Pertunjukan hebat yang harus  diacungi jempol.  Disutradarai oleh sutradara ternama Zhang Yimou, saya mengacungkan jempol untuk acara ini; ide, konsep, rancangan, koreografi, dan segala hal dari kesatuan seni yang luar biasa ini. Zhang Yimou adalah direktur acara pembukaan Olimpiade Beijing, China tahun 2008. Kabarnya, para pemeran acara ini adalah  warga setempat yang bekerja sebagai nelayan pada siang hari dan tampil di acara ini pada malam hari.Â
Diawali  dengan kehadiran  beberapa  pemain yang sepertinya masih anak-anak dan remaja. Hawa dingin musim gugur tidak tampak dalam gerak mereka, padahal kami yang memakai jaket saja sudah kedinginan.Â
Teater  alam terbesar di dunia dengan  Sungai Li sebagai panggung, dua belas bukit berkabut sebagai latar belakang. Efek cahaya mempunyai fungsi penting yang membuat keseluruhan acara ini.
Beruntung lagi, saya bisa duduk di posisi tengah menghadap teater, baris paling depan kosong, baris kedua diisi beberapa penonton, saya duduk  di kursi baris ketiga dari depan. Pononton memenuhi kursi  sampai di belakang  bagian atas. Setiap jam pertunjukan mampu menampung 3000 penonton, luar biasa. Â
Mengisahkan legenda rakyat dan mitos suku Zhuang, seorang peri penyanyi bernama Liu Sanjie  yang cantik dan bersuara merdu. Latar belakang perkampungan dan kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar Sungai Li, tempat tinggal Liu Sanjie.
Pada tampilan bab pertama, mereka menari dengan membawa kain panjang berwarna merah yang membentang dari pinggir sungai sampai ke seberang sungai. Merah melambangkan semangat kerja keras masyarakat.  Koreografi yang luar biasa dimana para penari harus berdiri dan bergerak di atas rakit-rakit yang adalah pijakan mereka di permukaan air Sungai Li. Sungguhan di atas air, ASLI, terbukti saat ada salah satu pemain  yang terpeleset dan tercebur, lalu segera naik lagi ke rakitnya dan meneruskan geraknya. Penonton yang melihat dan sadar apa yang terjadi  tertawa, termasuk saya hahahaha. Membuktikan bahwa mereka benar2 berada di rakit, di permukaan sungai. Bisa dibayangkan, saat itu mereka beraktifitas dengan air, alam terbuka di malam yang dingin.
Pada bab kedua, didominasi warna hijau bukit dan pepohonan,  suasana kegiatan perkampungan  di sekitar Sungai Li yang melambangkan kehidupan damai dan bahagia.
Pada bab ketiga, ada ratusan lampu yang bergerak di atas sungai, kegiatan memancing yang menunjukkan kesederhaan hidup masyarakat.
Pada bab keempat, Liu Sanjie menyanyikan lagu cinta dan seorang peri menari indah di atas lengkungan bulan sabit. Para gadis cantik berambut panjang terurai yang sedang mandi di sungai menjadi gerakan pengiring lagu cinta Liu Sanjie.
Pada bab terakhir, upacara tradisional Liu Sanjie bersama seorang Pangeran sambil menyanyikan lagu cinta.
Di akhir acara ada parade para pemain sambil memeberikan salam kepada penonton.Â
Lihat Travel Story Selengkapnya