Mohon tunggu...
Renata Kue
Renata Kue Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjung pura

hobi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Keluarga Lansia yang Berjuang Bertahan Hidup di Pusat Kota Pontianak

13 April 2024   12:04 Diperbarui: 13 April 2024   12:10 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kondisi rumah Bapak Mudjianto

Bapak Mudjianto merupakan seorang lansia berusia 64 tahun, sedangkan istrinya berusia 61 tahun. Keluarga beliau terdiri dari Bapak Mudjianto, istrinya, dan tujuh orang anak. Enam anaknya telah menikah dan tinggal terpisah dari mereka, sementara satu putranya yang berusia 24 tahun masih tinggal bersama Bapak Mudjianto dan istrinya. Bapak Mudjianto bertempat tinggal di Pontianak kota, tepatnya di Kelurahan Tengah.

Bapak Mudjianto berprofesi sebagai penjaga malam dengan pendapatan Rp 1.500.000 per bulan, sedangkan istrinya tidak bekerja karena sakit yang dideritanya. Putranya berprofesi sebagai tukang buang sampah dengan pendapatan Rp. 1.000.000 per bulan. Dengan mengandalkan pendapatan yang diperoleh Bapak Mudjianto dan putranya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga dapat mencukupi kebutuhan harian dengan pengeluaran sekitar Rp 10.000-15.000 per hari, yang cukup untuk makan 2-3 kali sehari. Bapak Mudjianto menyelesaikan pendidikan terakhirnya di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

Rumah Bapak Mudjianto memiliki panjang 8 meter dan lebar 8 meter, dengan atap seng, dinding setengah tembok, dan lantai plester semen. Rumah ini terdiri dari 2 lantai, dengan 4 ruangan. Ruang tengah berfungsi sebagai tempat menonton televisi dan terkadang digunakan oleh istri dan anaknya untuk tidur. Selain itu, terdapat satu ruangan kamar tidur di lantai dua serta dua ruangan lainnya yang berfungsi sebagai dapur dan kamar mandi yang juga berfungsi sebagai WC.

Keluarga Bapak Mudjianto mengandalkan air hujan yang direbus sebagai air minum, sementara untuk keperluan mandi dan mencuci, menggunakan PDAM. Meskipun Bapak Mudjianto memiliki WC pribadi, namun septic tank rumahnya sudah tidak berfungsi. Keluarga  Bapak Mudjianto menggunakan kompor dengan bahan bakar gas elpiji 3 kg untuk keperluan memasak sehari-hari, baik untuk memasak sayur maupun nasi dengan cara dikukus. Selain itu, keluarga Bapak Mudjianto mengandalkan daya listrik sebesar 900 watt untuk penerangan setiap harinya.

Dokumentasi kondisi rumah Bapak Mudjianto
Dokumentasi kondisi rumah Bapak Mudjianto

Perabotan yang dimiliki keluarga Bapak Mudjianto meliputi televisi dengan ukuran 14 inch, satu rice cooker yang jarang digunakan karena untuk menghemat biaya listrik,  serta memiliki  satu smartphone yang hanya dimiliki oleh putra mereka. Keluarga Bapak Mudjianto juga memiliki dua kendaraan sepeda motor yang digunakan oleh Bapak Mudjianto dan anaknya. Dalam hal kesehatan, Bapak Mudjianto dan keluarga memilih berobat di puskesmas terdekat, namun BPJS yang dimiliki Bapak Mudjianto sudah tidak aktif. Keluarga Bapak Mudjianto menerima bantuan sosial dari pemerintah berupa Program Keluarga Harapan (PKH), yang diterima setiap dua-tiga bulan sekali sebesar Rp 400.000-600.000.

(Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari - Maret 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun