Pembelajaran dengan model snowball throwing, menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain: pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui pengalaman nyata (constructivism), pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari "bertanya" (questioning) dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.Â
Di dalam model pembelajaran snowball throwing strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut.
Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
- Guru mengondisikan peserta didik agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, mengkondisikan kelas, serta mempersiapkan media pembelajaran.
- Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan materi tentang pantun yang akan disampaikan.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menampilkan media powerpoint yang isinya berkaitan dengan materi tentang pantun yang akan dipelajari.
- Guru menjelaskan materi tentang pantun yang ada dalam media powerpoint.
- Guru membentuk kelompok berdasarkan barisan duduk di kelas dan akan menjadi 5 kelompok.
- Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk mengambil kertas kosong dan menjelaskan mengenai menyambung pantun.
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan arahan yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
- Kertas yang dibagikan kepada setiap anggota kelompok harus diisi dengan sampiran pantun yang terdiri dari 2 baris, dengan tema yang bebas.
- Setelah selesai, bentuk kertas seperti bola salju, lalu dilemparkan ke kelompok yang menulis potongan pantun lain sesuai arahan guru.
- Setelah melempar, peserta didik mengambil bola salju yang dilempar oleh kelompok lain. Mereka diberi waktu untuk melengkapi potongan pantun sesuai dengan kaidah penulisan pantun tersebut.
- Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan pantun yang telah dilengkapi dan dikumpulkan ke guru untuk penilaian.
- Evaluasi. Guru mengevaluasi pembelajaran dengan menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini mengenai pantun dan cara membuat pantun. Guru juga melakukan tanya jawab kepada peserta didik.
- Penutup. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing
Adapun kelebihan dari model Snowball Throwing adalah menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran.Â
Aktivitas belajar menjadi joyfull atau penuh dengan kegembiraan karena siswa seperti bermain lempar bola salju, kemampuan berpikir kritis siswa dilatih melalui instruksi membuat dan menjawab pertanyaan, mempersiapkan siswa dengan segala situasi karena siswa tidak dapat menerka pertanyaan yang dibuat temannya, melatih kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan pendapatnya di depan umum, pembelajaran menjadi efektif dan komunikatif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dapat tercapai (Asmariati, 2020; Indriani, 2017; Shoimin, 2017).
 Di samping kelebihan tersebut, metode Snowball Throwing ini ternyata juga memiliki beberapa kekurangan yakni pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan siswa, tidak efektif untuk pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola secara bergantian, memerlukan waktu yang panjang, dan suasana kelas menjadi tidak kondusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H