Meratap bujang dengan kelopak mata menutup, melawan waktu makan malam telah dihidangkan.Â
Meronta-ronta pintu tak terdengar suaranya.
Sempit hidup ini bagi jiwanya; kotor, bernoda yang mengalir dosa-dosa.
Â
Dia ingin berhenti!! dari budak rantai hawa nafsu.
Serasa sulit baginya meratap masa kelam yang pilu.
Merasa ada di tepi neraka sejengkal dari ibu jari kakinya.
Kenapa masih berlanjut?
Â
Wahai ibuku!!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!