Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Taman Terapung ada di Banjarmasin?

27 Mei 2015   06:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:33 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu lalu (20/5/15), Walikota Banjarmasin, Bapak H. Muhidin meresmikan pemancangan tiang pertama proyek Siring Piere Tendean dan Patung Bekantan yang nanti akan dilengkapi dengan air mancur mirip seperti Patung Merlion di Singapura.

Ditarik mundur, sebelumnya (18/5/15), Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla meresmikan dimulainya pembangunan (groudbreaking) proyek pengembangan Bandara Internasional Syamsudin Noor yang direncanakan selesai tahun 2017 dan ditargetkan mampu melayani 10 juta penumpang/tahun.

Ditarik lebih mundur lagi, Maret 2015, pemerintah pusat telah memberlakukan bebas visa bagi 30 negara baru maka total negara yang wisatawannya bisa masuk Indonesia tanpa visa sudah mencapai 45 negara. Kebijakan ini demi memenuhi target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 20 juta pada tahun 2019.

Benang merah dari peristiwa di atas adalah tentang usaha pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka mengembangkan pembangunan di sektor pariwisata. Diharapkan wisman dari 45 negara tersebut sebagian dapat berkunjung ke Kota Banjarmasin dan didukung oleh keberadaan bandar udara yangmampu menampung penumpang dengan kapasitas yang lebih. Seiring hal tersebut, Pemkot Banjarmasin terus membenahi destinasi pariwisatanya agar para wisatawan betah berlama-lama di Kota Banjarmasin.

Tentu yang harus dibenahi tidak hanya sebatas destinasi pariwisata yang sudah ada, Pemkot Banjarmasin juga harus membenahi sumber daya manusia (SDM), sistem informasi dan sarana prasarana sektor pariwisatanya sehingga dapat bersaing dengan pariwisata Bali dan Yogjakarta.

Untuk “memaksa” para wisatawan agar dapat menambah hari kunjungannya sehingga tinggal lebih lama lagi dan lebih banyak membelanjakan uangnya, tentu harus banyak yang ditawarkan oleh Kota Banjarmasin diantaranya dengan memperbanyak objek wisata yang akan dikunjungi.

Penulis setuju dengan usulan Bapak Gerilyansyah Basrindu (Bpost, Opini Publik 9/5/15) tentang ide pembanguan Museum Bekantan karena disamping dapat dijadikan media edukasi untuk pelestarian Bekantanjuga dapat dijadikan sebagai objek wisata yang baru.

Berikut objek-objek wisata baru yang perlu dipertimbangkan untuk dibangun oleh Pemkot Banjarmasin disamping objek-objek wisata yang sudah ada.

Taman Terapung

Kota Surabaya boleh punya banyak taman indah di tiap sudut kota bahkan punya Taman Bungkul yang katanya terindah se Asia. Kota Bandung boleh punya banyak taman tematik seperti Taman Lalu Lintas, Taman Film atau Taman Jomblo. Taman-taman tersebut menjadi salah satu daya tarik Kota Surabaya dan Kota Bandung untuk dikunjungi.

Kota Banjarmasin, tentu juga harus punya banyak taman serupa. Hanya saja saat ini jumlah dan luasan taman yang ada masih terbatas karena makin sempitnya ketersediaan lahan di Kota Banjarmasin. Sebagai salah satu alternatif solusinya, Kota Banjarmasin dapat membuat taman terapung di sungai.

Pembangunan taman terapung ini disamping untuk mempercantik fisik kota, menambah ruang publik dan mendukung keberadaan Banjarmasin sebagai kota berkonsep waterpront city serta yang utama adalah ia dapat dijadikan salah satu objek wisata yang baru.

Setahu penulis, proyek taman terapung baru ada di New York City, Amerika Serikat, itu pun pembangunannya baru akan dimulai pada tahun 2016, taman seluas 2,7 hektar ini rencananya akan dibangun di atas Sungai Hudson yang membentang di sepanjang sisi barat Manhattan.

Secara teknisnya pembangunan taman terapung ini dapat dibangun di atas pilar-pilar penyangga atau seperti landasan rumah lanting (rumah tradisional terapung di sungai). Tentu kita semua dapat membayangkan sungai kita yang dihiasi dengan taman-taman terapung yang indah. Sungai kita lebih berwarna-warni.

Taman terapung ini akan menjadi icon kota yang unik dan menjadi pembeda dengan taman-taman tematik yang ada di kota-kota lainnnya di Indonesia dan tentu akan menjadi daya tarik yang lebih sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan baru untuk berkunjung ke Kota Banjarmasin.

Kampung Budaya

Tempat singgah berikutnya adalah kampung budaya yang dibangun sebagai representasi dari budaya yang dimiliki oleh Urang Banjar. Nilai-nilai budaya yang masih ada dihadirkan di Kampung Budaya ini seperti bentuk arsitektur bangunan, tradisi, bahasa dan sastra, pakaian adat, seni tari, musik daerah, permainan tradisional, kuliner dan semua hal yang mencirikan budaya dan identitas Urang Banjar.

Pembangunan kampung budaya ini juga dilengkapi dengan panggung sebagai sarana pentas kesenian (pentas tari, musik dan permainan tradisional), ada kursus singkat bahasa Banjar bagi pengunjung hari itu, ruang shopping art dan ruang pamer sehingga wisatawan yang berkunjung mendapatkan informasi yang cukup bahkan dapat berinteraksi dengan penduduk setempat dan lebih mengenal banyak hal tentang budaya Urang Banjar.

Jadi Kampung Budaya ini disamping untuk dimanfaatkan untuk tujuan wisata, juga dapat dijadikan sebagai pusat pengembangan budaya Urang Banjar. Tak kenal maka tak sayang, maka budaya Urang Banjar harus dikenalkan kepada generasi sejak dini dan diperkenalkan kepada dunia bahwa kita punya budaya yang menarik dan patut untuk diketahui, dipelajari dan dikunjungi.

Jazz On River

Event pertunjukan musik dapat dijadikan agenda tour wisata, seperti paket wisata Jazz Gunung yang merupakan pagelaran musik genre jazz bertaraf internasional yang di gelar setiap tahun di daerah Pegunungan Bromo, Jawa Timur.

Kita dapat mengadopsi konsep wisata menikmati konser musik dan alam tersebut dengan membuat event musik tahunan serupa yakni dengan membuat konser musik jazz di atas sungai yang tentu juga menghadirkan sensasi yang berbeda yakni mendengarkan alunan musik jazz sekaligus menikmati semilir angin dan gemercik aliran sungai.

Kenapa harus musik jazz, karena pertunjukan musik jazz di tanah air sudah diakui dunia dan setiap tahun musisi jazz dunia kerap datang ke Indonesia (Java Jazz & Jak Jazz). Jadi ada tempat kita untuk dapat belajar langsung bagaimana cara mengadakan pertunjukan musik jazz berskala internasional. Ajang ini juga dapat dimanfaatkan oleh musisi jazz daerah untuk unjuk gigi dan menambah jam terbang apalagi dapat berkalobarasi dengan musisi jazz dunia.

Secara teknis panggung pertunjukannya dapat didesain di atas kapal tongkang, sedangkan untuk tempat penonton dapat dibuatkan bangunan tribun yang menghadap sungai. Tribun ini nantinya juga berguna untuk tempat duduk menonton pawai festival budaya tanglong dan perahu hias yang juga rutin diadakan setiap tahunnya.

Tiket Jazz On River dijual jadi satu paket dengan hotel dan city tour jadi malamnya menikmati musik jazz paginya menikmati wisata sungai. Pagelaran jazz on river dapat diselingi dengan pentas seni budaya tradisionakl dan fashion show. Diharapkan pegelaran musik ini dapat meningkatan pesona Kota Banjarmasin di mata dunia khususnya pecinta musik jazz.

Museum Ikan Lokal

Ditahun 1990-an, waktu kecil penulis masih ingat ketika memancing di Sungai Martapura, saat itu banyak ikan kelabau dan ikan pipih namun sekarang sulit untuk menemukan ikan lokal tersebut malah yang ditemukan ikan sapu-sapu yang notabenenya dari Sungai Amazon Brazil. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan ikan lokal terancam karena habitat tempat mereka hidup telah rusak.

Dari keprihatinan akan punahnya ikan lokal tersebut, penulis berharap ada di bangun Museum Ikan Lokal disamping untuk tujuan pariwisata, juga sebagai wadah konservasi dan pendidikan tentang ikan lokal. Beberapa tahun kedepan anak cucu kita akan tetap dapat melihat dan mengetahui secara langsung ikan-ikan tersebut. Tidak hanya sekedar mengetahuinya dari buku atau dari cerita orang tua.

Apabila ikan baung, gabus, kelabau, lais, papuyu, patin, pipih, puyau, seluang dan ikan lokal lainnya ditempatkan dalam ruang museum yang ditata sedemikian rupa ditambah dengan arsitektur dan landskap museum yang menarikmaka tentunya akan diminati oleh wisatawan. Lebih menarik lagi apabila museum dilengkapi dengan terapi ikan (pedicure fish) dimana terapi ini memanfaatkan gigitan-gigitan ikan kecil dengan merendamkan kaki ke kolam.

Bagi yang pernah ke Kota Kuching Malayasia, tentu pernah ke museum ikan di sana yang mana display ikan-ikannya sama persis dengan jenis ikan yang kita miliki dan banyak dikunjungi wisman. Ternyata konten lokal sangat menarik bagi wisman karena semua itu tidak ditemui di tempat asal mereka.

Faktor-Faktor Keberhasilan

Untuk merealisasikan gagasan tersebut di atas memang bukan hal yang mudah namun bukan hal yang tidak mungkin. Jadi kita semua harus banyak kerja keras dan banyak faktor penentu keberhasilan dalam upaya memajukan sektor pariwisata Banjarmasin. Faktor-faktor keberhasilan tersebut diantaranya adalah:

Pertama: Legalitas; Program/kegiatan pembangunan sarana prasarana pariwisata di atas harus dimasukan ke dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sehingga mempunyai landasan hukum yang kuat sehingga dari segi pendanaan dapat dianggarkan dan realisasi pembangunannya dapat dilaksanakan.

Tentu RPJMD ini diterjemahkan dari visi, misi dan program dari Walikota Banjarmasin terpilih nanti melalui pilkada yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Ditinjau juga kesesuaiannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarmasin dan peraturan-peraturan yang berlaku.

Kedua: Strong Leadership; Kita kerap mengetahui seorang pelatih sepakbola yang baru ditunjuk ada yang mampu mengangkat prestasi klubnya dibandingkan dengan pelatih yang lama padahal sama-sama mengandalkan pemain-pemain yang hampir sama. Begitu juga nasib dari sebuah kota dapat menjadi lebih baik kerap ditentukan oleh pemimpin kota dan kepemimpinannya.

Kuncinya adalah kepemimpinan yang kuat dan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola sumber daya yang dimiliki baik itu dana, sumber daya manusia (SDM) dan perangkat penunjang lainnya. Dalam pembangunan sektor pariwisata Banjarmasin tentu diperlukan seorang pemimpin yang punya komitmen kuat, punya program yang jelas dan target yang terukur.

Pemerintah Kota Banjarmasin dibawah kepemimpinan Bapak Walikota H. Muhidin mempunyai komitmen tersebut seperti membangun menara pandang yang sekarang jadi landmark baru Kota Banjarmasin, menghadirkan pasar terapung ke tengah Kota Banjarmasin, pembangunan siring Piere Tendean serta patung bekantan. Inovasi-inovasi Bapak H.Muhidin yang terkenal murah senyum ini patut diacungi jempol.

Dam kita semua mengharapkan walikota yang akan datang juga mempunyai komitmen kuat untuk meneruskan pembangunan sektor pariwisata Banjarmasin yang telah dirintis oleh pendahulunya.

Tentu itu semua dapat kita lihat pada paparan visi misi dan program yang akan ditawarkannya. Bagaimana strategi pendanaannya dan SDM seperti apa yang harus disiapkan serta sarana prasarana seperti apa yang harus dibangun dan dioptimalkan.

Ketiga: How to get there, Sering promosi yang dilakukan hanya menginformasikan tentang objek wisata bahkan lengkap dengan titik koordinatnya, namun yang sering terlupa adalah tidak disertakannya informasi tentang bagaimana cara orang agar dapat sampai ke tempat objek wisata tersebut serta berapa perkiraan waktu tempuhnya.

Informasi ini penting bagi calon wisatawan dalam merencanakan perjalanannya Dari bandara untuk sampai ke tempat wisata, mereka harus naik transportasi apa, naik ojek, angkot, bis atau naik mobil taxi. Harus dilengkapi juga dengan informasi berapa besaran tarifnya.

Hotel atau penginapan terdekat dengan tempat wisata dari tarif terjangkau sampai yang mahal juga harus diinformasikan. Jangan lupa juga informasi tentang tempat makan favorit dan toko yang menjual souvenir khas Banjarmasin.

Pokoknya informasi yang diberikan benar-benar mengenali dan memenuhi kebutuhan para calon wisatawan sehingga mereka dapat melakukan persiapan dan perhitungan berapa budget yang harus disediakan ketika akan mau berkunjung ke Kota Banjarmasin baik itu klas backpacker maupun klas koper.

Promosi yang paling efektif tentu melalui media online, kemudian menyusul media tv, media cetak (koran & majalah), film, pameran & festival serta duta pariwisata dan jangan lupa untuk mencantumkan how to get there, how long & how much tadi.

Keempat: We love Banjarmasin, Sebagai warga Kota Banjarmasin, syarat utama dalam mendukung pembangunan pariwisata adalah dengan cara mencintai kota yang berjuluk seribu sungai ini. Dengan mencintai berarti ada usaha untuk lebih mengenal kota dimana kita tinggal. Dengan mencintai ada usaha untuk memelihara sarana prasarana kota, menjaga keamanan dan kebersihan kota, tertib berlalu lintas, turut menghijaukan dan memperindah kota penuh keikhlasan demi kemajuan kota sendiri.

Apabila kota kita aman, nyaman, hijau, indah dan bersih kinclong kayak Syahrini ditambah dengan keramahan warganya tentu akan membuat para wisatawan betah berlama-lama di kota kita. Efek dominonya tentu berita baik tentang kota kita akan tersebar ke seluruh dunia dan dengan sendirinya semakin banyak orang akan berkunjung ke kota kita.

Namun ada satu hal yang menggelitik, tidak semua diantara kita mengenal pariwisata di kota kita sendiri. Mungkin diantara kita cuma sekedar tahu Pasar Terapung dan tidak pernah sama sekali ke sana. Jadi waktu ditanya teman atau handai taulan dari kota/negara lain kita agak sedikit kebingungan menjelaskannya.

Sudah saatnya kita harus lebih mengenal lahir dan batin kota di mana tempat kita lahir dan dibesarkan. I Love Banjarmasin, You Love Banjarmasin and We Love Banjarmasin. Hanya dengan cinta dan kebersamaanlah kita akan mampu membangun kota kita ini.

Penutup

Keberhasilan dan kemajuan pembangunan pariwisata Kota Banjarmasin tentu akan lebih memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakat yang berkecimpung secara langsung maupun tidak langsung di sektor pariwisata seperti pegawai hotel, guide, pekerja seni, tukang ojek, tukang klotok, tukang parkir, tukang photo, penjual buah, penjual makanan dll. Disamping itu juga dapat menumbuhkan ekonomi dunia usaha seperti perhotelan/penginapan, kuliner, souvenir, travel, transportasi dll serta dapat meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) dan tingkat pelayanan pemerintah. Mari kita semua sama-sama membangun Kota Banjarmasin. Salam We Love Banjarmasin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun