Mohon tunggu...
Rena Jelita
Rena Jelita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Rena Jelita lahir pada 21 Juli 2004. Saya memiliki hobi berolahraga yang membuat kepribadian bisa mengontrol emosi dalam menghadapi sesuatu. topik favorit buku atau film saya adalah cerita yang menarik seperti certa horor dan romantis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Guru Menghadapi Kurikulum di Era Digital

26 Januari 2024   00:23 Diperbarui: 26 Januari 2024   00:27 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TANTANGAN GURU MENGHADAPI KURIKULUM DI ERA DIGITAL
oleh : Rena Jelita 132023005
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Abstrak
Pendidikan adalah usaha dasar yang terencana untuk menjadikan suasana belajar dan proes pembelajaran, agar siswa siswi dapat mengembangkan potensi dirinya dan mengembangkan pengetahuan secara umum dan keterampilannya. Kurikulum adalah suatu sistem yang terencana yang membahas mengenai pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum menjadi suatu peran yang penting di dunia Pendidikan karena sistem yang terencana agar dalam pembelajaran di sekolah bisa berjalan lebih baik dan efisien. Di zaman sekarang yang setiap pergantian menteri pendidikan berganti juga kurikulum padahal proses kurikulum meliputi perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Jika berlangsungnya kurikulum yang berganti setiap saat bagaimana pendidikan di Indonesia bisa maju. Untuk mencapai tujuan kurikulum pendidikan yang baik maka di butuhkan tujuan pendidikan yang tepat agar proses pembentukan pribadi manusia bisa berhasil. Tujuan penulisan dan artikel ini adalah memberitahu kepada pembaca pentingnya manajemen kurikulum pada zaman sekarang.
Kata kunci : Pendidikan, kurikulum, manajemen.

1.PENDAHULUAN
Komponen yang penting dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum adalah rencana yang di jadikan sebagai pedoman atau pegangan dalam kegiatan proses belajar mengajar Kurikulum sudah ada di Indonesia pada tahun 1947 dan dengan dunia pendidikakn yang semakin modern perkembangan kurikulum juga ikut berkembangan pembaharuan pembaharuan banyak di lakukan  untuk memenuhi  Pendidikan  agar menciptakan generasi yang kualitas. Saat ini kita sedang berada di era digital, yang telah memberikan pengaruh yang luas pada hampir setiap elemen kehidupan bahkan di sekolah, penyesuaian atau pergeseran, bahkan perubahan yang mendasar sudah terasa. Tantangan baru itu memerlukan proses berpikir terobosan jika yang dibutuhkan adalah output yang berkualitas yang dapat bersaing dengan pekerjaan di lingkungan terbuka. Manajemen kurikulum adalah semacam upaya bersama atau upaya untuk mempromosikan pencapaian tujuan instruksional, terutama upaya untuk meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu, sekolah harus mampu melahirkan dan melatih generasi penerus multitalenta yang berkompeten, yang pada akhirnya memerlukan revolusi dalam metode pendidikan dan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang peka terhadap masalah zaman dan tuntutan masyarakat. Jika sekolah memperhatikan hal ini, wajar jika mereka menyesuaikan manajemen dalam kerangka kurikulum agar dapat beradaptasi dan menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era digital.

2.METODE
Penelitian ini adalah sebuah penelitian dengan pendekatan analisis. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan secara analisis karena tulisan ini dibuat berlandaskan kepada referensi artikel yang telah dipublikasi yang kredibel. Artikel ini akan membahas perihal apa yang dimaksud dengan tantangan guru menghadapi kurikulum digital dalam era digital guna meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah.

3.PEMBAHASAN
Guru di era digital menghadapi sejumlah tantangan yang baru dan unik. Beberapa tantangan utama yang mereka hadapi meliputi:
1.Perubahan dalam metode mengajar. Perkembangan teknologi mengubah cara kita memperoleh dan menyampaikan informasi.
2.Pengelolaan waktu. Dalam era digital, guru dapat dengan mudah terjebak dalam penggunaan teknologi dan terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar.
3.Kesenjangan akses dan kesenjangan digital. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi, dan ini dapat menciptakan kesenjangan dalam pembelajaran. Guru perlu menemukan cara untuk menyediakan akses teknologi yang setara kepada semua siswa, agar mereka memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses informasi dan sumber daya pembelajaran.
4.Keamanan dan privasi. Dalam menggunakan teknologi, guru juga harus mempertimbangkan keamanan dan privasi siswa.
5.Perubahan peran guru. Dalam era digital, beberapa siswa mungkin lebih terampil dalam menggunakan teknologi daripada guru. Oleh karena itu, peran guru berkembang menjadi lebih sebagai fasilitator pembelajaran, mendukung siswa dalam menavigasi teknologi dan membangun keterampilan digital mereka.
6.Kesulitan dalam mempertahankan perhatian siswa. Di era digital, banyak distraksi yang tersedia bagi siswa, seperti media sosial, permainan online, atau pesan instan. Guru perlu mencari cara untuk mempertahankan perhatian siswa dan membuat pembelajaran menjadi menarik dan relevan bagi mereka.
7.Kurangnya keterampilan digital guru. Tidak semua guru memiliki keterampilan digital yang memadai. Beberapa dari mereka mungkin merasa tidak nyaman atau tidak terampil dalam menggunakan alat-alat teknologi.
8.Pemeliharaan dan pembaruan perangkat dan infrastruktur. Mengadopsi teknologi dalam pembelajaran juga memerlukan investasi dalam perangkat keras dan infrastruktur yang memadai.
9.Penilaian yang sesuai dengan era digital. Dalam mengajar di era digital, guru perlu mengevaluasi penilaian yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa.
10.Etika digital dan keamanan online. Guru juga harus mendidik siswa tentang etika digital dan keamanan online. Mereka perlu mengajarkan siswa tentang pentingnya melindungi privasi mereka, mengidentifikasi dan menghindari cyberbullying, serta menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.

Melalui pendidikan dan pelatihan, guru dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan menjadi lebih siap untuk mengajar di era digital. Penting bagi mereka untuk tetap terbuka terhadap perubahan, belajar secara terus-menerus, dan bersedia berkolaborasi dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan relevan dalam era digital. Untuk mengatasi tantangan ini, dapat menggunakan metode manajemen kurikulum.
Manajemen merupakan langkah kerja sama yang dilakukan secara individu maupun kelompok serta melibatkan komponen lainnya untuk mencapai sebuah tujuan organisasi sebagai sebuah kegiatan yang sifatnya mejerial. Kurikulum adalah kumpulan rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan yang digunakan sebagai dasar untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari definisi tersebut manajemen kurikulum adalah suatu sistem manajemen organisasi atau kurikulum yang menyeluruh, kolaboratif, sistematis, sistematis untuk mencapai tujuan kurikulum dan digunakan sebagai dasar atau pedoman untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dapat meningkat.
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi pengembangan, pengelolaan atau pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum yang dijadikan pedoman. Pada lingkup satuan pendidikan maka aktivitas kurikulum ini lebih memprioritaskan untuk mewujudkan serta menyesuaikan keterkaitan kurikukulum nasional dan pastikan bahwa kurikulum dirancang dengan mempertimbangkan siswa dan lingkungan sekolah sebagai ukuran kemampuan untuk memenuhi kebutuhan setiap sekolah setempat.
Manfaat manajemen kurikulum menurut D. Muhaimin yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya kurikulum, kesempatan yang sama dan peningkatan kesempatan bagi siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan siswa, meningkatkan efektivitas kinerja guru dan aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk membantu pembuatan kurikulum.
Dalam rangka mempersiapkan era digital, diperlukan kurikulum yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum saat ini harus dapat beradaptasi dengan kemajuan digital. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong anak-anak menjadi melek digital dengan mengembangkan bakat kritis, kreatif, dan intelektual, serta menanamkan dalam diri mereka moral dan nilai- nilai luhur.
Globalisasi merupakan faktor dalam meningkatkan standar pendidikan. Suka tidak suka, pendidikan perlu berkembang agar kita tidak kecewa atau kewalahan oleh waktu. Peningkatan kualitas pendidikan juga harus menjadi prioritas. Jika tidak, komunitas atau negara ini akan tertinggal dari negara lain di setiap wilayah. Misalnya dalam bidang pembangunan kualitas sumber daya manusia suatu masyarakat, daripada kelimpahan sumber daya alam, menentukan keberhasilan pertumbuhannya yang diukur dengan indikator ekonomi. Sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya ada, mereka juga harus melalui proses pendidikan yang ketat.

KESIMPULAN
Manajemen kurikulum merupakan suatu langkah kolaboratif yang dilakukan secara individu atau kelompok dengan melibatkan bagian lain untuk mencapai tujuan organisasi sebagai suatu kegiatan manajemen. Bidang manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengelolaan atau pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum yang dijadikan pedoman. Pengelolaan kurikulum mempunyai 6 (enam) manfaat/fungsi yaitu: meningkatkan pemanfaatan sumber daya kurikulum, meningkatkan pemerataan dan meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan lingkungan siswa, meningkatkan hasil kerja guru dan efektifitas pembelajaran. kegiatan siswa. dalam mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menentukan dan mendukung perencanaan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA


H. A. R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, cet-4. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
S. Suwandi, "Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia yang Responsif terhadap Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dan Kebutuhan Pembelajaran Abad ke-21," Semin. Nas. Pendidik. Bhs. dan Sastra, vol. 1, no. 1, pp. 1--12, 2020.
B. Kitchenham and S. Charters, "Guidelines for performing Systematic Literature Reviews in Software Engineering," 2007.
M. Nurtanto, N. Kholifah, E. Ahdhianto, A. Samsudin, and F. D. Isnantyo, "A Review of Gamification Impact on Student Behavioral and Learning Outcomes," Int. J. Interact. Mob. Technol., vol. 15, no. 21, pp. 22--36, Nov. 2021.
A. Marriner, "Management of organizational behavior: Utilizing human resources," Nurse Educator, vol. 3, no. 6. Prentice-hall inc, New Jersey, p. 27, 1978, doi: 10.1097/00006223-197811000-00009.
W. B. Sulfemi, "Manajemen Kurikulum Di Sekolah," Modul, p. 3, 2019.
A. B. Johan, S. PH, and Widodo, "Evaluation of Education Implementation of Link and Match Systems of the Industrial and Vocational School in Yogyakarta Province," J. Taman Vokasi, vol. 7, no. 2, pp. 216--222, 2019.
Haudi, Manajemen Kurikulum, no. May. Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2019.
D. Muhaimin, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
M. A. Ramadhan and S. D. Ramdani, "Vocational education perspective on curriculum 2013 and its role in Indonesia economic development," Retrieved July, vol. 12. p. 2016, 2015.
R. Rabiman, P. Sudira, H. Sofyan, and M. Nurtanto, "Practical Learning Media in Subject Maintenance of Chassis and Power (MCP) Based.
A. T. Kuntoro, "Manajemen Mutu Pendidikan Islam," J. Kependidikan, vol. 7, no. 1, pp. 84--97, 2019, doi: 10.24090/jk.v7i1.2928

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun