Kewirausahaan adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, banyak early-stage startup yang didirikan oleh orang Indonesia sulit untuk tumbuh karena mereka tidak bisa mendapatkan pinjaman dari bank. Mereka mengandalkan tabungan pribadi, teman, dan keluarga untuk membiayai bisnisnya. Banyak startup yang “mati sebelum berkembang” karena tidak mampu mendanai pengeluaran yang diperlukan di awal usaha.
Biasanya, pendiri startup menerima dana karena koneksi. Mereka yang tidak memiliki koneksi berkesempatan kecil untuk mendapatkan dana meskipun potensi bisnis mereka besar. Selain itu, banyak wirausahawan yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendapatkan dana dari pemodal profesional. Tidak banyak juga pemodal profesional yang mau memberikan capacity building bagi wirausahawan walaupun keahlian ini sangat penting.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan bagi early-stage startup, meningkatkan profesionalitas kegiatan investasi yang dilakukan oleh para investor, dan mendistribusikan peluang investasi yang setara bagi seluruh rakyat Indonesia, dilahirkanlah ANGIN (Angel Investment Network Indonesia) pada tahun 2013 .
ANGIN merupakan program GEPI (Global Entrepreneurship Program Indonesia) dan merupakan jaringan investasi angel pertama dan resmi di Indonesia. ANGIN menyediakan pendanaan dan capacity building untuk early-stage startup yang didirikan oleh orang Indonesia. Proyek awal ANGIN adalah women’s angel fund, dana sebesar USD 50.000 per startup yang didirikan atau dipimpin oleh setidaknya satu wanita.
Para investor di belakang ANGIN adalah pengusaha wanita sukses seperti Shinta Kamdani, Nellie Akili, Tience Sumartini, Noni Purnomo, Lanny Angkosubroto, Gail Aluwi, Sheila Tiwan, Svida Alisjahbana, Lillie Tanmizi, dan Mee Kim. Mereka menjadi investor sekaligus mentor yang memberikan sesi bimbingan bulanan one-on-one kepada startup yang mendapatkan dana dari ANGIN.
Startup yang baru-baru ini mendapatkan dana dari ANGIN adalah Berry Kitchen, sebuah startup katering online yang menawarkan menu harian dan bento set. ANGIN memberikan investasi sebesar IDR 500.000.000 kepada Berry Kitchen setelah menilai bahwa startup tersebut menawarkan proposisi nilai yang unik ke pasar dan didukung oleh tim manajemen yang kuat. Pendiri Berry Kitchen adalah Cynthia Tenggara. Lalu ada pula penasehat Berry Kitchen, Ferry Tenka, salah satu pengusaha berpengalaman Indonesia, serta Jason Lamuda dari Disdus dan BerryBenka.
Misi ANGIN adalah menjadi katallisatorbagi early-stage startup potensial yang didirikan oleh orang Indonesia agar bisnisnya berkembang dan memimpin pasar di tahun-tahun mendatang yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. ANGIN bangga menjadi investor untuk Berry Kitchen dan akan terus mendanai dan memberikan capacity building kepada early-stage startup potensial lainnya di Indonesia.
Untuk mengetahui informasi lebih dalam mengenai ANGIN bisa dilihat di http://www.gepindonesia.org/programs/angin/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H