai pengguna jalan dan pengguna sarana transportasi, saya merasakannya secara langsung. Apalagi dengan jenis pekerjaan yang menuntut saya untuk selalu berurusan dengan masalah transportasi setiap hari. Bagaimana lagi, sebagai pengguna jalan dan pengguna sarana transportasi saya hanya bisa mengikuti arus, bermacet-macet ria, berpanas-panas sengsara.

Sebagai orang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, saya pernah merasakan beberapa moda transportasi di Ibukota. Mulai dari transportasi umum yang bersifat massal sampai transportasi pribadi yang bisa dikatakan menjadi favorit kebanyakan orang. Semuanya memang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan tentu saja setiap orang memiliki penilaian yang berbeda.

Transportasi Umum.

Menurut pendapat saya pribadi, transportasi jenis ini memang memiliki kelebihan jika dilihat dari segi efisiensi ruang. Karena bersifat massal, perbandingan luas jalan raya dengan jumlah penggunanya cenderung seimbang. Misalkan saja seratus orang yang menggunakan sarana transportasi umum memerlukan ruang/areal jalan raya yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan seratus orang yang menggunakan sarana transportasi pribadi. Jelas terlihat jauh perbedaanya. Namun transportasi umum tidak efektif setidaknya untuk masa-masa sekarang. Saya sendiri merasakan, menggunakan kendaraan umum memerlukan waktu perjalanan yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Alasan umum yang paling tidak disukai oleh pengguna angkutan umum sekarang ini adalah ketidaknyamanan, antrian yang diluar batas kewajaran dan kesabaran, serta turun naik dan berganti kendaraan. Sedangkan jika menggunakan kendaraan pribadi, hal tersebut sama sekali tak akan kita alami. Inilah yang saya rasakan mengapa kebanyakan orang lebih memilih kendaraan pribadi, termasuk saya sendiri.

Adakan transportasi umum yang nyaman, bebas kemacetan, biaya yang terjangkau dan bebas antrian yang menyita waktu?. Saya harap kedepannya dapat terealisasi, entah beberapa tahun ke depan atau mungkin beberapa dekade lagi.

Transportasi Pribadi.

Nampaknya inilah yang menjadi idaman setiap orang. Hampir setiap orang berlomba-lomba untuk memiliki kendaraan pribadi. Alasannya, tentu saja dapat menghemat waktu dan yang paling utama adalah menghemat biaya perjalanan. Hal tersebut didukung dengan gencarnya penjualan dari produsen-produsen otomotif yang berlomba-lomba memasarkan produknya sebanyak mungkin. Dampaknya, ruas jalan semakin penuh dan sesak dengan kendaraan pribadi, kemacetan pun tak dapat dihindari.

Siapa yang salah, pemilik kendaraan, produsen kendaraan/otomotif, pemerintah, atau sistemnya yang salah?. Bagaimana solusinya?

Harapan Setiap Orang.

Baik pengguna kendaraan pribadi maupun pengguna kendaraan umum mengiginkan kenyamanan saat bepergian. Hal yang paling utama adalah bebas kemacetan. Lalu bagaimana jika kondisinya seperti sekarang ini?. Mungkin seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen otomotif untuk tidak mengejar profit dan target penjualan semata. Jika memang tak ada batasan, apakah setiap tahun harus diadakan pelebaran badan jalan? Apakah nantinya kota-kota besar sebagian luas wilayahnya adalah jalan raya?

Jika melihat sistem transportasi di negara maju yang tertata rapi, sepertinya kemacetan bukanlah suatu masalah. Perbedaan yang paling mencolok dengan negara kita adalah jumlah kendaraan yang menjadi pengguna jalan. Di negara maju, saya melihat kendaraan pribadi tidak terlalu mendominasi. Masyarakatnya pun lebih memilih menggunakan kendaraan umum, mengapa bisa demikian?. Mungkin hal yang paling utama adalah transportasi umum yang nyaman dan tepat waktu. Selain itu, kepemilikan kendaraan pribadi diperketat serta adanya sinkronisasi antara pemerintah dan produsen otomotif. Sehingga, produsen otomotif tidak seenaknya memasarkan produk sebanyak-banyaknya namun harus diperhatikan pula dampaknya. Kalau tidak, lihat saja sekarang ini, produk otomotif membanjiri jalan raya.

Selamat bermacet-macetan dan selamat membaca tulisan saya yang acak-acakan. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun