Aku hanya menatap hatiku dalam kelam yang kian beruban
Seolah serpihan hatiku tiada menyatu
Dalamnya pun terasa menyesakkan
Baca juga: Asa untuk Papuaku
Tapi jiwaku tetap bergairah mengarungi dinding-dinding masa
Hingga nafasku terengah namun penuh dalam paru-paru kawula muda yang berpesta pagi ini.
Lain menambatkan citanya di langit
Lewat bianglala kembar yang menghantarkan embun
Kunantikan lagi anak-anak bumi yang ingin mendunia untuk diangkat
Baca juga: Hanya Tailing yang Tersisa
Berharap bianglala tetap akan menemuiku selamanya
Perum Dosen KPG Timika, 24 Mei 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!