Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi karena bahasa Indonesia merupakan sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis.Â
Arah pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum saat ini lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, membuat siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Suatu proses perubahan bahwa pendidikan kita harus bergeser dari belajar yang berfokus pada penguasaan pengetahuan ke belajar holistic realistic yang lebih bermakna dan menyenangkan. Setiap pendidik selalu mengharapkan agar semua ilmu pengetahuan yang diajarkan dapat dimengerti dan dipahami siswa serta mampu menerapkan dalam kehidupan masyarakat.Â
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu diperlukan penggunaan metode yang tepat agar dapat meningkatkan efektifitas dan kualitas dalam pembelajaran.
Kunci utama dalam peningkatan kualitas pendidikan terletak pada mutu gurunya oleh karena itu para pelaku pendidikan terutama para guru dituntut untuk menguasai dan berinovasi baik dalam penggunaan metode pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang tersedia demi tercapainya peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu guru sebagai inovator yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah (Hamalik, 2001). Guru memiliki berbagai tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru.Â
Tugas utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah merangsang, membimbing dan memajukan siswa dalam proses belajar. Segala usaha ke arah itu harus dirancang dan dilaksanakan. Guru yang berkesan dalam menjalankan tugasnya adalah guru yang berhasil menjadikan siswanya termotivasi dalam pelajaran.
Karena itu dalam pembelajaran, guru harus berusaha memahami makna motivasi belajar itu sendiri dan mengembangkan serta menggerakkan motivasi pembelajaran siswa ke tahap yang maksimal.
Hakikat Metode Snowball Throwing
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikembangkan model mengajar yang dapat melibatkan siswa secara lebih aktif baik secara fisik maupun mental. Guru sepatutnya berupaya mengkondisikan kegiatan pembelajaran di kelas sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk dapat berbuat. Metode Snowball Throwing adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju.Â
Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Mohib Asrori (2010), Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran.
Penerapan Metode Snowball Throwing dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Rachmad Widodo (2009) model pembelajaran Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.Â
Pembelajaran dengan model snowball throwing, menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain: pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui pengalaman nyata (constructivism), pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari "bertanya" (questioning) dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.Â
Di dalam model pembelajaran snowball throwing strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut.
Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
- Guru mengondisikan peserta didik agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, mengkondisikan kelas, serta mempersiapkan media pembelajaran.
- Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan materi tentang pantun yang akan disampaikan.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menampilkan media powerpoint yang isinya berkaitan dengan materi tentang pantun yang akan dipelajari.
- Guru menjelaskan materi tentang pantun yang ada dalam media powerpoint.
- Guru membentuk kelompok berdasarkan barisan duduk di kelas dan akan menjadi 5 kelompok.
- Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk mengambil kertas kosong dan menjelaskan mengenai menyambung pantun.
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan arahan yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
- Kertas yang dibagikan kepada setiap anggota kelompok harus diisi dengan sampiran pantun yang terdiri dari 2 baris, dengan tema yang bebas.
- Setelah selesai, bentuk kertas seperti bola salju, lalu dilemparkan ke kelompok yang menulis potongan pantun lain sesuai arahan guru.
- Setelah melempar, peserta didik mengambil bola salju yang dilempar oleh kelompok lain. Mereka diberi waktu untuk melengkapi potongan pantun sesuai dengan kaidah penulisan pantun tersebut.
- Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan pantun yang telah dilengkapi dan dikumpulkan ke guru untuk penilaian.
- Evaluasi. Guru mengevaluasi pembelajaran dengan menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini mengenai pantun dan cara membuat pantun. Guru juga melakukan tanya jawab kepada peserta didik.
- Penutup. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing
Adapun kelebihan dari model Snowball Throwing adalah menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran.Â
Aktivitas belajar menjadi joyfull atau penuh dengan kegembiraan karena siswa seperti bermain lempar bola salju, kemampuan berpikir kritis siswa dilatih melalui instruksi membuat dan menjawab pertanyaan, mempersiapkan siswa dengan segala situasi karena siswa tidak dapat menerka pertanyaan yang dibuat temannya, melatih kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan pendapatnya di depan umum, pembelajaran menjadi efektif dan komunikatif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dapat tercapai (Asmariati, 2020; Indriani, 2017; Shoimin, 2017).
 Di samping kelebihan tersebut, metode Snowball Throwing ini ternyata juga memiliki beberapa kekurangan yakni pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan siswa, tidak efektif untuk pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola secara bergantian, memerlukan waktu yang panjang, dan suasana kelas menjadi tidak kondusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H