Mohon tunggu...
Imroah
Imroah Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup dalam ketenangan

Seneng Ghibahahahaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kunang yang Terlupakan

23 Maret 2021   23:38 Diperbarui: 23 Maret 2021   23:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bukan sosok mentari yang kau rindukan Bukan pula sosok bintang yang kau dambakan

Aku hanya kunang yang berterbangan saat malam datang. Menyapa gelap. Membisik senyap. Menyentuh angin dalam keheningan. Membelai mereka dalam kebisuan

Cahayaku tak seterang engkau yang gemerlap diangkasa. Yang didambakan penduduk semesta. Yang dielukan. Yang diagungkan. Yang didambakan

Redupku tak mampu menyaingimu

Bahkan redupku tak akan terlihat olehmu

Bersama kegelapan aku mendambakan sepercik pengakuan. Atas setitik cahaya titipan. Dengan sedikit pengharapan. Agar gelap itu menemaniku dalam kesunyian. Bencengkrama dalam lantunan titah. Berjalan menguatkan langkah. Beriringan diiringi sayup suara lintah

Namun, Aku yang kau lupakan. Hanya diam dan sendiri seperti jutaan tahun lalu ketika aku usai diciptakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun