Sosial media merupakan sebuah media untuk bersosialisasi dengan orang lain yang dilakukan secara online tanpa dibatasi ruang dan waktu. Pada jaman sekarang, tahun 2023, hampir seluruh orang didunia ini menggunakan sosial media. Beberapa contoh sosial media yang banyak orang gunakan adalah WhatsApp, Instagram, Tiktok, dan X. Bahkan banyak sekali pengguna sosial media yang membagikan foto, video, maupun ceritanya dengan bebas ke sosial media.
Sosial media sendiri memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi tubuh seorang individu. Hal ini terjadi akibat munculnya konten-konten yang mendukung tingginya standar kecantikan yang tidak realistis yang bahkan dicapai dengan pola hidup yang tidak sehat. Tubuh yang kurus dan putih bersih, mata yang lebar, wajah yang tirus nan "cantik", serta masih banyak lagi yang dinilai sebagai standar kecantikan bagi seorang wanita. Apalagi dengan banyaknya konten dari negara lain yang memiliki standar kecantikan yang sangat ketat, seperti contohnya Korea Selatan.
Korea Selatan, negara yang dikenal dengan K-Pop dan K-Drama dengan idol maupun aktris yang memiliki tubuh dan wajah yang dinilai  "cantik" seringkali dijadikan sebagai standar kecantikan di negara ginseng tersebut. Diet ekstrim banyak dilakukan oleh penduduk Korea Selatan untuk mencapai kriteria standar kecantikan yang tinggi disana. Operasi plastik juga dilakukan untuk mencapai standar kecantikan tersebut banyak dilakukan dan hal merupakan rahasia umum di Korea Selatan. Bahkan, orang tua - orang tua di Korea Selatan akan memberikan hadiah berupa operasi plastik bagi para putrinya sebagai hadiah kelulusan SMA.
Konten-konten seperti ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri terhadap tubuh kita sebagai yang pembaca atau bahkan penonton sehingga kita merasa tidak puas terhadap tubuh kita sendiri. Hal seperti inilah yang akan menimbulkan perasaan untuk mengubah bentuk tubuh kita sampai pada akhirnya kita melakukan diet untuk mencapai bentuk tubuh dari standar kecantikan yang kita lihat. Dalam melakukan diet, banyak dari kita hanya mementingkan untuk bisa lebih cepat terlihat ideal tanpa mementingkan kesehatan tubuh kita sendiri dengan menerapkan pola diet yang tidak sehat. Salah satu contoh pola diet yang tidak sehat adalah pembatasan ekstrim terhadap makanan yang nantinya dapat memicu terjadinya eating disorder.
Eating disorder, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dalam istilah gangguan makanan, merupakan kondisi gangguan kesehatan mental seseorang dimana ditandai dengan adanya gangguan perilaku makan yang tidak sehat dan terjadi secara terus menerus. Eating disorder sendiri dapat diderita oleh semua orang, namun kebanyakan penderita eating disorder merupakan remaja perempuan. Gangguan makan ini tidak hanya mempengaruhi fisik tubuh kita saja namun juga fungsi tubuh, psikologis, bahkan sosial. Gangguan ini dapat dipengaruhi oleh obsesi dengan berat badan dan rasa tidak puas terhadap tubuh yang dapat muncul akibat tekanan sosial, standar kecantikan yang tidak realistis, dan pengaruh media sosial.
Sesuai dengan topik yang kita bahas sebelumnya, salah satu eating disorder yang dapat terjadi akibat adanya pola diet yang tidak sehat dimana kita hanya ingin dengan secara cepat mendapatkan hasil yang diinginkan tanpa memperdulikan kesehatan kita adalah anorexia nervosa.
Anorexia nervosa atau biasa dikenal juga dengan sebutan anoreksia merupakan penyimpangan perilaku makan yang membuat kita sebagai penderita memiliki rasa takut yang kuat akan kenaikan berat badan serta persepsi yang menyimpang tentang berat badan. Penderita anoreksia sangat mementingkan pengendalian berat badan dan bentuk tubuh sampai pada titik dimana kita akan menerapkan upaya-upaya ekstrim yang nantinya akan berpengaruh kepada kesehatan tubuh kita secara signifikan.
Pencegahan menambahnya berat badan atau untuk terus menurunkan berat badan dilakukan dengan membatasi jumlah makanan yang kita makan. Banyak juga penderita anoreksia yang mengontrol asupan kalori dengan memuntahkan makanan setelah makan, menggunakan obat pencahar untuk langsung "menghilangkan" makanan yang kita makan sebelumnya, atau bahkan dengan olahraga berlebihan. Kita sebagai penderita akan tetap takut akan bertambahnya berat badan bahkan setelah kehilangan banyak berat badan.
Anoreksia ini dapat dialami oleh kita yang menginginkan berat badan turun secara drastis dan cepat agar menjadi seperti apa yang kita lihat di sosial media. Apa yang kita lihat di sosial media bahkan tidak semua benar adanya. Banyak yang melakukan penyuntingan terhadap foto-foto sebelum diunggah ke sosial media agar terlihat sempurna dimata orang lain, banyak yang melakukan operasi plastik untuk bisa menjadi cantik, banyak juga yang melakukan sedot lemak untuk menjadi kurus. Padahal tubuh yang ideal tidak selalu memiliki kriteria-kriteria yang ada pada standar kecantikan yang ada di sosial media. Tubuh setiap orang memiliki keunikan masing-masing dan tidak semua orang memiliki tipe tubuh yang sama.
Diet dapat dilakukan bagi kita yang memiliki berat badan berlebih. Berat badan ideal dapat dilihat dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT) sehingga kita tahu berapa berat badan yang ideal dan sehat bagi tubuh kita. Kita juga dapat menerapkan diet yang sehat yang dapat dilakukan dengan cara mengurangi kalori sedikit demi sedikit tanpa membuat tubuh kelaparan, memperbanyak konsumsi serat, dan juga menyeimbanginya dengan olahraga yang cukup. Meskipun akan lebih lama untuk mendapatkan hasilnya, namun hasil yang didapatkan akan bertahan untuk jangka waktu yang panjang dan tubuh kita akan tetap sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H