Kau bisa bayangkan Seekor gajah duduk di dadamu. Kau bisa pikirkan pelajaran matematika atau kimia, boleh jga fisika.
Dan seperti itu kira kira yg kurasa malam ini. Dadaku sesak. Dan otakku tengah berpikir keras. Semua tiba tiba kurasa. Setelah sebuah notifikasi pesan elektronik masuk ke hp ku. Pesan yg biasa kuterima beberapa bulan atau bahkan tahun lalu. Sebuah pesan yg memberitahu bahwa aku memdapat titipan dari kampung.
Tak ada yg salah dengan pesan ataupun titipannya. Hanya saja kenapa harus melaluinya, lagi. Dan ketika logika tengah memerangi perasaan, ketika logikaku tengah berjuang untuk tak kalah lagi dengan perasaan. Ketika logikaku hampir temukan kemerdekaannya.
Berkali kali aku mencoba untuk menenangkan logikaku. Tpi apa.????? pikiran ku mulai kembali menerawang menuju kepada masa dimana semua itu terasa begitu indah, damai, dan nyaman, yg harusnya menjadi kenangan, kenangan yg hanya untuk dikenang.
Namun kenapa.??? Kenapa begitu sulit semua ku bungkus menjadi sebuah kenangan. Padahal masa itu tlah lama berlalu. Dan bahkan aku pun kini tlah jauh tersingkir. Tpi masi saja ketika dirinya menyapa segala tembok pertahanan yg tlah kokoh ku buat semudah itu terhancurkan.
Kini hanya satu yg dapat aku lalukan. Yaitu berpaling ketika ia menyapa. Menunduk ketika ia memandang. Dan beranjak pergi ketika ia mendekat.
Dan kau harus percaya,
Kelak aku akan menemuimu lagi dengan kebahagiaan bersama seseorang yg telah mempersiapkan dirinya untukku😊
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H