Dynamic Neuromuscular Stabilization dikembangkan oleh Profesor Pavel Kolar, seorang fisioterapis dengan gelar doktor di bidang pediatri dan fisiologi dari Praha, Republik Ceko. Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) adalah strategi atau metode pemeriksaan, pengujian, penilaian, diagnosis dan pengobatan yang canggih dan kompleks terhadap kondisi yang mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk pernapasan, otot, sendi, ligamen, tendon, dan sistem saraf tubuh. DNS menggunakan model terapi fisik untuk membantu mengaktifkan otot- otot stabilisasi, yang dimulai dengan mekanisme diafragma, dasar panggul, dan "otot inti" yang tepat, kemudian meluas ke tungkai (Wardhani & Nisa, 2023). Prinsip ilmiah dari Dynamic Neuromuscular Stabilization berdasarkan developmental kinesiology (Frank et al., 2013). Developmental kinesiology adalah studi tentang bagaimana anak-anak bergerak dan belajar untuk bergerak. Dalam pengaturan rehabilitasi, developmental kinesiology digunakan untuk memperbaiki pola gerakan dan mengatasi disfungsi muskuloskeletal. Dalam developmental kinesiology, gerakan dilatih, bukan ototnya. Dengan cara ini, otot yang diperlukan akan semakin kuat dan pola gerakannya juga akan semakin kuat. Developmental Kinesology didasarkan pada tiga tingkat kontrol sensorimotor di sistem saraf pusat (SSP):
a. Tulang belakang dan batang otak: Mengontrol gerakan umum dan refleks primitif pada bayi baru lahir.
b. Subkortikal: Memungkinkan stabilisasi batang dasar dan integrasi otot orofasial dan informasi aferen.
c. Kortikal: Memungkinkan gerakan dan relaksasi segmental yang terisolasi, dan penting untuk kualitas dan karakteristik gerakan individu.
Tujuan dari DNS adalah untuk mengoptimalkan efisiensi pergerakan dan mencegah kelebihan beban sendi. DNS ini memiliki lima gerakan inti diantaranya adalah cervical flexors, cervical extensors, diaphragm, transversus abdominis, multifidus, dan pelvic floor. Dynamic Neuromuscular Stabilization Functional memiliki test spesifik yang terdiri dari Breathing Stereotype Test, Intra-abdominal pressure regulation Test, Diaphragm Test, Hip Flexion Test, Supine Test With Legs Raised Up, Trunk and Neck Flexion Test, Arm Lifting Test, Trunk Extension Test, Quadruped Position Test, Bear Position Test, Squat Test (Kobesova et al., 2020). Penilaian DNS didasarkan pada perbandingan pola stabilisasi pasien dengan pola stabilisasi bayi sehat.
Peran pengaturan tekanan intra-abdomen (IAP) & sistem stabilisasi tulang belakang terintegrasi (ISSS) dalam stabilitas tulang belakang fungsional stabilitas (atau kekakuan) tulang belakang bergantung pada koordinasi dinamis dari banyak otot sinergis dan antagonis untuk kontrol yang tepat dari gerakan sendi yang berlebihan sambil memungkinkan pembentukan torsi yang diperlukan untuk gerakan multi-sendi yang diinginkan. Salah satu parameter untuk memengaruhi mekanika dan kekakuan tulang belakang adalah tekanan intra-abdomen (IAP). Sistem stabilisasi tulang belakang terpadu (ISSS) seperti yang dijelaskan oleh Kolar, terdiri dari ko-aktivasi seimbang antara fleksor serviks yang dalam dan ekstensor tulang belakang di daerah serviks dan toraks atas, serta diafragma, dasar panggul, semua bagian otot perut dan ekstensor tulang belakang di daerah toraks bawah dan lumbar. Diafragma, dasar panggul dan transversus abdominis mengatur IAP dan memberikan stabilitas postural lumbopelvik anterior. Otot-otot stabilisasi tulang belakang intrinsik ini memberikan kekakuan tulang belakang dalam koordinasi dengan IAP, yang berfungsi untuk memberikan stabilitas dinamis tulang belakang. Mereka membentuk "inti yang dalam" dan beroperasi di bawah "mekanisme kontrol umpan-maju" yang otomatis dan bawah sadar, dan mendahului setiap gerakan yang bertujuan (Frank et al., 2013).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H