Sejak dilantiknya Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pada tahun 2013 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur masa bakti 3013-2018, Alex Noerdin dan  Ishak Mekky banyak mendapatkan apresiasi. Namun, dibalik banyak capaian yang didapat, dua sedjoli yang menjadi punggawa Sumsel ini juga mendapat kritik pedas dari berbagai  elemen karena dianggap gagal dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Sumsel.
Salah satu tokoh Sumsel yang kritis terkait capaian IPM di Sumsel ialah Herman Deru. Dalam diskusi ia penyampaian kritik yang tidak menyakiti hati namun tetap pada esensinya. Ia menyayangkan IPM Sumsel yang rendah dan berada di peringkat 23 secara nasional dan peringkat terakhir se-Sumatera.
Herman Deru mengingatkan dan mengajak semua pihak di Sumsel khususnya para pemegang kebijakan agar memperhatikan capaian IPM atau Indeks Pembangunan Manusia. Â Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) ialah alat ukur perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup semua negara seluruh daerah.
Dari data yang ia keluarkan Herman Deru sangat menyayangkan IPM Sumsel masih sangat rendah dan berada di peringkat 23 secara nasional dan peringkat terakhir se-Sumatera. Hal ini juga menunjukkan bahwa sumsel masih dalam kategori daerah berkembang. Sebab IPM juga digunakan untuk mengklasifikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup
Herman Deru, yang juga calon Gubernur Sumatera Selatan di ajang Pilgub 2018 mengajak seluruh elemen untuk menyelesaikan masalah pelik ini. Ia mengajak elemen pemuda, akademisi, birokrat, politikus, LSM, tokoh adat, agama  dan seluruh warga Sumsel harus berperan aktif dalam meningkatkan IPM kedepan. Baik sebagai pengamat, kritikus ataupun pelaksana harus bersatu untuk Sumsel lebih maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI