Festival Tirtomoyo Tempo Doeloe merupakan kegiatan yang diadakan oleh Desa Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke -- 77. Dengan tema "Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat". Sebelumnya, Festival ini sukses dan meriah diadakan pada tahun 2019. Pada tahun 2020 dan 2021, Tirtomoyo Tempo Doeloe tidak diadakan karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat untuk dirumah saja dan tetap menjaga jarak.
Tahun ini Desa Tirtomoyo berkesempatan untuk mengadakannya kembali setelah terhenti karena pandemi Covid-19. Festival ini diadakan selama tiga hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 19-21 Agustus 2022. Festival ini berlangsung meriah dengan adanya Sendratari, Tarian Tradisional, Dolanan Tradisional, PhotoBooth Jadul, Pasar Rakjat, Panggoeng Rakjat, dan Museum Jadoel Tirtomoyo.
Adanya Festival Tirtomoyo Tempo Doeloe bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan, kesatuan, dan kekeluargaan seluruh masyarakat Desa Tirtomoyo, mengenang jasa para pahlawan, serta meningkatkan  dan menggerakkan ekonomi masyarakat Desa Tirtomoyo dalam mengatasi dampak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Festival ini tidak hanya diperuntukkan untuk warga Desa Tirtomoyo saja, namun dibuka untuk umum.Â
Kegiatan di hari pertama dibuka dengan tarian Topeng Malangan dan Tari Reog, untuk menyambut Bupati Malang, Bapak Drs. H. M. Sanusi, M.M yang turut hadir di Festival Tirtomoyo Tempo Doeloe. Selain Bupati Malang, turut hadir pula tamu undangan lainnya, seperti Camat Kecamatan Pakis, Muspika Pakis, Danramil. Pada hari selanjutnya, dimeriahkan dengan penampilan ludruk dan tari kreasi. Lalu sebagai penutup, digelar panggung campursari pada hari terakhir.
Selama tiga hari berturut turut, Tirtomoyo Tempo Doeloe atau yang kerap disebut dengan TTD tidak pernah sepi pengunjung. Dimulai dari sore hingga malam hari, pengunjung datang silih berganti. Mulai dari anak anak, remaja, hingga orang tua sangat antusias terhadap acara ini. Mereka mengenakan pakaian khas tempo doeloe untuk memeriahkan jalannya acara ini.Â
Tidak kalah menarik dengan rangkaian acara lainnya, yaitu Pasar Rakjat dimana masyarakat Desa Tirtomoyo ikut berpartisipasi menjual berbagai produk jadul. Setiap RT memiliki stan tempat untuk menjual produknya yang dihias sesuai dengan kreativitasnya masing-masing. Produk-produk yang dijual seperti jamu dan pecel dengan harga yang juga sangat terjangkau, jamu dijual dengan harga Rp 6.000 dan pecel dengan harga Rp 2.000. Selain jamu dan pecel, banyak kuliner khas tempo doeloe yang dijual di stan stan warga. Seperti cenil, sate, gethuk, es gabus pelangi, dan masih banyak lagi.
Antusias dari warga Desa Tirtomoyo terkait dengan kegiatan ini sendiri sangat tinggi, dapat dilihat dari banyaknya partisipasi masyarakat memeriahkan acara dan warga yang datang, baik untuk menonton pertunjukan maupun yang datang untuk membeli produk-produk yang dijual di Pasar Rakjat.Â
"Acara ini sangat bagus, variatif, juga gak monoton", ucap salah satu warga yang hadir pada Festival Tirtomoyo Tempo Doeloe. Festival yang menyuguhkan beragam jenis hiburan ini membuat warga tidak bosan dan menikmati acara dengan gembira bersama teman dan keluarga. Harapannya, Desa Tirtomoyo dapat menjaga tradisi dan mengadakan festival ini dengan lebih baik lagi pada setiap tahunnya.
Penulis : Tata Dewi Cahyaningtyas, Renade Shafa Tinaisyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H