Aku bukan sosok mentari yang kau rindukan Bukan pula sosok bintang yang kau dambakan
Aku hanya kunang yang berterbangan saat malam datang. Menyapa gelap. Membisik senyap. Menyentuh angin dalam keheningan. Membelai mereka dalam kebisuan
Cahayaku tak seterang engkau yang gemerlap diangkasa. Yang didambakan penduduk semesta. Yang dielukan. Yang diagungkan. Yang didambakan
Redupku tak mampu menyaingimu
Bahkan redupku tak akan terlihat olehmu
Bersama kegelapan aku mendambakan sepercik pengakuan. Atas setitik cahaya titipan. Dengan sedikit pengharapan. Agar gelap itu menemaniku dalam kesunyian. Bencengkrama dalam lantunan titah. Berjalan menguatkan langkah. Beriringan diiringi sayup suara lintah
Namun, Aku yang kau lupakan. Hanya diam dan sendiri seperti jutaan tahun lalu ketika aku usai diciptakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H