Selamat pagi... Jangan kaget melihat judulnya.  Hare gene ... judul kalau gak cocok sama isi.. itu kan biasa.  Biar orang semangat untuk nge-click. Hehehe. Hari-hari ini.. kan sedang lelang jabatan Dirjen Pajak.  Saya jelas tidak bakal qualified karena saya memang bukan siapa-siapa.  Tapi.. kalau tantangannya adalah : meningkatkan jumlah wajib pajak sebanyak-banyaknya... maka strategi yang menurut saya paling mudah untuk dilakukan adalah dengan menggunakan cara diatas: Beli Motor Laki... harus punya NPWP!!! Mengapa? Kok bisa? Yah.. logika saya hanya sederhana:
- Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 2014 untuk K-3 adalah sebesar  Rp 32.400.000.  Itu artinya.. penghasilan bulanan tidak kena pajak adalah sebesar Rp 32.400.000 / 12 adalah sebesar Rp 2.700.000.
- Saya mencoba bertanya ke teman yang kerja di Bank.. mengenai batas wajar atau malah batas maksimal dari jumlah angsuran yang bisa dilakukan oleh seseorang. Â Jawaban mereka: batas wajarnya itu sekitar 1/3 pendapatan. Â Jadi.. kalau pendapatannya Rp 2.700.000 ... maka batas angsuran yang wajar dan tidak memberatkan adalah sebesar Rp 1 juta.
- Yang disebut 'motor laki' disini... adalah motor yang harganya diatas Rp 25 juta. Â Beberapa motor bebek (seperti Honda PCX) harganya juga diatas 25 juta. Â Beberapa motor laki yang ber-cc kecil, juga harganya dibawah 25 juta. Â Tapi yang saya sebut sebagai motor laki disini.. adalah motor laki yang harganya Rp 25 juta atau lebih.
- Angsuran dari harga motor yang harganya minimal 25 juta, dengan uang muka yang minimal, sebagian besar sudah diatas Rp 1 juta. Â Sebagai contoh:
- Honda Tiger dengan harga Rp 25.850.000, dengan uang muka Rp 5,5 jt, angsurannya Rp 1.155.000.
- Yamaha Scorpio dengan harga Rp 25.000.000, dengan uang muka Rp 5 jt, angsurannya Rp 1
- Orang beli motor laki itu.. sering karena gengsi dan (merasa) punya duit. Â Sepeda motor laki itu .. penggunanya sering ugal-ugalan.. apalagi kalau bawa kotak besar seperti delivery Pizza Hut itu. Â Kalau sudah di jalan... paling males deh kalau berurusan dengan orang-orang seperti itu.
Masalahnya bukan di 'motor laki'-nya. Â Masalahnya adalah: kalau orang berani 'gaya' .. ngejar 'gengsi' ... harusnya dia juga berani bayar pajak. Â Minimal.. berani disclose (membuka) penghasilannya dari mana. Â Sehingga... kelucuan seperti ini... tidak terjadi lagi: Hehehe... Saya tidak anti buruh. Â Saya tidak menyamaratakan bahwa buruh itu adalah orang yang tidak punya duit. Â Tapi... Demo Buruh dengan menggunakan motor Ninja yang harganya diatas 50 juta... beberapa waktu lalu telah menjadi bahan tertawaan dari para netizen. Setiap orang memiliki kewajiban untuk mengelola keuangannya secara wajar dan tidak berlebihan. Â Setiap orang yang berani tampil gaya... harus berani pula untuk membayar pajak...
Setiap orang yang berani tampil gaya .. harus berani untuk punya NPWP!!!
Nah... nanti tinggal dikembangkan lah... Kalau sudah 'setiap orang yang beli motor laki harus punya NPWP... nanti setiap orang yang beli motor.. harus punya NPWP.  Toh tidak semua orang juga penghasilannya bisa lewat PTKP.  Toh.. pelaporan pajak juga tidak hanya untuk mereka yang sudah lewat PTKP. Jumlah warga negara yang ber NPWP .. per awal 2014.. baru sekitar 20 juta.  Jumlah motor yang ada di Indonesia per akhir Desember 2014.. sudah melewati angka 100 juta.  Bayangkan.. berapa banyaknya wajib pajak baru yang bisa dijaring jika pembeli motor diwajibkan untuk menunjukkan NPWP. Cara ini juga diharapkan bisa mengurangi minat orang untuk membeli motor. Cara ini juga diharapkan agar bisa mengurangi 'orang tampil gaya dengan penghasilan tidak jelas' Cara ini juga diharapkan bisa mengurangi jumlah orang jahat di Indonesia. Happy trading... semoga barokah!!! Satrio Utomo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H