Mohon tunggu...
Renata Amalia Putri
Renata Amalia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Halo! Saya mahasiswa semester 5 di UIN Malang, jurusan Teknik Informatika. Saya memiliki minat besar di bidang data science dan machine learning, di mana saya senang mengolah data untuk menemukan insight baru. Di luar akademik, saya menikmati membaca manga, menonton anime, serta belajar bahasa asing. Kadang-kadang, saya juga menulis sebagai bentuk ekspresi diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Digital pada Karyawan dengan EXM Berbasis Artificial Intelligence

16 September 2024   23:38 Diperbarui: 16 September 2024   23:51 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transformasi Digital Karyawan dengan EXM Berbasis AI

Transformasi dunia kerja, terutama pasca-pandemi COVID-19, telah mengubah cara organisasi mengelola karyawan dan pekerjaan. Salah satu perubahan signifikan adalah adopsi model kerja hybrid, di mana karyawan memiliki fleksibilitas untuk bekerja dari mana saja. Dalam konteks ini, platform manajemen pengalaman karyawan (Employee Experience Management/EXM) seperti Microsoft Viva menjadi semakin penting. Artikel "Reconfiguring Digital Embeddedness in Hybrid Work: The Case of Employee Experience Management Platforms" karya Blooma John, Zeena Alsamarra'i, dan Niki Panteli (2024) menggali lebih dalam bagaimana platform ini memfasilitasi hubungan antara manusia dan teknologi di lingkungan kerja hybrid. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), EXM membantu organisasi dalam memonitor kesejahteraan karyawan, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan kinerja tim. Menurut artikel ini, integrasi teknologi EXM di tempat kerja tidak hanya memfasilitasi, tetapi juga merevolusi cara karyawan berinteraksi dan bekerja.

Data dari studi Gallup (2022) menunjukkan bahwa 53% karyawan lebih memilih model kerja hybrid, sedangkan 28% menginginkan bekerja sepenuhnya dari jarak jauh. Kondisi ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir ulang tentang pendekatan manajemen karyawan, yang kini lebih bergantung pada teknologi digital. Artikel ini juga menunjukkan bahwa platform EXM seperti Viva dapat berperan penting dalam membantu perusahaan beradaptasi dengan kebutuhan karyawan yang terus berubah. Dengan kemampuan untuk memproses data secara real-time, platform ini mampu memberikan wawasan mendalam kepada para pemimpin, memungkinkan mereka membuat keputusan berdasarkan data yang lebih akurat dan responsif.

Dalam artikel ini, John et al. (2024) menekankan bagaimana platform manajemen pengalaman karyawan (EXM) seperti Microsoft Viva mampu beradaptasi dan berperan dalam konfigurasi ulang kerja hybrid. Salah satu poin utama adalah bagaimana EXM memungkinkan proses adaptasi, transformasi, dan re-konfigurasi, khususnya dalam dua dimensi: digital/human embeddedness dan digital/workplace embeddedness.

Pada dimensi pertama, digital/human embeddedness, platform EXM memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memberikan rekomendasi personal kepada karyawan, seperti pengingat untuk menjaga keseimbangan kerja-hidup, pengaturan waktu fokus, serta latihan mindfulness. Data dari studi menunjukkan bahwa dengan fitur ini, sebanyak 65% karyawan melaporkan peningkatan dalam manajemen waktu dan kesejahteraan mental mereka (Gallup, 2022). Rekomendasi berbasis data ini memungkinkan EXM menjadi lebih dari sekadar alat manajemen, tetapi juga sebagai pendukung kesejahteraan karyawan di era kerja hybrid.

Dimensi kedua, digital/workplace embeddedness, berfokus pada bagaimana teknologi seperti Viva membantu organisasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan produktif. Misalnya, integrasi antara Microsoft Teams dan SharePoint melalui Viva memudahkan kolaborasi lintas tim, bahkan ketika mereka bekerja dari lokasi yang berbeda. Studi Alfa yang digunakan dalam artikel ini menunjukkan bahwa sejak implementasi Viva, produktivitas tim meningkat sebesar 15% dalam setahun (2023). Hal ini terutama didorong oleh peningkatan transparansi dan visibilitas kerja antar tim, serta kemudahan akses ke pelatihan dan sumber daya di dalam platform tersebut.

Tidak hanya mendukung kinerja individu, platform EXM juga menawarkan data berbasis AI untuk membantu para pemimpin dalam pengambilan keputusan. Misalnya, dengan Viva, para manajer dapat melihat data agregat terkait pola kerja tim mereka dan mengidentifikasi potensi masalah seperti burnout atau penurunan motivasi. Dalam studi Alfa, perusahaan melaporkan bahwa 80% manajer merasa lebih mampu memberikan dukungan yang tepat waktu kepada tim mereka berkat insight dari Viva (2024). Data ini memperkuat argumen bahwa EXM berperan penting dalam menciptakan keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

Dengan segala keunggulan ini, penggunaan platform EXM secara efektif bukan hanya tentang mengotomatisasi proses manajemen, tetapi juga tentang bagaimana teknologi dapat membantu organisasi menavigasi tantangan kompleks dari lingkungan kerja modern. Pandemi COVID-19 telah mempercepat transisi ini, dan EXM kini menjadi kebutuhan, bukan lagi pilihan, bagi organisasi yang ingin tetap relevan dan berkelanjutan di masa depan.

Penggunaan platform manajemen pengalaman karyawan (EXM) seperti Microsoft Viva telah menjadi elemen kunci dalam mengelola dan meningkatkan pengalaman kerja di era hybrid. Seperti yang diuraikan oleh John et al. (2024), teknologi ini tidak hanya memfasilitasi kerja jarak jauh tetapi juga secara proaktif meningkatkan kesejahteraan karyawan dan produktivitas tim. Melalui fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan, organisasi dapat mengidentifikasi masalah, seperti kelelahan atau penurunan kinerja, dan mengambil tindakan tepat waktu untuk mencegah dampak negatif lebih lanjut. Data dari studi menunjukkan bahwa adopsi teknologi ini dapat meningkatkan keterlibatan karyawan hingga 15-20% per tahun, sebuah angka yang signifikan dalam mempertahankan talenta berkualitas (Gallup, 2022).

Namun, penerapan teknologi seperti EXM juga membutuhkan perhatian terhadap aspek keseimbangan. Meskipun teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi, penting untuk memastikan bahwa karyawan tidak merasa diawasi secara berlebihan atau kehilangan otonomi. Organisasi perlu merancang kebijakan yang memastikan teknologi digunakan untuk mendukung, bukan membebani, karyawan.

Dengan semakin berkembangnya model kerja hybrid, jelas bahwa teknologi seperti Microsoft Viva akan terus memainkan peran sentral dalam membentuk masa depan pekerjaan. Mengelola pengalaman karyawan melalui integrasi digital yang cerdas dan manusiawi merupakan langkah penting untuk membangun lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan berkelanjutan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun