[caption caption="Via Ferrata, Panjat Tebing Menjadi Mungkin"]Panjat tebing … hmmmm terpikirnya ini adalah kegiatan alam yang hanya bisa dilakukan oleh ahlinya atau mereka yang memang khusus berlatih untuk melakukannya. Salah satu kegiatan alam yang sudah lama ingin saya lakukan, tetapi saya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu dengan siapa saya harus pergi, dan tidak tahu dimana saya bisa melakukannya, karena saya bukanlah anggota komunitas pencinta alam gunung.
Sering kali sambil lewat di alun-alun kota Tangerang saya melihat ada papan latihan panjat dan adik-adik yang masih sekolah latihan disekitarnya. Ingin rasanya ikut berlatih lalu kemudian melakukan kegiatan ini di gunung sungguhan.
Dan suatu hari, berbinar mata saya saat melihat postingan Ondo Sirait, pemilik Stalagmite Adventure (www.stalagmiteadventure.com) yang mengadakan trip satu hari panjat tebing dengan Via Ferrata di Gunung Parang, Purwakarta. Via Ferrata dalam bahasa Italy berarti 'jalan besi' yang pertama ada di Indonesia. Mendaki gunung dengan berpijak pada besi-besi yang telah ditancapkan dengan kuat dan ada kabel sebagai pelindung lainnya.
Perjalanan pagi hari Jakarta – Purwakarta lancar tanpa macet diisi dengan melanjutkan tidur sampai kami sampai di Posko Via Ferrata di bawah kaki Gunung Parang. Dari posko ini dengan mata yang masih sehat kami bisa melihat titik-titik kecil mereka yang telah lebih dulu memanjat, terlihat sangat kecil, lalu membayangkan sebentar lagi kami akan ada di tempat mereka, merayapi punggung gunung.
Persiapan dilakukan, dibantu oleh team dari Via Ferrata, bergantian kami dilengkapi dengan beberapa alat wajib dengan standard keamanan international, lalu kami diperiksa dan dipastikan bahwa semua sudah terpasang dengan benar. Menurut saya semua aman, bisa dilakukan juga oleh anak-anak dan bisa sambil foto-foto hahaha.
Hal paling seru untuk saya adalah saat harus turun, tali diikat di alat dan kami diulur satu persatu menuruni tebing. Bergantung pada tali yang dioperasikan oleh Mas Bagus dan Mas Tukul, kami memasrahkan diri dan keselamatan kami pada Tuhan dan mereka ini. dan mereka memang ahli. Sebelum sampai pada giliran, saya memperhatikan teman yang duluan turun, supaya tahu apa yang harus dilakukan. Awal untuk melepaskan kaki dari pijakan adalah hal paling sulit, setelah itu sudah tinggal mengalir aja mengikuti uluran tali. Melompat-lompat turun dengan tali seperti itu saya jadi membayangkan seperti tokoh Spiderman loh hahaha.