Mohon tunggu...
Remon Tarigan
Remon Tarigan Mohon Tunggu... -

Kuli pulang pagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bapak Menteri yang Baik

24 Maret 2015   09:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:09 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak itu adalah orang nomor satu di Kementerian Perjengkolan, namanya Pa Jering. Beliau adalah putra asli desa kami. Kampung kami bernama Boshi, sebuah desa di pedalaman Bantowen. Sejak menjabat sebagai menteri cukup banyak sumbangsih beliau bagi kemajuan kampung kami.

Rumah ibadah kami yang dulu cuma berkapasitas 50 orang kini sudah berkapasitas 300 orang. Hal itu mengingat jumlah total umat di kampung kami sekitar 60 orang. Jalan di kampung kami yang berstatus jalan desa dulunya tidak lebih baik dari jalan keladang kini licin seperti landasan pesawat. Katanya digarap langsung dari Kementerian Jalan Raya dari ibu kota. Kampung kami yang dulu belum dialiri listrik, kini jaringan internet sudah 3G. Balai desa tempat kami dulunya ngumpul berbagi tempat dengan ternak kini sudah kinclong dan ber AC. Dikampung kami dengan ketinggian  1.000 mdpl, AC sangatlah perlu.

Sektor pendidikan juga tak luput dari perhatian bapak menteri itu.  Sekolah dasar dikampung kami kini sudah dua, karena sekolah yang lama sering dalam sekelas isinya cuma lima. Papan tulis disetiap kelas kini sudah whiteboard semua. Dan juga kini puskesmas dikampung kami sudah berfungsi baik minimal ketika dia datang. Pokoknya bapak menteri itu baik sekali.

Semua pembangunan di desa kami adalah bantuan bapak menteri itu. Berasal dari dana pribadinya. Kami yakin beliau adalah orang kaya yang dermawan dan kami tidak peduli beliau dapat dana dari mana yang penting desa kami maju.

Setiap kali beliau pulang kampung banyak orang yang beserta beliau. Terutama adalah pegawai Kementerian Perjengkolan yang ditugaskan di daerah kami. Mobil dinas mereka sering berlalu-lalang di kampung kami walau sekedar mengantar anak dari teman keponakannya adik pak menteri. Pegawai Kementerian Perjengkolan biasanya sudah sibuk beberapa hari sebelum pak menteri pulang kampung. Sering kami dengar bapak pegawai itu menelepon sesorang di kantornya ‘udah…. Belanjakan dari operasional kantor saja, jemput sepupu dari istri pamannya pak menteri kebandara’ dan segala macam perintah lain.  Dari situ kami paham kalau dia adalah pimpinan Perwakilan Kementerian Perjengkolan di daerah kami.

Selain pegawai Kementerian Perjengkolan, bapak menteri itu juga sering ditemani oleh pengusaha perjengkolan. Usaha jengkolnya tak jauh dari desa kami, sering didemo warga desa tetangga kami bersama LSM dari kota. Pengusaha jengkol itu tak kalah sibuk dengan pegawai kementerian Perjengkolan. Setiap pak menteri hendak menyumbangkan sesuatu, biasanya pengusaha jengkolan dan bapak pegawai Kementerian Perjengkolan sudah ‘berbagi tugas’.

Bapak menteri itu memanglah pejabat, banyak yang hormat. Kami bangga punya bapak menteri itu. Semoga menteri-menteri yang lain juga memperhatikan kampungnya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun