Mohon tunggu...
Fonna Fetria
Fonna Fetria Mohon Tunggu... -

Gadih minang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanya Sekedar Mimpi

25 Juli 2016   17:12 Diperbarui: 25 Juli 2016   17:20 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panasnya matahari siang ini membuat ku malas untuk beraktifitas. Kasur dan bantal pun terliat lebih menggairahkan. Dan akhirnya akupun kalah dengan godaan. 

Cukup lama aku tertidur siang ini. Dan rasanya tidur ku pulas sekali. Mungkin karna bunga tidur ku siang ini begitu indah. Terasa begitunyata, hingga membuat ku enggan untuk membuka mata.

Sebuah mimpi yg mungkin akan tetap memjadi mimpi. Mimipi yg mungkin takkan pernah terwujud. Mimpi yg begitu indah di alam bawah sadar ku. Namun begitu tak mungkin di dunia nyataku.

Dalam mimpi aku tengah berada di sebuah bis. Bis antar kota yg begitu ramai. Aku akan segera pulang kerumah orang tua ku saat itu. Di tengah perajalanan begitu banyak org yg sibuk dengan kegiatannya maaing masing. Ada yg tertidur, ada yg ngobrol dengan teman sebangku, ada yg memperhatikan jalanan, ada pula yg memperhataikan orang orang didalam bis yaitu aku. Hahaha....

Setelah beberapa lama di perjalan tibalah aku di tempat tujuanku. Yaitu rumahku, oh ternyata aku bukan tiba di rumah mamah (ibu kandungku) yg di lubuk alung. Aku malah tiba di rumaah yg di solok, rumah ama (ibu angkatku) yg sudah ku anggap seperti rumah sendiri. Dengan setenga bingungku baca salam dan segera masuk kedalam rumah, seperti biasa jawaban salam serdengar dari dapur, langsung saja ku duduk diruang tv dan membereskan barang-barang yg ku bawa, tapi kenapa kali ini tak ada yg menghampiriku. Kenapa ada yg berbeda, aku mulai sesikit curiga. 

Tak lama kemudian teriakan dri dapur memanggil dan bertanya "kenapa na lama sekali berberesnya.? Segeralah pergi untuk makan", aku menyauti panggilan itu dan bekata " ya, sebentar lagi setelah memberekan ini. Kenapa di dapur rame sekali ma.?" ama diam saja tak menyauti ku lagi.

Karna rasa penasaran akhirnya aku meninggalkan berang barang yg sedang ku bereskan, dan mulai beranjak kedapur.

Apa yg ku temukan apa yg ku lihat membuat ku terpana, ternganga kebingungan menatap tanpa kedip mereka tersenyum kearahku sambil tetap melakukan kegiatan mereka di dapur, ya mereka. mereka yg ku maksud adalah ama (ibu angkatku) mama (ibu kandungku) kakak (kakak kandungku) adik kandungku dan adik angkatku. Mereka tengah memasak bersama. Memasak makan siang dan beberapa kudapan kesukaanku yg siap santap.

Aku rasa ini hanya mimpi, tpi semua terasa begitu nyata, Sangat nyata. Dan kau tau bagaimana rasa bahagianya, seketika aku menjadi org paling bahagia, paling beruntung, paling berharga, dan paling segala paling didunia ini. Hingga melihat pemandangan seperti itu aku tak dapat berkata kata. Dalam hati aku berteriak, teriakan bahagia. Aku bahagia karna ini yg aku mau. Melihat org yg aku sayang bisa tertawa diwaktu dan tempat yg sama bersama ku.

Tak ingin rasanya aku terbangun dari tidur ini. Karna ku tau ini takan pernah terjadi di dunia nyata. Karna ku tau. Cuma dimimpi aku temukan hal seperti ini. Cuma di mimpi aku bisa melihat pemandangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun