Mohon tunggu...
Ren Ai
Ren Ai Mohon Tunggu... Mahasiswa - penuntut ilmu

mencoba lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupikir Mereka Membicarakan Sapi, Ternyata Aku

27 September 2024   17:20 Diperbarui: 27 September 2024   17:28 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena terlalu lama di perjalanan kemaren, Fara mengantuk di acara pembukaan. "Bu, itu bukannya bapak petugas hotel yang ngangkat barang-barang kita tadi malam ya Buk?" Siswi Fara mendekatinya. Lalu Fara mulai mengamati siapa yang sedang berjalan ke panggung. Mengantuknya langsung hilang ketika tahu siapa yang menjadi juri. "Astaghfirullah, apa yang terjadi? Petugas hotel semalam adalah juri di acara yang sebesar ini" Fara sangat terkejut. Sepertinya Aku harus minta maaf atas apa yang terjadi tadi malam. Takutnya siswiku langsung didiskualifikasi sebelum lomba, pikir Fara.

Setelah acara pembukaan berakhir, Fara berniat untuk meminta maaf kepada Pak Rangga, karena kesalahannya. Fara mencari sosok-sosok pak Rangga di kerumunan banyak orang. Fara mengamati dari jauh Pak Rangga sedang berbincang dengan beberapa pria. "Mungkin nanti saja aku menemui Pak Rangga", ucapnya. Kemudia Fara menemani siswinya memasuki ruangan perlombaan.

Perlombaan dimulai, Fara menunggu di ruang tunggu sambil membaca buku. Terdengar seorang berjalan memasuki ruang lomba. Ketika melewati Fara, Fara terkejut karena yang berjalan adalah Pak Rangga. "Maaf Pak Rangga". Fara langsung memanggil Pak Rangga dengan rasa ragu. "Iya Mbak," Pak Rangga menoleh ke belakang. "Saya ingin minta maaf atas kejadian semalam, saya tidak tau kalau bapak...". Pak Rangga langsung memotong pembicaraan Fara. "Tidak usah minta maaf Mbak, saya cuman ingin membantu orang lain. Siswi mbak juga kelelahan udah capek saya lihat. It's no problem". "Maaf mbak saya lagi buru-buru. Tidak usah dipikirkan , saya gak bakal kurangi nilai siswi mbak kok". Pak Rangga senyum sedikit lalu menungglkan Fara. "Rendah hati sekali pak Rangga" ungkap Fara sambil melanjutkan bacaan novelnya.

Dua bulan lagi hari raya Idul Adha. Fara pulang ke rumah sekaligus membantu ayahnya mengurus kurban di desa. Setiap kurban Fara berganti posisi menjadi sekretaris ayahnya mendata penduduk yang mendaftar kurban. Seperti biasa, Pak Firman datang ke rumah Fara dan berbincang dengan ayahnya Fara.

Fara menghidangkan teh untuk pak Firman. "Eh Fara sebentar lagi selesai kuliah ya" ,basa basi pak Firman . "Alhamdulillah, ya Pak", jawab Fara. "Apa rencana setelah kuliah?", tanya pak Firman. "Maunya sih S2 pak, ini lagi nyari beasiswa supaya gak nyusahin ayah"." Mantap semoga Allah permudah urusan Fara" ucap pak Firman. "Aamiin pak".

Hari raya Idul Adha telah berlalu. Fara packing-packing untuk kembali ke tempat kosnya. Ayahnya datang, "Nak mau berangkat besok?".

"Iya insyaAllah yah",jawab Fara.

"Nak umur kamu sudah matang, adakah laki-laki yang mendekatimu" tanya ayahnya.

"Ada sih yah tapi aku gak suka caranya. Kan seharusnya kalau dia benar-benar ingin aku, kan harus temui ayah" Jawab Fara dengan nada biasa.

"Iya Nak, memang begitu seharusnya. Nak kamu ingat gak pas kamu lulus SMA, terus ayah bilang tentang anaknya pak Firman, Rafa. Pas kamu lanjut kuliah, dia juga lanjut S2 dan sampai sekarang juga belum menikah. Kata pak Joko, Rafa ingin taaruf sama kamu", ucap ayah Fara

"Sama Fara yah? Kalau ayah yakin ya gak papa", jawab Fara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun