Mohon tunggu...
Raina sirvi falihah
Raina sirvi falihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa baru universitas Airlangga program studi Bahasa dan sastra Jepang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

20 Agustus 2024   22:19 Diperbarui: 20 Agustus 2024   23:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

EKSISTENSI PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DITENGAH ARUS MODERNISASI DI SEKTOR PENDIDIKAN

Raina Sirvi Falihah

Kearifan Lokal adalah suatu atau berbagai hal yang dikembangkan dan dipertahankan oleh Masyarakat sebagai identitas budaya mereka. Kearifan lokal membuat masyarakat bisa menyerap dan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar menjadi budaya sendiri. Sedangkan, Modernisasi adalah proses perubahan dari sesuatu yang belum maju ke arah yang lebih maju. Modernisasi dimaksudkan untuk memperbaiki dan mencapai suatu bentuk masyarakat yang lebih maju, berkembang, berkualitas, dan sejahtera.

            Modernisasi di bidang Pendidikan itu sendiri memiliki arti proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ada beberapa contoh untuk modernisasi Pendidikan, Adanya wabah Covid-19 beberapa waktu yang lalu mendorong pelaksanaan modernisasi yang cepat di bidang pendidikan salah satunya dengan implementasi pembelajaran melalui e-learning. E-learning adalah pembelajaran melalui jaringan internet. 

Dengan adanya e-learning ini proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan tanpa memikirkan jarak pembelajaran.  Membuat ujian sekolah menjadi ujian yang digital atau e-exam atau ujian online seperti pengadaan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang menjadi konsep baru dalam pengujian penguasaan materi murid. Dan juga membuat materi Pelajaran maupun buku menjadi digital atau menjadi buku elektronik atau e-book dengan program Buku Siswa Elektronik adalah program modernisasi pendidikan yang membantu siswa memperoleh akses buku yang mudah, cepat, dan murah.

            Ada beberapa contoh untuk dampak positif dan dampak negative dari modernisasi. Dari dampak positif, Pendidikan modernisasi membuat kualitas pendidik menjadi lebih baik, juga media belajar menjadi lebih canggih. System Pendidikan pun berkaitan dengan teknologi dan menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Murid pun semakin lihai dalam menerapkan teknologi. Namun, meski menghasilkan banyak dampak positif, tidak dapat dipungkiri bahwa modernisasi juga menyebabkan dampak-dampak negative dalam bidang Pendidikan. 

Pelajar menjadi ketergantungan dengan teknologi dan internet, lalu menyebabkan banyaknya plagiasi ilmiah. Karena itu, biaya sekolah menjadi bertambah mahal, lalu meningkatkan persaingan antarpelajar. Masalah lainnya adalah, banyak daerah yang masih belum terjangkau dengan internet sehingga terjadinya kesenjangan Pendidikan, berita yang diinternet pun tidak semuanya benar, namun pelajar yang tidak memedulikan hal itu akan terkonsumsi berita-berita palsu yang beredar di internet. Lalu hal itu juga menyebabkan murid-murid yang terkonsumsi budaya asing.

            Tapi di sekolah Indonesia masih banyak terdapat mata Pelajaran yang mengajarkan tentang kearifan lokal di Indonesia. Sebagai contoh, adanya mata Pelajaran seni yang masih mengajarkan tentang kesenian di Indonesia. Seperti tari, lagu, adat, kebudayaan-kebudayaan daerah setempat. Lalu ada juga Pelajaran muatan lokal yang isinya menjabarkan tentang Bahasa daerah, lagu-lagu daerah, adat-adat daerah, dan lain-lainnya. Meski sudah terdapat program mata Pelajaran yang memuat budaya lokal, sekolah-sekolah juga harus tetap melestarikan kebudayaan lokal di sekolah mereka. 

Seperti mendukung ekstrakurikuler yang berbau budaya Indonesia, seperti tari dan lain-lainnya. Lalu bisa dengan mengadakan penyuluhan setiap beberapa waktu yang telah ditentukan. Sehingga para murid juga akan terus teringat untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Dan para pendidik juga harus pintar memilah kurikulum mana yang akan digunakan disesuaikan dengan resiko-resiko keseimbangan antara kearifan lokal dan modernisasi menggunakan teknologi. Para murid juga harus siap siaga dalam menghadapi modernisasi ini, karena mereka harus bijak dan tidak terombang-ambing oleh internet. Contohnya adalah, tau Batasan dengan teknologi dan tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi. Lalu pilah bacaan yang telah dibaca, apakah itu benar kebenarannya atau hanya bualan yang diolah oleh orang lain semata.

            Kesimpulan yang dapat diambil dari topik ini adalah, sekolah-sekolah yang ada di Indonesia harus menyeimbangkan antara teknologi dan kearifan lokal yang ada di Indonesia. Lalu harus memilih program yang akan mereka ambil, namun tidak mengurangi minat murid dalam budaya lokal. Namun, muridnya sendiri juga harus bijak dengan memilah berita yang dibaca dalam satu hari dan memastikan kebenarannyaa. Murid-murid sekolah Indonesia juga harus ikut dalam melestarikan budaya Indonesia yang sangat beragam. Mulai dari budaya daerah masing-masing maupun budaya nasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun