Mohon tunggu...
rendi lustanto
rendi lustanto Mohon Tunggu...

study in university of indonesia, philosophy program. interested with literature classic, new foucaultian. twitter: @RendiLustanto.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Kudis Keadilan"

6 Januari 2016   10:59 Diperbarui: 6 Januari 2016   12:05 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selangkangan hakim mungkin sedang gatal

Gatal bukan karena kurap tapi karena kudis perusahaan

Kudis-kudis itu menjelma menjadi sebuah putusan

Aku bertanya, kudis seperti apakah itu.

 

Mungkin lebih dari sekedar kudis kehidupan

Namun kudis yang sudah dilumuri akan asap ketamakan

Ya, asap. Bukan sekedar asap ditungku perapian

Namun asap yang menyelimuti dapur pembuat keadilan

 

Ketika aku merenung apakah yang mulia merasa senang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun