Merdi Bumi Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen dilaksanakan pada 12 Agustus 2023.
Merdi Bumi atau bisa juga disebut Ruwat Bumi adalah kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas anugrah Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita baik nikmat kesehatan maupun nikmat hasil bumi yang melimpah. Kegiatan ini berupa perebutan gunungan, dimana gunungan tersebut berisi berbagai macam hasil bumi seperti hasil pertanian dan juga perkebunan. Sebelum diperebutkan gunungan ini didoakan oleh salah satu tokoh masyarakat beserta dalang wayang yang akan tampil pada malam hari setelah acara merdi bumi.
Selain merebutkan gunungan hasil bumi, masyarakat juga merebutkan air yang telah dicampur beberapa bahan yang tidak disebutkan oleh tokoh masyarakat. Masyarakat percaya jika mendapatkan air tersebut kemudian diusapkan di wajah akan membuat wajah terlihat semakin cantik. Perebutan air ini bebarengan dengan perebutan gunungan hasil bumi. Kemudian jika masyarakat mendapatkan padi dari gunungan hasil bumi tersebut dipercaya tanaman yang masyarakat tanam akan subur.
"Merdi Bumi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan rutin di Desa Pandansari dengan kegiatan-kegiatan mulai dari Ziarah Kubur, Pengajian, Ruwatan Bumi, dan malam hari nya disambung dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Kegiatan Merdi Bumi dilakukan 3 tahun sekali" (Ungkap pak Suratman)
Setelah kegiatan Merdi Bumi dilakukan kemudian dilanjut malamnya yaitu pagelaran wayang yang diadakan secara semalam suntuk yang dibawakan oleh lima dalang diantaranya:
Ki Dalang Luwuk
Ki Dalang Suparmo
Ki Dalang Aipda Dasuki
Ki Dalang Mangsud
Ki Dalang Bima
Pagelaran wayang kulit yang dilakukan selama semalam suntuk tersebut merupakan puncak dari kegiatan Merdi Bumi, kegiatan tersebut dilaksanakan di balai desa Pandansari pada hari sabtu malam minggu dengan lakon wayang yang dibawakan adalah Pendowo Syukur. Kemudian yang hadir dalam acara tersebut mulai dari ajudan Bupati Kebumen, Kepala Kecamatan Kecamatan Sruweng, BPD, Ketua RT dan juga Ketua RW, tokoh masyarakat, dan masyarakat desa Pandansari.
Masyarakat serta tamu undangan sudah mulai memenuhi balai desa Pandansari sekitar pukul 20.00 karena pagelaran wayang akan dimulai pukul 20.30. Pagelaran wayang dibuka dengan sambutan dari para tokoh masyarakat serta penyerahan wayang dari kepala desa kepada dalang yang akan bertugas. Kemudian rangkaian pagelaran wayang dimulai dari perkenalan tokoh-tokoh yang akan ditampilkan atau biasa disebut jejer. Kemudian dilanjutkan Kedhatonan yang merupakan adegan di tempat semedi atau tempat pemujaan setelah jejer. Kemudian dilanjutkan dengan paseban jaban, bodholan, jejer sebrangan, perang gagal, gara-gara, perang kembang, perang brubuh, dan tancep kayon. Pagelaran wayang kulit ini selesai kurang lebih pada 13 Agustus pukul 04.00 pagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H