Kita bisa lihat gambar diatas, bahwa people-pleaser selalu berusaha menyenangkan orang lain tanpa memperhatikan kondisi mereka, Nah simak artikel berikut dapat memahami gejala people-pleaser.
"Kenapa sih, harus selalu aku yang minta maaf? Kenapa sih aku  susah banget buat nolak? Kenapa aku harus selalu mengalah?!
Kalau pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering muncul dibenak kamu, mungkin secara nggak sadar, kamu sudah jadi seorang people pleaser.
People-pleaser, nah, apasih pengertiannya?
People-pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang-orang disekitarnya, dan juga memiliki kecenderungan untuk melakukan apapun agar orang-orang disekitarnya tidak pernah kecewa terhadapnya.
People-pleaser juga selalu ingin tampil sebagai orang yang rapih, supel, ramah, murah hati, dan ringan tangan dalam membantu seseorang serta memiliki sikap yang kreatif, menyenangkan, peduli, dan hangat, terlebih juga cenderung ingin popular.
Seorang yang memiliki people-pleaser sulit berkata "tidak" jika dimintai pertolongan, bahkan bisa dibilang merugikan diri sendiri. Dengan begitu, ia akan menyangkal diri sendiri, dan akan mulai bersikap manipulative baik bagi sendiri maupun orang lain.
Memangnya mau kita dianggap sebagai begitu?
Biasanya orang tipe seperti ini cenderung mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri sehingga ia menjadi disukai. Ia membentuk dirinya sesuai dengan harapan orang lain. Dari luar ia tersenyum dan setuju, namun jauh di lubuk hatinya terdapat berbagai perselisihan. Perselisihan tersebut menimbulkan rasa tidak berarti, amarah bahkan kebencian ketika menumpuk seperti gunung, tentunya hal ini harus kita hindari. (rencanamu.id)
People-pleaser memiliki kebutuhan yang besar untuk diterima oleh orang lain. Oleh karena itu, ia cenderung setuju dengan mayoritas suara tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan atau mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dia menyensor dirinya sendiri untuk menghindari konflik, dan dia takut ditolak. Baginya, tidak jarang akhirnya dia terkesan tidak mempunyai pendirian.
People-pleaser percaya bahwa mereka layak mendapatkan cinta hanya jika mereka memberikan segalanya kepada orang lain. Hal ini sangat berbahaya terutama jika dia berada dalam hubungan yang penuh kekerasan karena dia dapat dengan mudah mentolerir dan memaafkan pelakunya. Tentu saja, menyenangkan orang lain bisa meningkatkan kebahagiaan kita.