Mohon tunggu...
rendi lustanto
rendi lustanto Mohon Tunggu...

study in university of indonesia, philosophy program. interested with literature classic, new foucaultian. twitter: @RendiLustanto.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kader HMI Jakarta Raya Kurang Piknik dan Gagal Move On dari Orde Baru

29 Februari 2016   09:38 Diperbarui: 29 Februari 2016   10:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Celotehan saya sebenarnya merupakan sebuah kegusaran yang saya rasakan sebagai kader HMI, yah walaupun seperti itu bukan bermaksud untuk saya menjelek-jelekan organisasi ini, bagaimanapun celotehan kecil saya ini wujud kegusaran yang ada dibenak para kader-kader ini yang meledak bagaikan bom atom ketika melihat sebuah pernyataan mungkin bisa disebut sebagai pernyataan politik yang prematur dan tidak memandang hak untuk menyatakan pendapat dan berekpresi kemudian dibarengi dengan aksi brutal gerombolan mahasiswa yang mengklaim sebagai HMI, gerombolan mahasiswa yang mengklaim sebagai himpunan mahasiswa islam cabang jakarta raya yang memblokir acara belokkiri festival karena dianggap manifestasi dari komunisme di era sekarang.  

Apakah kita sebagai seorang kader hanya bisa diam saja ketika isu seperti ini memanas dan membawa stigma negatif terhadap organisasi kepemudaan terbesar di indonesia ini, apakah organisasi ini akan menjadi artefak dari sebuah peradaban? Dan hanya menjadi ingatan tempoe dulu ketika anak-anak cucu kita besar nanti. Di era demokrasi seharusnya festival seperti ini rutin untuk diselenggarakan agar kita mampu belajar dari sejarah, ingat pidato dari bung karno yang berjudul “JASMERAH” jangan sekali kali melupakan sejarah agar kita dapat belajar dari dosa masa lalu.

Memang harus diakui, sebagai organisasi yang cukup tua sebenarnya kader-kader HMI jakarta raya itu mampu untuk berpandangan lebih baik dan tidak terkesan seperti gerombolan preman yang seenaknya saja bertindak tanpa melihat dampak yang ditimbulkan, yah saya tau kok, mungkin oknum gerombolan yang mengklaim sebagai HMI cab jakarta raya ini sedang diselimuti semangat kebangsaan yang menggebu gebu sehingga lupa ternyata semangat mereka malah menginjak injak nilai-nilai kebangsaan itu sendiri. miris memang, saya tidak tahu bagaimana respon dari lafran pane sebagai inisiator berdirinya organisasi terbesar ini, mungkin menangis darah dialam kubur sedangkan nur cholis madjid hanya geleng geleng sambil baca istighfar melihat penerusnya yang terkesan tidak menunjukan intelektual dan kebebasan berpendapat ini.

Lantas apakah orang-orang seperti mereka masih layak untuk disebut sebaga himpunan, bagi saya mereka sudah terlalu cantik untuk menyematkan kata himpunan, lebih cocok disebut sebagai gerombolan, ya, maaf maaf kate nih, mungkin anak HMI jakarta raya nih wajib tuh dateng ke UI supaya dapet enlighment, dan mengerti sebenarnya apa tujuan berpolitik yang sebenarnya. Atau kalian harus menyambangi tuh SGPC bu wiryo di deket kampus UGM supaya tau bagaimana etika berjualan gagasan yang baik, dan tentunya mendapat pemahaman mengenai pandangan para pemikir politik. Ketauan banget sih kalian itu gerombolan yang kurang piknik. Dan terus saja menelan mentah mentah tanpa kajian yang mendalam dalam pengambilan keputusan, masih jaman ngikutin pola orba yang suka mengobrak-abrik acara demi mencerdaskan masyarakat, jangan-jangan kalian pada gagal move on ya. Mungkin perlu lah ya menengok dosa masa lalu agar kalia mengerti apa itu keadilan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun