Sudah seminggu ini kompasianer benar-benar merasa seperti di film The 13th Warrior (1999) yang menceritakan perjalanan seorang pria bernama dari Ahmed bin Fadlan (Antonia Banderas) yang ditugaskan oleh Sultan Baghdad Irak ke negeri utara. Singkat cerita Ahmed menjadi ksatria ke-13 dari Pasukan North Man Kaum Viking yang bertugas menghalau ancaman dari kaum misterius yang selalu menyerang penduduk desa apabila hari sudah diliputi kabut. Di film ini scene kehadiran kabut dapat menghadirkan ketakutan.
Nah kabut ini lah yang kompasianer saksikan dan rasakan setiap pagi saat pergi bekerja. Kompasianer tinggal di Kota Banjarmasin Kalsel, namun tempat kerja berada di kota Marabahan Kabupaten Barito Kuala yang jaraknya sekitar 45 km dengan naik motor waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Macet karena Kabut Asap
Setiap pukul 06.00 pagi kompasianer biasanya berangkat, di tengah perjalanan pas batas luar kota, laju motor kompasianer pun mulai melambat, awalnya kecepatan penuh ala Marquez di Motor GP, kemudian bergerak pelan seperti kura-kura Galapagos terus gerak slow motion seperti siput.
Gimana tidak, kompasianer harus menurunkan kecepatan motor karena kabut asap di pagi hari itu sudah terlalu tebal, jarak pandang baik horizontal dan vertical sekitar 5-10 meter. Selalu saja tiba-tiba muncul di tengah-tengah kabut mobil atau motor persis di depan kita, yang kadang bikin jantungan.
[caption id="attachment_326767" align="aligncenter" width="300" caption="Jarak Pandang < 10 m"][/caption]
Laju pengendara motor lainnya pun bergerak pelan (< 10 km/jam) karena saking pelannya motor pun menumpuk akhirnya bikin macet. Unik bukan, kalo di kota besar seperti Jakarta macet disebabkan oleh saking banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, nah ditempat kami, macet nya disebabkan oleh saking tebalnya kabut asap.
[caption id="attachment_326768" align="aligncenter" width="560" caption="Macet Terhenti krn Tebalnya Kabut Asap "]
![1412184144547360791](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1412184144547360791.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_326769" align="aligncenter" width="300" caption="Maju lambat Merambat < 10 km/jam"]
![1412184396863903571](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1412184396863903571.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Keadaanpun menjadi serba salah, hatipun bimbang, mau terus lanjut meluncur takut kabut asapnya nga putus-putus sampai puluhan kilometer, mau putar haluan balik ke rumah takut dapat SMS dari Bos tentang pemberitahuan SP 1. Akhirnya demi masa depan dan keluarga (atau kata populernya, takut dipecat haha) maka keputusannya yang diambil adalah lanjut menerjang badai kabut. Sekitar 25 menitan melaju akhirnya kabut mulai menepis, meski pakai masker, nafas tetap tersengal-sengal. Motorpun dipacu kenceng balapan ama temen-temen rider seperjuangan. Kompasianer pun nyampe kantor dengan selamat.
Negeri di atas Asap
Sepanjang jalan kenangan dari rumah ke tempat kerja setiap harinya selalu saja kompasianer temui lahan yang terbakar dan hal ini selalu terjadi berulang-ulang setiap tahunnya. Menurut keterangan masyarakat yang sempat ditemui, kebakaran lahan ini sering terjadi karena ketidakhati-hatian oknum masyarakat yang membuang puntung rokok sembarangan ke semak belukar di lahan gambut yang kering kerontang sehingga mudah terbakar. Namun ada juga yang mengatakan memang ada yang sengaja membakar dengan tujuan membersihkan lahan.
[caption id="attachment_326774" align="aligncenter" width="540" caption="Lahan Gambut Terbakar"]
![141218556522289083](https://assets.kompasiana.com/statics/files/141218556522289083.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Ada hamparan sawah bekas terbakar seluas sejauh mata memandang. Ada juga kebun sawit milik masyarakat yang turut terbakar. Memang banyak kebun dan sawah sepanjang jalan menuju tempat kerja kompasianer.
[caption id="attachment_326772" align="aligncenter" width="300" caption="Kebun Sawit Terbakar"]
![1412185403607770214](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1412185403607770214.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_326775" align="aligncenter" width="300" caption="Sawah Terbakar"]
![1412185735144806958](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1412185735144806958.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Api juga hampir melahap bangunan Puskesmas dan Sekolah untuk tetap aman. Hutan Kota di depan perkantoran pun tak luput dari kebakaran. Permukiman penduduk juga hendak menjadi sasaran si jago merah ini. Yang paling menakutkan adalah fasilitasi SPBU juga terancam bahaya kebakaran untung api terhalang pagar beton sehingga api tidak menjalar.