Mohon tunggu...
Renaldy Akbar
Renaldy Akbar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa FISIP, Jurusan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.\r\n\r\nrenaldyakbar.wordpress.com \r\ntwitter:@rereyakbar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan Positif di Hari Kemerdekaan

18 Agustus 2013   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditulis oleh: Renaldy Akbar, Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tepatnya hari ini, 17 Agustus 2013, hampir seluruh rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaanya. Namun, seringkali saya temukan bahwa masih banyak orang-orang yang bertanya bahwa “apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?” Nampaknya banyak dari kita pesimis melihat negaranya sendiri. Mungkin mereka menanggap bahwa kondisi Indonesia saat ini sudah semakin kalut. Tapi tidak untuk saya, saya mencoba menganalisis kondisi yang terjadi pada saat Indonesia baru saja lahir sampai berumur 68 Tahun kini. Apakah tak kita sadari bahwa banyak perubahan dan pertumbuhan disana? Lantas mengapa kita masih “bertanya-tanya” apakah Indonesia sudah merdeka? Ya jelas sudah.

Indonesia setelah merdeka memiliki janji, yakni:

Point pertama : Perlindungan bangsa atau keamanan nasional.

Kita semua tahu bahwa keamanan nasional sebelum merdeka sudah tidak bisa dibilang aman. Rakyat Indonesia berganti status menjadi tentara nasional. Mereka perang! Entah berapa banyak darah yang tertumpah ditanah Indonesia. Entah berapa banyak anak-anak yang setiap detik merasa ketakutan. Entah berapa banyak wanita yang diperalat penjajah. Kita bisa bayangkan betapa tidak amanya kondisi Indonesia kala itu. Setiap harinya mereka harus siap merasa bahwa “hari ini bisa saja menjadi hari terakhir”.

Namun, saat ini apa kita merasa kan hal yang sama? Tidak ada wajib militer, semua pria bebas mau menjadi profesi seperti apa. Anak-anak bebas bermain. Wanita-wanita menjadi semakin tangguh bahkan lebih unggul dari pria. Apa kita merasa ketika keluar rumah melihat penjajah? Tidak! Yang kita lihat orang-orang sibuk menjalani aktivitasnya. Apa kita merasa takut karena selalu mendengar letusan boomerang? Tidak! Yang kita dengar alunan lagu dari berbagai band.

[caption id="attachment_272884" align="alignleft" width="300" caption="Sebelum Merdeka. sumber :  www.jurukunci.net  Sesudah Merdeka. sumber : centroone.com"][/caption] ` Ilustrasi gambar diatas sangat menunjukan perubahan yang signifikan. Meskipun sampai saat ini masih terjadi kerusuhan di berbagai daerah, itulah yang menjadi PR Indonesia kedepan. Tapi setidaknya, jika kita melihat secara nasional, keamanan Indonesia semakin baik.

Point kedua: Kesejahteraan Umum

Hal ini mengacu pada kondisi ekonomi dan angka kemiskinan. Kita bisa bayangkan bagaimana nihil nya anggaran negara setelah perang. Semua habis karena ongkos dari perang. Rakyat miskin berada dimana-mana. Kita tahu itu. Namun apa yang terjadi setelah Indonesia merdeka dan seterusnya hingga saat ini?

Saya ingin mencoba menceritakan perjalanan periode demi periode pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia.

1.Periode Orde Lama:

Setelah terjadi kemerdekaan, secara ekonomi, Belanda masih menguasai perusahaan-perusahaan di sektor perkebunan. Kemudian (1949-1957), lahirlah demokrasi parlementer yang secara ekonomi bertujuan untuk menghasilkan pengusaha pribumi. Namun, masih relatif kecil dibandingkan pengusaha asing dan china.

(1957-1959) berubah menjadi demokrasi liberal. Dampaknya adalah dominisasi jawa dan ketimpangan ekonomi antara pusat dan daerah. Sementara rakyat Indonesia belum berubah, masih miskin.

Lalu lahirlah demokrasi terpimpin (1959-1965). Perusahaan asing dinasionalisasikan. Namun bisnis masih dipegang oleh China.  Namun, akibat konflik PKI dan militer semakin parah, ekonomi Indonesia pun sangat parah kala itu. inflasi mencapai 732% antara tahun 1964 – 1965 dan masih mencapai 697% antara tahun 1965 – 1966.

2.Periode Orde Baru:

Dukungan dari Barat dan Jepang mengalir melalui bantuan/pinjaman. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak membuat rakyatnya bebas dari kemiskinan dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati segelintir orang saja.  Ironisnya, di tahun 1986/87, sebanyak 81% hutang yang diperoleh untuk membayar hutang lama ditambah bunganya.

Puncaknya, hutang Indonesia membengkak menjadi US$ 70,9 milyar (US$20 milyar adalah hutang komersial swasta) dan debt-service rationya sudah melewati 30%. Hutang inilah sebagai salah satu faktor penyebab Rezim Orde Baru runtuh akibat krisis moneter (penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika dari 2.000-an menjadi 10.000-an per 1 US$). Rezim Orde Baru membangun ekonomi hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pengendalian inflasi tanpa memperhatikan pondasi ekonomi.

3.Periode Orde Reformasi:

Dalam masa ini, Indonesia masih mencari jati dirinya kembali dengan mencoba menerapkan demokrasi yang sesungguhnya yang ternyata sangat mahal biayanya, baik untuk anggaran PILPRES maupun PILKADA.

Kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik dan terkendali setelah dua tahun masa pemerintahan SBY. Sedikit demi sedikit dana subsidi MIGAS ditarik oleh pemerintah. Secara ekonomi memang menunjukkan kondisi membaik, namun rakyat Indonesia masih banyak yang miskin, pengangguran belum bisa diatasi pemerintah, nilai rupiah masih sekitar 9.000-an per 1 US$, kemampuan daya beli masyarakat Indonesia masih rendah. Hal ini lah yang menjadi tugas Indonesia kedepan.  Akan tetapi, Indonesia patut berbangg dengan segala pencapaianya.

[caption id="attachment_272889" align="alignleft" width="310" caption="Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. sumber: badan pusat statisik, keuangan *)proyeksi"]

13767764382093782060
13767764382093782060
[/caption] [caption id="attachment_272886" align="alignleft" width="300" caption="Sebelum Merdeka. sumber: tempodoeloe.wordpress.com"]
13767763031986589655
13767763031986589655
[/caption] [caption id="attachment_272887" align="alignleft" width="318" caption="Sesudah Merdeka. sumber: merdeka.com"]
1376832017240800431
1376832017240800431
[/caption]

Kesimpulan nya adalah sedari 68 tahun Indonesia merdeka, meskipun dalam proses yang sangat panjang dan terjadi berbagai cobaan. Indonesia mampu keluar dari tantangan itu. Indonesia boleh berbangga soal itu, namun masih ada setumpuk permasalahan ekonomi yang harus ditangani secara cepat dan tepat. Kita harus melihat pertumbuhan ekonomi ini secara optimistis, jangan terus-menerus pesimis.

Point ketiga : mencerdaskan kehidupan bangsa

13767764011649925374
13767764011649925374
Pertumbuhan Melek Huruf. Sumber: rahmatulirfan.blogspot.com Ketika Indonesia lahir dihadapkan pada kondisi rakyat yang buta huruf mencapai 95%. Sungguh angka yang sangat miris. Namun , Presiden Soekarno adalah penggerak awal untuk memerangi angka buta huruf ini. Ia bukan mengirimkan pesan yang pesimis kepada rakyat, tapi ia menebarkan pesan optimis bahwa rakyat Indonesia bisa keluar dari buta huruf. Hasilnya sangat menggiurkan. Karena sikap yang optimis, saat ini angka buta huruf hanya tinggal 5%. Kita bisa melihat perubahanya disini.

Pelajaran untuk kita saat ini, ketika kualitas pendidikan belum menemukan jati dirinya. Kita tahu bahwa saat ini banyak kalangan yang sangat memberikan keprihatinan kepada kualitas pendidikan. Namun, tidak tepat kiranya jika kita hanya menyalahkan keadaan dengan sikap pesimis. Kita harus bisa melihat dalam konteks yang lebih optimis lagi. Bayangkan saja, awal republic ini didirikan, Indonesia dihadapkan dengan keadaan rakyat yang hampir seluruhnya butu huruf. Hanya beberapa orang-orang saja yang bisa menempuh pendidikan. Tapi setelah itu, sekolah-sekolah mulai bermunculan dan bisa ditemukan di daerah-daerah.

Oleh karena itu, saat ini cukup sudah kita membahas hal-hal yang negatif. Mari kita lihat pendidikan Indonesia dengan sikap yang optimis. Mari melakukan perubahan meski dalam lingkup kecil. Saya sudah semakin percaya diri ketika banyak organisasi yang didirikan oleh pemuda yang fokus dalam masalah pendidikan. Sungguh sangat memesona. Lantas mengapa kita terus-terusan bersikap pesimis terhadap kemajuan pendidikan Indonesia? Mengapa?  Cukupi sudah semua mari bahu-membahu menyongsong Indonesia kearah yang lebih baik lagi. Ingat bahwa mendidik adalah tugas mereka yang terdidik. Bukan hanya tanggung jawab guru saja.

Nah, apakah kita masih bertanya-tanya soal “apakah Indonesia sudah benar merdeka?” kita memang perlu kritis, namun kebanyakan ekspresinya negatif. Akibatnya kita selalu pesimis. Ketika nama Indonesia dibicarakan pastilah keprihatinan yang kerap muncul.

Kita terlalu banyak membicarakan hal-hal yang negatif seperti Indonesia tidak punya pencapaian. Padahal seperti yang saya jabarkan diatas. Banyak perubahan besar yang terjadi. Lantas mengapa kita menebarkan bibit pesimisme?

Dalam rangka merayakan kemerdekaan Indonesia seharusnya kita merayakan pelunasan janji-janji kemerdekaan. Hal itulah yang perlu kita rayakan. Kita merasa bangga bahwa Indonesia sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dan kedepan, dengan setumpuk masalah yang masih terjadi, kita harus optimis bahwa Indonesia bisa keluar dari segala permasalahan yang terjadil. Mari bubuhkan rasa optimis itu untuk Indonesia di masa depan. Saya yakin, anda yakin, seluruh rakyat yakin, maka Indonesia masa depan bisa menjadi negara yang memesona dan diperhitungkan didunia internasional.

DIRGAHAYU INDONESIA KE-68!

daftar pustaka : http://pmiigadjahmada.wordpress.com/2010/05/16/analisis-kondisi-ekonomi-politik-indonesia-tahun-1945-%E2%80%93-2007/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun