Mohon tunggu...
rena maylisa
rena maylisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - rena maylisa_mhs uin saizu

mahasiswa uin saizu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Kelompok 109 UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto Mengenal Tradisi Sajen Desa Pandansari

24 Agustus 2023   16:11 Diperbarui: 24 Agustus 2023   16:15 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kuliah Kerja Nyata merupakan  salah satu perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat. KKN merupakan implementasi langsung dari pengabdian kepada masyarakat tersebut. UIN Syaifuddin Zuhri selama satu tahun membagi KKN menjadi dua periode. 

KKN menjadikan mahasiswa berinteraksi langsung dengan masyarakat, selain menjadi metode belajar dan penunaian kewajiban sebagai syarat kelulusan, KKN juga mengajarkan teman-teman mahasiswa untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial. Dari sekian banyak kelompok yang dibagi oleh Lembaga pembagian dan penelitian masyarakat atau biasa disingkat dengan LPPM salah satunya ada kelompok 109 yang ditempatkan oleh LPPM di Desa Pandansari.

Desa Pandansari merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen. Desa Pandansari mempunyai tujuh dusun yang mempunyai keunikan disetiap dusunnya. Salah satunya adalah dusun krenceng II yang masih sangat kental akan tradisi kejawennya. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan adalah penggunaan dupa dan sesajen disetiap rumah. Sesajen dan dupa tersebut digunakan agar rumah yang dihuni terhindar dari bala atau biasa disebut tolak bala, kata salah satu warga RT 02 RW 02 dusun krenceng II.

Sesajen adalah salah satu tradisi kuno yang dipercaya oleh masyarakat terdahulu sebagai bentuk ucapan syukur atas nikmat yang telah di dapatkan, namun kini motifnya telah bergeser dan digunakan oleh masyarakat khususnya masyarakat dusun krenceng II sebagai bahan sesembahan kepada "roh" halus. 

Beberapa masyarakat dusun krenceng II mengetahui hal tersebut namun beberapa lainnya hanya mengikuti saja atau ikut melestarikan budaya terdahulu. Isi sesajen yang biasa digunakan oleh masyarakat dusun krenceng II adalah bunga mawar, telur ayam kampung, ayam ingkung, kelapa muda berwarna hijau atau yang biasa disebut kelapa wulung, rokok, bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah dan gula merah.

Setiap isi sesajen mempunyai arti masing-masing. Mulai dari bunga, tidak semua bunga bisa dijadikan sesajen. Beberapa bunga yang dianggap dekat dengan dunia mistik. Masyarakat Pandansari yang biasa menggunakan sesajen biasanya menggunakan bunga mawar merah dan mawar putih untuk bahan sesajen dihari-hari tertentu namun ada juga yang menggunakan bunga tujuh rupa yang menjadi isi sesajen dalam sebuah ritual. 

Lalu kelapa, memiliki makna filosofis simbol kehidupan yang makmur sejahtera, kata salah satu warga Pandansari kelapa atau cengkir mempunyai arti tekad yang bulat. Sedangkan ayam ingkung sendiri mempunyai arti mengayomi saat manusia menyalakan sebuah doa. Masyarakat Pandansari biasanya memakai ayam kampung yang disembelih namun tidak dipotong.

Penggunaan sesajen oleh masyarakat Pandansari yang masih percaya terhadap tradisi biasanya dilakukan pada bulan sura, saat akan melakukan tradisi kesenian ebleg dimana pada kesenian ini anggota kelompok 109 KKN UIN Syaifuddin Zuhri ikut berpartisipasi meramaikan kegiatan tersebut.

Kesenian Ebleg memerlukan properti berupa anyaman bambu yang berbentuk seperti kuda. Kesenian ini dimainkan secara berkelompok dengan menari membentuk formasi tertentu seperti formasi pasukan berkuda. Pertunjukan Kesenian Ebleg menjadi lebih menarik karena bagian kesurupan di rangkaian pertunjukan. Ketika kesurupan para pemain Ebleg memakan sesajen yang telah disediakan. Mulai dari bunga tujuh rupa sampai kelapa yang harus di buka menggunakan mulut dan di pecahkan dengan kepala.

Setelah diamati masyarakat Pandansari sangat antusias dalam pelestarian budaya kesenian. Mulai dari anak usia belia sampai orang tua membantu melestarikan budaya yang khas dari Desa Pandansari dengan harapan budaya tersebut tidak hilang karena kemajuan zaman dan orang di luar Pandansari bisa mengetahui bahwa ada tradisi yang unik di Desa Pandansari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun