Setelah menelpon dengan temannya, dia mengamati pria tersebut. Terlihat dia menutup matanya. Entah sedang menikmati sesuatu dari earphone atau memang sedang tidur.
Syasya pun melanjutkan bacaan novelnya.
Prak!, terdengar seperti benda besi jatuh ke lantai. Syasya menoleh ke sumber suara. Handphone pria tersebut jatuh disebabkan senggolan anak kecil yang sedang berlari di kereta.
"Astaghfirullah" pria tersebut ikut terkejut. Kabel earphone yang tersambung tadi sampai terlepas. Suara muratal langsung keluar dari handphone pria tersebut. Syasya merasa bersalah karena telah berperisangka buruk kepadanya.
"Bocah bocah, gimana handphonenya?" Syasya memberanikan bertanya.
"Tidak apa-apa, cuman gores sedikit" jawab pria tersebut sambil membersihkan handphonenya.
Kenapa pria berpenampilan seperti ini, mendengarkan muratal Al-Qur'an selama di perjalanan kereta? Gumam Syasya di dalam hatinya.
Sebentar lagi kereta akan sampai di stasiun akhir. Penumpang kereta bersiap-siap dan memastikan agar tidak ada barang yang tertinggal.
Kring! Handphone pria tersebut berbunyi, "Assalamualaikum ya Akhi..."
Syasya terperanjak ketika mendengarkan percakapan pria misterius tersebut di telepon. Pria itu berbicara menggunakan bahasa Arab, bahkan lebih baik daripada Syasya. Syasya kemudian berusaha mengingat apa saja yang dia bicarakan sama temannya di telepon tadi. Syasya berharap pria misterius tersebut benar-benar tidur ketika Syasya menelpon dan tidak mendengar apa-apa.
"Ini tasnya" Pria tersebut memberikan tas Syasya yang tadi diletakkan di bagasi atas. Syasya terhenti dari lamunannya. "Eh iya terimakasih" Syasya mengambil tasnya.